Survei SMRC: 46% Masyarakat Berpendidikan Tinggi Tak Memilih di Pilkada Serentak
Merdeka.com - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan kelompok penduduk berpendidikan tinggi ternyata tidak banyak menggunakan hak suaranya di Pilkada Serentak 2020 kemarin. Sebanyak 46 persen masyarakat yang pendidikan tinggi mengaku tidak memilih, hanya 54 persen yang mencoblos.
"Dari sisi pendidikan kita lihat masyarakat yang berpendidikan SLTP dan setingkat SLTA itu jauh lebih dominan tingkat partisipasi dibanding tingkat pendidikan yang lain," kata Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad, dalam rilis hasil survei SMRC, Kamis (17/12).
Jika dibandingkan dengan angka partisipasi pada kelompok masyarakat tamatan SLTA dan SLTP, maka angka tersebut terpaut cukup jauh. Saidiman mengungkapkan, angka partisipasi kelompok penduduk lulusan SLTP dan SLTA pada Pilkada 2020 masing-masing 88 dan 85 persen.
-
Siapa yang mempertanyakan data kerawanan Pemilu di Kaltim? Isran mempertanyakan data yang dikeluarkan oleh Bawaslu tersebut. Sebab dalam riwayatnya, Kaltim tak pernah mengalami kericuhan dalam penyelenggaraan Pemilu.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Siapa saja yang terlibat dalam Pilkada? Selain itu, Pilkada juga merupakan ujian bagi penyelenggara pemilu, partai politik, dan para calon kepala daerah dalam menjalankan proses demokrasi yang jujur dan adil.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Dimana Pilkada ini? Pilkada Jawa Tengah semakin menarik karena bakal ada 'perang bintang'.
-
Siapa saja yang dipilih dalam Pilkada? Pilkada memilih beberapa posisi penting yang mencakup: 1. Gubernur dan Wakil Gubernur, 2. Bupati dan Wakil Bupati, 3. Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
Sementara angka partisipasi di kelompok penduduk lulusan SD serta tak tamat SD berada di angka 68 persen.
Saidiman mengatakan, survei nasional dilakukan dengan metode wawancara per telepon terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak (random) pada 9-12 Desember 2020. Margin of error survei diperkirakan +/-2.9 persen.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jatim menjadi medan pertempuran para capres di Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaSurvei Litbang Kompas menjelaskan, kalangan yang termasuk ke dalam kelompok undecided voters atau pemilih ragu-ragu
Baca Selengkapnya80 persen pemilih puas atas kinerja Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaTerkait dengan angka 93,3 persen itu belum dapat dipastikan jika pemilih untuk tidak golput.
Baca SelengkapnyaDari sembilan partai politik yang menjadi objek survei, delapan partai mayoritas massanya mendukung Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaTercatat PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra menempati posisi teratas.
Baca SelengkapnyaSurvei dilakukan secara langsung dan tatap muka pada 4-10 September 2024.
Baca SelengkapnyaSurvei Poltracking mencatat suara warga Nahdlatul Ulama dan PKB kebanyakan mendukung Khofifah-Emil di Pilkada Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPopuli Center menggelar survei tatap muka pada 28 November-5 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaMasih banyak pemilih PKB yang lebih mendukung Prabowo atau Ganjar.
Baca SelengkapnyaMenurut Sudirman, hasil survei yang berkembang saat ini tidak bisa menjadi parameter kemenangan di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya