Survei Polmatrix Indonesia: Elektabilitas Prabowo Dibayangi Ganjar dan Ridwan Kamil
Merdeka.com - Survei yang dilakukan oleh Polmatrix Indonesia menunjukkan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ditempel ketat oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Prabowo Subianto menguat sebagai calon presiden 2024, ditempel ketat oleh Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil, menjadikan posisi tiga besar makin mantap dikuasai oleh ketiga figur tersebut," kata Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto di Jakarta, Selasa (29/12).
Dalam tiga bulan terakhir, elektabilitas Prabowo Subianto menguat, setelah sebelumnya sempat turun dari survei pada bulan Mei 2020.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Suara apa yang diraih Prabowo-Gibran di Sulawesi Utara? Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengesahkan suara pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul di wilayah Sulawesi Utara. Prabowo-Gibran meraup 1.229.069 suara. Hal ini berdasarkan hasil rapat rekapitulasi wilayah Sulawesi Utara yang digelar di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
-
Prabowo-Gibran unggul di berapa provinsi? Berdasarkan hasil di tujuh provinsi itu, pasangan Prabowo-Gibran unggul dan menempati urutan pertama.
-
Mengapa Prabowo-Gibran unggul? Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan menjelaskan, meroketnya elektabilitas Prabowo-Gibran lantaran pergerakan akar rumput pasangan nomor urut 2 itu sangat masif.
Elektabilitas Prabowo mencapai 19,8 persen atau naik dari sebelumnya 18,5 persen (September) dan 18,9 persen (Mei). Disusul Ganjar sebesar 17,1 persen, melesat dari 13,9 persen (September) dan 13,7 persen (Mei).
Sedangkan Kang Emil 15,5 persen, naik terus dari 11,1 persen (September) dan 7,9 persen (Mei). Sementara itu, posisi Anies Baswedan dan Sandiaga Uno terus melorot. Elektabilitas Anies tersisa 7,0 persen, turun terus dari 10,6 persen (September) dan 12,8 persen (Mei).
Sedangkan Sandiaga Uno 6,3 persen, turun dari 8,4 persen (September) dan 8,6 persen (Mei).
Menurut Dendik, rivalitas masih berlangsung di antara para tokoh berlatar belakang kepala daerah.
"Kang Emil yang memilih bersikap berseberangan dengan pemerintah pusat lebih mampu meraih dukungan publik dibandingkan Anies yang terkesan tidak menunjukkan prestasi apa-apa," jelasnya seperti dilansir dari Antara.
Hal berbeda ditunjukkan oleh Ganjar yang cenderung pro-pusat dan tetap berhasil memperbesar dukungan elektoral.
Kepala daerah lainnya adalah Khofifah Indar Parawansa, elektabilitasnya 5,5 persen, naik sedikit dari 5,2 persen (September) dan 5,6 persen (Mei). Sedangkan Tri Rismaharini yang baru saja dilantik sebagai Menteri Sosial elektabilitasnya naik menjadi 3,3 persen, dari 1,6 persen (September) dan 3,0 persen (Mei).
"Berbeda dengan Risma yang menguat, Sandi justru anjlok setelah diangkat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam reshuffle kabinet terbaru," lanjut Dendik.
Mantan cawapres Prabowo itu kini sama-sama menjadi pembantu Jokowi-Ma’ruf. Di media sosial bahkan netizen menyatakan kekecewaan bergabungnya Sandi ke dalam pemerintahan.
Pada jajaran papan tengah elektabilitas capres ada nama-nama seperti Erick Thohir (2,2 persen) dan Agus Harimurti Yudhoyono (2,1 persen).
"Pada posisi tersebut diam-diam Giring Ganesha memimpin dengan elektabilitas mencapai 2,5 persen, naik dari sebelumnya 1,7 persen (September)," tuturnya.
Seperti diketahui, Giring yang merupakan Plt Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) aktif berkeliling Tanah Air. Pada setiap kesempatan Giring kerap menyatakan kesiapan dirinya maju sebagai capres 2024.
Selain itu ada nama-nama seperti Puan Maharani (1,4 persen), Mahfud MD (1,1 persen), dan Rizieq Shihab (1,0 persen).
