Survei: Publik Jakarta bingung sikap Jokowi soal pencapresan
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terus unggul dalam tiga survei terbaru yang dirilis di bulan Januari. Jokowi belum tergeser dari urutan teratas elektabilitas kandidat capres. Namun sikap Jokowi soal pencapresan yang tidak tegas membuat bingung publik Jakarta.
Direktur Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Minggu (12/1) mengatakan, hampir sebagian besar responden yang disurvei, tahu saat ini sedang berkembang wacana bahwa Jokowi akan maju atau dicalonkan pada Pilpres 2014.
Namun, saat ditanya apakah Jokowi bersedia atau tidak, baik dicalonkan atau maju mencalonkan diri pada Pilpres 2014 nanti, Rico mengatakan sepertinya penduduk Jakarta agak kebingungan membaca sikap Jokowi atas isu pencapresan dirinya.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Siapa yang larang Jokowi ikut kampanye? Tidak ada penyebutan presiden dan wakil presiden atau menteri di dalamnya.
"Terbukti Ada 35,56 persen merasa yakin Jokowi akan mencapreskan diri. 30,4 Persen tidak yakin Jokowi akan mencapreskan diri, dan 34 persen tidak tahu. Kemungkinan besar persepsi publik Jakarta ini diakibatkan pola komunikasi Jokowi yang memang tidak pernah tegas menolak pencapresan dirinya," papar Rico.
Ketika responden ditanya lebih lanjut mengenai persetujuan Jokowi menjadi capres pada 2014, sebanyak 57,35 persen responden menyatakan tidak. 30,7 Persen menyatakan setuju dan tidak tahu 12,28 persen.
Apa saja alasan penolakan Jokowi menjadi capres, Rico memaparkan: Selesaikan dulu masalah di Jakarta (20,6%), Tuntaskan dulu masa jabatan (17,5%), Jakarta masih macet (15%), Jakarta masih banjir/tergenang (8/%), Warga DKI masih butuh Jokowi (5%), Belum saatnya (2,5%), Belum berpengalaman (1,5%), dan Jokowi Belum memenuhi syarat (1%).
Rico menjelaskan survei ini diadakan tanggal 26 Desember 2013 – 4 Januari 2014 di DKI Jakarta. Sampel dipilih 750 responden secara acak dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi kota dan gender dengan Margin of Error ± 3.5% pada Tingkat Kepercayaan 95%.
Survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan metode face to face interview. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
survei dilakukan Indikator Politik Indonesia dalam rentang 25 Agustus – 3 September 2023, menempatkan 1.200 responden.
Baca SelengkapnyaBurhanuddin Muhtadi menyampaikan bahwa bantuan sosial (bansos) berefek kepada approval rating Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPopulasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau s
Baca SelengkapnyaSaat disinggung banyaknya masyarakat Jawa Tengah yang masih bimbang, Jokowi minta kedua calon agar bisa meyakinkan
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia mencatat pengaruh figur Jokowi dan Megawati dalam mempengaruhi pillihan publik ke PDIP
Baca SelengkapnyaHanya 61,0 persen responden akan mempertimbangkan sosok didukung Jokowi.
Baca SelengkapnyaData-data survei opini publik digunakan dengan populasi seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum.
Baca SelengkapnyaHasil survei Poltracking Indonesia mengungkap 17,6 persen publik tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaBelum tentu adanya korelasi kepuasan Jokowi dengan elektabilitas Gibran.
Baca SelengkapnyaHasil survei Populi mengungkapkan ada sebanyak 8,1 persen masyarakat yang belum memutuskan pilihannya dalam Pilpres mendatang
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya21,2 persen responden memilih Ganjar-Mahfud dan 10,6 persen memilih Anies-Muhaimin.
Baca Selengkapnya