Survei: Popularitas Dahlan Iskan hanya sepertiga Jokowi
Merdeka.com - 11 Peserta Konvensi Capres Partai Demokrat diminta membuat gebrakan dan berusaha keras untuk meningkatkan aktivitas yang menarik dan punya news value sehingga bisa menjadi media darling baru. Hal itu harus dilakukan agar bisa bersaing dengan popularitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Kesimpulan itu disampaikan Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang berdasarkan hasil survei yang dilakukan lembaganya. Hasil temuan Indonesia Indicator (I2), popularitas Jokowi jauh mengungguli 11 peserta. Temuan yang menarik antara lain popularitas Dahlan Iskan hanya sepertiga Jokowi , sementara ekspose Jokowi 8 kali dari Pramono Edhie.
I2 adalah lembaga riset independen berbasis piranti lunak Artificial Intelligence (AI) untuk menganalisis fenomena politik, ekonomi, sosial di Indonesia melalui pemberitaan (monitoring media). Metode pengumpulan dilakukan oleh perangkat lunak crawler (robot) secara otomatis dengan analisis berbasis AI, semantik, dan text mining.
-
Kenapa Jokowi tidak diundang ke Rakernas PDIP? Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak diundang dalam rapat kerja nasional (rakernas) ke-5 PDIP pada pekan ini. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut, partainya tidak ada refleksi khusus dalam rakernas karena ketidakhadiran Jokowi.'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
-
Siapa yang tidak disalami oleh Jokowi? Dalam video yang merekam momen tersebut, terlihat Try Sutrisno telah bersiap menyambut Presiden Jokowi yang menyalami tamu undangan satu pe rsatu. Saat itulah Jokowi melewati Try Sutrisno tanpa memberi salam sebagaimana Jokowi kepada para wakil presiden sebelumnya.
-
Siapa yang larang Jokowi ikut kampanye? Tidak ada penyebutan presiden dan wakil presiden atau menteri di dalamnya.
-
Siapa saja yang tidak hadir di bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Siapa yang mengatakan tidak ada refleksi khusus karena Jokowi tidak diundang? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
-
Bagaimana PDIP menjelaskan tentang tidak diundangnya Jokowi? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5). Hasto mengatakan, PDIP didasarkan pada kekuatan kolektif seluruh anggota mulai dari tingkat anak ranting hingga Satgas Partai. Menurutnya, kekuatan itu menyatu dengan akar rumput.'Karena partai ini didasarkan kepada kekuatan kolektif dari seluruh anggota, dari tingkat anak ranting, ranting, PAC, satgas partai. Dan itu adalah sumber kekuatan partai yang menyatu dengan akar rumput,' tuturnya.
Analisis dilakukan berdasarkan monitoring ekspose 336 media online terhadap para tokoh di Indonesia. Seluruh data media diambil dari mesin pengumpul Indonesia Indicator (I2). Monitoring dilakukan secara real time, 24 x 7 x 365, dengan cakupan 336 media online nasional dan daerah dalam waktu 21 bulan (1 Januari 2012-20 September 2013, pukul 00.42 WIB), dengan total lebih dari 2,8 juta pemberitaan.
"Tidak bisa mengandalkan liputan konvensi yang terbatas pada seremoni. Harus berani bersikap terhadap isu actual yang tengah menjadi perhatian public dan media. Bila perlu menampilkan sesuatu yang masih genuine (ingat bagaimana Jokowi memulai dengan mobil Esemka?). Tidak bisa mengandalkan isu umum karena pribadi Jokowi yang unik masih menjadi magnet utama media saat ini. Sudah tidak bisa lagi kandidat memainkan lagu yang sama apalagi mengikuti jejak yang pernah ditorehkan Jokowi sebelumnya," kata Rustika dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Senin (23/9).
Rustika menambahkan, untuk mengejar elektabilitas tersebut, para peserta konvensi harus menaikkan popularitas mereka. Media adalah salah satu sarana penting sebagai jembatan untuk memperkenalkan mereka pada publik.
Melalui mesin I2 diperoleh kesimpulan bahwa perbandingan popularitas 11 peserta Konvensi Partai Demokrat dengan Jokowi terlihat menyolok. Ekspose Jokowi melenggang jauh dibanding peserta konvensi. Popularitas Jokowi mencapai 3 hingga 10 kali lipat dibanding peserta konvensi.
Dahlan Iskan , peserta konvensi yang berpeluang memenangkan Konvensi menurut beberapa survei, popularitasnya sekitar 30% dari Jokowi . Atau dalam kata lain, ekspose Dahlan Iskan sepertiga dari ekspose Jokowi . Ekspose Gita Wirjawan seperlima dari seluruh pemberitaan Jokowi . Sementara popularitas Jokowi 10 kali lipat dibanding Irman Gusman , Endriartono Sutarto, Anies Baswedan , Hayono Isman , Sinyo Harry S, dan Ali Masykur Musa.
"Meski demikian, nama-nama yang disebutkan terakhir mengalami peningkatan ekspose cukup signifikan dibandingkan masa sebelum masuk sebagai peserta Konvensi," tandas Rustika.
(mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PSI hanya menarik 3 persen dari pemilih yang puas dengan kinerja Jokowi.
Baca SelengkapnyaNamun, hal itu berbanding terbalik dengan suara PDI Perjuangan yang tinggi pada Pemilu 2024 ini
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPergerakan akar rumput Ganjar-Mahfud nyaris tidak ada
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia mencatat pengaruh figur Jokowi dan Megawati dalam mempengaruhi pillihan publik ke PDIP
Baca SelengkapnyaCak Imin pun optimistis Ridwan Kamil dan Ahmad Luthfi akan menang, usai Jokowi menyatakan dukungan dan turun kampanye.
Baca SelengkapnyaHasil itu berdasarkan survei dilakukan LSI Denny JA pada 1-8 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDIP masih menjadi jawara, diikuti Gerindra, Golkar dan PKB.
Baca SelengkapnyaFaktor kesukaan masyarakat berdampak pada elektabilitas Anies.
Baca SelengkapnyaSurvei Terbaru Indikator mengungkap sosok capres tak disukai publik.
Baca SelengkapnyaPopulasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau s
Baca Selengkapnya