Survei: Setelah capreskan Jokowi, elektabilitas PDIP naik 10%
Merdeka.com - Roy Morgan Research kembali merilis hasil election poll yang dilakukan bulan Maret 2014. Survei ini dilakukan dua kali, sebelum dan sesudah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan mandat kepada Jokowi untuk menjadi capres. Hasilnya, elektabilitas PDIP melejit naik.
Dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Rabu (2/4), survei ini dimulai dari permulaan Maret. Namun setelah Jokowi diumumkan sebagai calon presiden dari PDIP pada 14 Maret, Roy Morgan memutuskan untuk membuat poling khusus agar dapat mengukur pengaruh dari 'faktor Jokowi' ini.
Hasilnya Pemilu Legislatif: PDI-P (37%) unggul untuk mendapatkan kursi terbanyak, di atas Golkar (17%), Gerindra (14%) dan Partai Demokrat (10%), setelah Jokowi resmi diumumkan sebagai calon presiden dari PDIP.
-
Bagaimana survei ini dilakukan? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Bagaimana cara survei dilakukan? Survei dilakukan dengan wawancara responden menggunakan telepon pada 23-24 Desember 2023.
-
Apa yang diukur dalam survei indikator? Lembaga Survei Indikator Politik merilisi hasil survei elektabilitas pasangan calon (paslon) pada Pilpres 2024.
-
Bagaimana metode survei Litbang Kompas? Survei dilakukan Litbang Kompas pada 29 November hingga 4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak. Metode penelitian yaitu dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Sementara tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian +-2,65 persen.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
Sebelum pengumuman capres Jokowi, elektabilitas PDIP justru menurun 2 poin dari Februari ke 27%, kemudian sesudah pengumuman melonjak 10 poin ke 37%.
PDI-P jauh lebih unggul dari Golkar (17%, turun 5% dari permulaan Maret), Gerindra (14%, turun 3%) dan Partai Demokrat (10%, turun 1%), menurut hasil polling dari Roy Morgan yang diadakan pada bulan Maret dengan 2300 orang calon pemilih sebelum pengumuman Jokowi dan 1965 orang setelah pengumuman.
Dukungan untuk partai lain terbagi di antara berbagai partai: Hanura (6% tidak berubah), PKS (4%, tidak berubah), PAN (4%, tidak berubah), Partai NasDem (3%, naik 1%), PKB (3%, tidak berubah), PPP (2%, turun 1%). Sedangkan 10% belum dapat menyatakan pilihannya.
Sementara untuk survei kandidat capres, sebelum pengumuman pencalonan Jokowi oleh PDIP, Jokowi turun 5 poin dari bulan Februari ke 35%, walaupun tetap berada di peringkat pertama. Sesudah pengumuman tersebut Jokowi melonjak ke 45%.
Tampak jelas bahwa Jokowi kandidat yang paling dipilih sebagai presiden, jauh melebihi Prabowo Subianto dari Partai Gerindra (15%, turun 3%), Aburizal Bakrie dari Golkar (11%, turun 4%) dan Wiranto dari Hanura (7%, turun 1%). Kandidat lain yang mendapatkan dukungan adalah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (4%, tidak berubah), mantan Presiden Megawati Soekarnoputri (3%, tidak berubah), Dahlan Iskan (3%, turun 2%), Hatta Rajasa (2%, turun 1%, Yusril Ihza Mahendra (2%, naik 1%) dan Mahfud MD (2%, turun 1%).
Kandidat lain tidak ada yang mendapatkan lebih dari 1% dukungan. Selanjutnya 6% dari masyarakat Indonesia mendukung calon lainnya. Dan 5% masih belum menentukan pilihan.
Direktur Regional Asia Roy Morgan Research, Debnath Guharoy menyatakan dari hasil survei yang dilakukan lembaganya, 'faktor Jokowi' pada pemilu legislatif kini ada jawabannya: 10%.
"Begitu pencalonan Jokowi diumumkan, perolehan PDIP melonjak dari 27% ke 37% dari niat pemilihan. Partai besar lainnya, Golkar, Gerindra dan Demokratlah yang merugi. Pada Pemilu Presiden, juga terjadi lonjakan 10 poin, menempatkan Gubernur DKI tersebut di 45%, 30 poin di atas calon terdekat Prabowo Subianto. Persaingan panjang ini tampaknya bisa dikatakan telah berakhir, bahkan sebelum dimulai," ujarnya.
Guharoy menjelaskan, dalam survei ini, responden ditanya: 'Bila saat ini ada pemilihan umum untuk anggota DPR, kandidat partai apakah yang akan Anda pilih?'
Sedangkan untuk survei capres responden ditanya: 'Siapa yang paling mungkin Anda pilih sebagai Presiden dalam Pemilu mendatang?'
Survei bulan Maret 2014 dilakukan terhadap 2,300 calon pemilih di seluruh Indonesia umur 17 tahun ke atas, sebelum 14 Maret dan 1.965 calon pemilih dari 15 Maret. Wawancara dilakukan dengan tatap-muka 34 provinsi di Indonesia dengan pengambilan sampel yang seimbang yang mewakili pemilih secara geografis maupun demografis.
5% Dari pemilih tidak dapat menyatakan siapa yang mereka dukung dalam pemilu presiden dan 10% tidak dapat menyatakan partai mana yang akan didukung untuk pemilu legislatif. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei Indikator Politik Indonesia mencatat pengaruh figur Jokowi dan Megawati dalam mempengaruhi pillihan publik ke PDIP
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaPeneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada dua alasan utama mengapa dukungan publik untuk PDIP tinggi.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaLembaga survei Indikator Politik merilis hasil surveinya yang menunjukkan Partai Gerindra menyalip PDIP dan PKB di Jatim.
Baca SelengkapnyaSurvei LSI Denny JA yang mengusung tema "Di Ambang Pilpres Satu Putaran Saja" ini dilakukan pada periode 16-26 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan dua alasan utama elektabilitas Gerindra naik mengalahkan PDIP.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023.
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaLSI memperlihatkan, tren elektabilitas Prabowo Subianto terus mengalami peningkatan sejak Januari hingga Juli 2023.
Baca SelengkapnyaIndikator Politik mencatat adanya Jokowi effect dalam melesatnya elektabilitas Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaAdapun responden yang menjawab kurang dan tidak puas sebesar 17,9%. Sementara itu, 1% responden lainnya menjawab tidak tahu.
Baca Selengkapnya