Survei PoliticaWave: Jokowi Unggul Sentimen Positif Netizen di Debat Keempat
Merdeka.com - Lembaga survei PoliticaWave mengamati aktivitas sosial media terkait debat keempat Pilpres 2019 yang dilaksanakan pada Sabtu 30 Maret 2019 malam. Hasilnya, dalam setiap segmen capres Joko Widodo atau Jokowi unggul isu positif dibanding Prabowo Subianto.
Head of Analytics PoliticaWave, Nadia Shabilla menyampaikan, debat dengan tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional, itu diramaikan berbagai macam tagar dan respon di dunia maya.
"Percakapan terkait Jokowi di media sosial didominasi oleh sentimen positif sebesar 74 persen dan sentimen negatif sebesar 26 persen. Sementara Prabowo meraih jumlah percakapan sentimen positif sebesar 52 persen dan sentimen negatif sebesar 48 persen," katanya dalam keterangannya, Jakarta, Minggu (31/3).
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi? 'Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan,' kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029. 'Baik tugas-tugas saat ini, beliau sebagai Menhan maupun tugas-tugas kepresidenan Pak Prabowo nanti,' jelas dia.
-
Apa klaim Prabowo tentang dirinya dan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan. Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Apa yang membuat Prabowo unggul? Survei yang selesai mereka lakukan pada 6 Februari atau delapan hari jelang pemungutan suara itu menemukan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 53,5 persen. Pasangan tersebut unggul telak dibanding dua kompetitornya, Anies-Muhaimin yang elektabilitasnya 21,7 persen dan Ganjar-Mahfud dengan tingkat keterpilihan 19,2 persen.
-
Apa tema debat cawapres? Adapun tema debat kedua yang akan disampaikan cawapres meliputi ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital), keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur dan perkotaan.
Pada segmen pertama, Jokowi mendapat sentimen positif sebesar 82,20 persen. Sementara Prabowo mendapat sentimen positif sebesar 65,30 persen.
"Sentimen negatif Jokowi tidak menyebut cawapres Ma'ruf Amin dan gaya penyampaian lamban. Prabowo gaya penyampaiannya terlalu emosi dan ada sindiran terkait pendukungnya yang mau mengganti ideologi Pancasila," jelasnya.
Segmen kedua, Jokowi dinilai positif lantaran memilih pendekatan yang mengikuti zaman dan menekankan manfaat dari program Dilan. Sementara Prabowo menyatakan dirinya tidak mungkin mengubah Pancasila dan mengutamakan kekayaan negara dibanding kemajuan teknologi.
"Sentimen positif Jokowi 76,78 persen dan negatif 23,22 persen. Prabowo sentimen positif 58,83 persen dan negatif 41,17 persen," ujarnya.
Segmen ketiga, sentimen positif Jokowi sebesar 80,65 persen dan negatif 19,35 persen. Sementara sentimen positif Prabowo 57,64 persen dan negatif 42,36 persen.
"Pernyataan anggaran pertahanan Jokowi dinilai netizen kurang valid sementara Prabowo dianggap terlalu banyak menyinggung kebocoran anggaran dan disebut tidak percaya TNI," bebernya.
Segmen keempat, Jokowi dinilai positif saat menekankan skala prioritas dalam pertahanan dan kecepatan pelayanan dengan sentimen positif 77,11 persen. Sementara Prabowo lebih banyak menerima sentimen negatif di segmen ini dengan 57,27 persen.
"Prabowo dinilai terlalu fokus membahas topik perang," ujar Nadia.
Di segmen kelima, Jokowi dan Prabowo sama-sama menerima banyak sentimen negatif netizen. Jokowi disebut diplomasinya hanya berorientasi ke bisnis, sementara Prabowo disebut terlalu khawatir dengan invasi asing dan pembahasannya terkait saham Freeport tidak berbasis fakta.
"Sentimen negatif Jokowi 52,60 persen dan Prabowo 61,26 persen," terangnya.
Masuk segmen keenam, Jokowi besar di segmen positif dengan 52,84 persen dan Prabowo timpang di segmen negatif dengan 61,26 persen.
"Prabowo dinilai terlalu offensive dan emosional namun penampilannya all out. Sementara Jokowi memberikan pernyataan penutup yang menyejukkan namun terkesan seperti pernyataan perpisahan," tutup Nadia.
Reporter: Nanda Perdana Putra
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Kalau tingkat kepuasan Jokowi naik maka kabar baik bagi Prabowo, kurang baik bagi Anies," kata kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta
Baca SelengkapnyaSurvei LSI Denny JA yang mengusung tema "Di Ambang Pilpres Satu Putaran Saja" ini dilakukan pada periode 16-26 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaHasil survei Poltracking Indonesia mengungkap 17,6 persen publik tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSebaliknya, penurunan dialami pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Padahal, Ganjar pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaSampel sebanyak 1.217 responden dipilih melalui kombinasi random digital dialling (RDD) (265 responden) dan double sampling (952 responden).
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia mencatat pengaruh figur Jokowi dan Megawati dalam mempengaruhi pillihan publik ke PDIP
Baca SelengkapnyaKemenangan Prabowo-Gibran diyakini karena efek Jokowi
Baca SelengkapnyaHanya 61,0 persen responden akan mempertimbangkan sosok didukung Jokowi.
Baca SelengkapnyaData itu berdasarkan hasil debat ketiga calon presiden digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1) malam.
Baca SelengkapnyaPrabowo lebih unggul ketimbang dan Ganjar dengan selisih 10,4 persen.
Baca SelengkapnyaLSI memperlihatkan, tren elektabilitas Prabowo Subianto terus mengalami peningkatan sejak Januari hingga Juli 2023.
Baca SelengkapnyaResponden yang puas terhadap kinerja Presiden Jokowi mengalami peralihan dukungan ke Prabowo-Gibran
Baca Selengkapnya