Survei PDB: Elektabilitas Jokowi mentok di angka 36 persen
Merdeka.com - Elektabilitas bakal calon presiden PDIP, Joko Widodo stagnan di angka 36 persen. Dalam survei yang dilakukan Pusat Data Bersatu (PDB) pada rentang 24 April hingga 2 Mei 2014, elektabilitas Jokowi 36,7 persen.
Peneliti PDB Agus Herta S mengatakan, stagnannya tingkat elektabilitas Jokowi disebabkan oleh gaya blusukan yang selalu dipublikasikan. Menurutnya, gaya tersebut sudah harus ditinggalkan.
"Jokowi yang berbaur dengan blusukannya. Saya kira itu mulai harus ditinggalkan. Saya kira harus melihat ide-ide yang lain yang harus menarik simpati rakyat yang lain," kata Agus Herta S usai memaparkan hasil survei serial capres cawapres pasca-pemilu legislatif, di Jakarta, Rabu (14/5).
-
Dimana Jokowi blusukan? Saat melakukan kunjungan ke daerah, Presiden Jokowi selalu menyempatkan diri untuk blusukan ke pasar tradisonal
-
Kenapa Jokowi blusukan ke pasar? Saat blusukan ke pasar, Jokowi juga turut cek harga kebutuhan pokok
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
Menurutnya, jumlah masyarakat yang suka dengan kepemimpinan Jokowi dengan gaya blusukannya mentok di angka 30 persen. Sementara ada 70 persen suara yang bisa diperebutkan calon presiden lain.
"Ada 70 persen masyarakat yang suka dengan sosok yang lain, apakah ketegasannya, kewibawaannya, dan itu harus dibuktikan tim Jokowi dan rekannya."
Dari tujuh kali survei yang dilakukan PDB, tingkat elektabilitas Jokowi mengalami naik turun, dan stagnan di angka tertinggi, yakni 36 persen. Pada survei yang dilakukan pada September 2013, elektabilitas Jokowi berada di angka 36 persen, Oktober 37,6 persen, November 33 persen, Januari 2014 menurun ke angka 28 persen, Februari kembali naik 31,8 persen, Maret 29,8 persen, dan April - Mei 2014 menjadi 36,7 persen.
Survei dilakukan kepada 1.200 orang di 33 provinsi dengan rentang waktu 24 April hingga 2 Mei 2014. Dengan margin of error kurang lebih 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud dinilai karena blunder gaya kampanye yang menyerang Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaKejutan hasil survei Litbang Kompas membuat Pilpres 2024 semakin seru, sehari jelang debat perdana pada 12 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaCak Imin pun optimistis Ridwan Kamil dan Ahmad Luthfi akan menang, usai Jokowi menyatakan dukungan dan turun kampanye.
Baca SelengkapnyaMenurut LSI, belakangan ini Prabowo sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca Selengkapnya"Kalau tingkat kepuasan Jokowi naik maka kabar baik bagi Prabowo, kurang baik bagi Anies," kata kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaLSI memperlihatkan, tren elektabilitas Prabowo Subianto terus mengalami peningkatan sejak Januari hingga Juli 2023.
Baca SelengkapnyaSampel sebanyak 1.217 responden dipilih melalui kombinasi random digital dialling (RDD) (265 responden) dan double sampling (952 responden).
Baca Selengkapnya