Survei Polcomm: Muncul aspirasi Prabowo tak maju jadi capres di 2019
Merdeka.com - Political Communication Institute (Polcomm Institute) menyebut 20 persen dari 1.200 responden di 34 provinsi menilai Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak perlu maju lagi sebagai calon presiden di 2019. Sementara, 14,58 persen responden berpandangan Prabowo harus maju kembali menjadi calon presiden.
"Sebesar 20 persen menyatakan tidak perlu maju kembali," kata Direktur PolcoMM Institute di Hotel Alia, Cikini, Jakarta, Minggu (25/3).
Sebagai gantinya, menurut Heri, sebanyak 21,43 persen responden ingin Prabowo mengusung calon presiden dari kalangan profesional.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilpres 2019? Prabowo diusung oleh Koalisi Indonesia Adil Makmur dan Jokowi didukung Koalisi Indonesia Kerja.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Siapa Cawapres Prabowo di Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
-
Siapa saja yang mendukung Prabowo? Prabowo mengungkapkan, dirinya dan Gibran didukung sederet tokoh nasional. Mulai dari mantan Kapolri hingga Habib Luthfi.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilpres 2024? Pengamat Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Moch Mubarok Muharam menyebut Prabowo Subianto sudah mendapatkan dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk maju pada Pilpres 2024.
-
Siapa yang dukung Prabowo? Konferda Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pro Jokowi (Projo) Sumatera Barat (Sumbar) memutuskan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
"Sisanya capres pengganti Prabowo ini berasal dari kalangan militer sebesar 19,54 persen, dari partai politik sebesar 14,29 persen dan tokoh agama sebesar 6,55 persen," ujarnya.
Merespons temuan tersebut, Anggota Majelis Kehormatan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Habiburokhman mengaku meragukan dalam survei dari Polcomm Institute.
Habiburokhman menganggap kejanggalan hasil survei itu terlihat dari tingginya elektabilitas Gerindra jika Pemilu Serentak dihelat hari ini. Gerindra menempati posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 17,75 persen di bawah PDIP.
"Makanya tadi enggak masuk akal. Secara partai jadi nomor dua, tapi ada yang pingin Pak Prabowo tidak maju lagi. Gerindra ini image-nya Pak Prabowo. Kalau Gerindra naik, ya kan karena kerja Pak Prabowo," tegas dia.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling, dengan melibatkan 1,200 responden di 34 provinsi. Survei dilakukan dengan wawancara langsung secara tatap muka pada 18 Maret hingga 21 Maret 2018.
Adapun, tingkat kepercayaan dalam survei ini sebesar 95 persen. Kemudian, tingkat kesalahan atau margin of error sebesar 2,83 persen. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun, sebanyak 24,9 persen responden belum menentukan pilihannya
Baca SelengkapnyaMuhaimin enggan menanggapi hasil survei yang mengunggulkan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaHasil Survei jika Pilpres Digelar Hari Ini: Prabowo Menang 35,1%, Anies 18,2% dan Ganjar 18%
Baca SelengkapnyaPerolehan elektabilitas lewat simulasi terbuka Prabowo peroleh angka 31,5 persen
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator: 68,6 Persen Publik Tak Setuju Pilpres 2024 Diulang Tanpa Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo lebih unggul di sejumlah lembaga survei
Baca SelengkapnyaSedangkan, Prabowo masih memuncaki klasemen survei Capres 2024
Baca SelengkapnyaBasis lemah Anies Baswedan 22,8 persen, Ganjar Pranowo 21,5 persen dan Prabowo Subianto 24,2 persen.
Baca SelengkapnyaHasil survei LSI Denny JA menunjukkan elektabilitas Prabowo lebih unggul dari Ganjar.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengalami peningkatan cukup signifikan, namun tidak jauh dari Ganjar.
Baca SelengkapnyaDari publik yang setuju pindah ibu kota, sebesar 39,3 persen mengaku memilih Prabowo sebagai calon presiden.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengalahkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Baca Selengkapnya