"Rizieq yang sepulang dari pengasingannya di Arab Saudi digadang-gadang sebagai capres potensial nyatanya hanya menuai dukungan yang tidak signifikan," ujar Dendik.
Nama-nama lain masih di bawah 1 persen, dan tidak tahu/tidak jawab 11,4 persen. Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 20-25 Desember 2020 kepada 2.000 orang responden mewakili 34 provinsi.
Survei dilakukan melalui telepon terhadap responden survei sejak 2019 yang dipilih acak. Margin of error survei sebesar ±2,2 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
Sebelumnya, hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan Ketua Umum Gerindra dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto masih memiliki elektabilitas tinggi dalam sebagai capres 2024. Prabowo dengan elektabilitas 14,9 persen, hanya kalah dengan politikus PDIP dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 15,7 persen.
Direktur SMRC Sirojuddin Abbas memprediksi, peluang Prabowo di 2024 akan lebih berat. Prabowo dengan modal awal pada dua Pilpres sebelumnya, kalah elektabilitas dari Ganjar.
"Peluang Prabowo 2024 mungkin lebih berat dibanding 2014 maupun 2019," kata Abbas dalam rilis survei secara daring, Selasa (29/12).
Bahkan, data yang diperoleh SMRC, Prabowo tidak mampu menarik mayoritas pemilih partainya Gerindra. Hanya 50 persen pemilih Gerindra memberikan suara kepada Prabowo.
Sementara, Ganjar menarik pemilih dari partai selain PDIP seperti PKB (27%), NasDem (20%), dan PPP (21%). Anies paling banyak mendapat suara massa PKS (37%) dan PAN (13%), Sandiaga paling banyak didukung massa pemilih NasDem (25%) dan Ridwan Kamil banyak didukung pemilih Golkar (21%).
Jika dibandingkan dengan data pemilih pada Pilpres 2019, Prabowo ditinggal para pemilihnya. Dukungan basis pemilih massa Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019 tersebar kepada Ganjar (24%), tetapi masih banyak yang belum memberikan dukungan kepada calon manapun (34%).
Sementara, pemilih Prabowo-Sandi tidak menjadi mayoritas menyumbang elektabilitas kepada Prabowo setelah Pilpres. Pemilih Prabowo-Sandi paling banyak tetap kepada Prabowo tetapi di angka 39 persen. Selanjutnya, mereka memberikan suara kepada Anies (18%) dan Sandiaga (11%).
"Mayoritas pemilih Prabowo 2019 tidak lagi memilih Prabowo pada Desember 2020 ini," kata Abbas.
Survei SMRC ini dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden pada 23-26 Desember 2020. Sebanyak 1.202 responden dipilih dari koleksi sampel acak survei tatap muka yang telah dilakukan SMRC dengan jumlah proporsional menurut provinsi. Survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mencapai 56,2 persen di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo tertinggi dibandingkan Anies dan Ganjar.
Baca SelengkapnyaPada survei terbaru bulan November 2024, elektabilitas Prabowo terus mekesat naik ke 41,7 persen atau ada kenaikan sebesar 2,8 persen dari September 2023.
Baca SelengkapnyaSaiful menambahkan, dalam surveinya SMRC juga menanyakan kepada responden tentang seberapa kemungkinan mengubah pilihan tersebut.
Baca SelengkapnyaSurvei dilaksanakan pada 25–31 Januari 2024 di 11 daerah di Jawa Timur
Baca SelengkapnyaKendati Prabowo unggul secara angka, bakal calon presiden (bacapres) yang unggul di Jawa Timur belum bisa dipastikan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dengan elektabilitas 53,4 persen.
Baca SelengkapnyaHanta Yuda menilai, jika tren ini konsisten maka suara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud bisa berimbang di Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo mengungguli Ganjar di Jabar, Jatim, dan Banten.
Baca Selengkapnya"Pak Prabowo sekarang yang lebih atas dari Pak Ganjar," kata Hendro Prasetyo.
Baca SelengkapnyaPeningkatan ini ternyata didorong oleh dukungan dari pemilih pemula yang sebelumnya cenderung meninggalkan Ganjar.
Baca SelengkapnyaTingkat elektabilitas Ganjar di Jawa Timur malah makin kokoh pascadeklarasi Anies-Cak Imin.
Baca Selengkapnya