Survei: Tak Ada Perubahan Dukungan Pemilih ke Partai Pasca-Pemilu 2019
Merdeka.com - Dukungan partai politik tidak banyak berubah dalam waktu dua tahun. Hal ini terekam dalam survei elektabilitas partai politik Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC).
PDI Perjuangan masih memuncaki elektabilitas partai politik dengan angka 25,2 persen. Diikuti Golkar 11,2 persen dan Gerindra 10,8 persen dalam posisi tiga besar.
"Dua setengah tahun setelah Pemilu 2019 tidak terjadi perubahan besar dukungan pemilih pada partai," ujar Direktur Eksekutif SMRC Sirojuddin Abbas saat pemaparan survei secara daring, Selasa (28/12).
-
Kenapa Golkar unggul dibanding Gerindra dan PDIP? 'Itu sebabnya Golkar menjadi satu-satunya partai di parlemen yang jumlah kursinya lebih banyak dibanding rival yang miliki suara lebih besar. Pada 2019 lalu kalahkan Gerindra dan sekarang potensial kalahkan PDIP,' tutur Dedi.
-
Dimana PDIP meraih suara terbanyak di Pileg 2019? Adapun dalam Pileg 2019, PDIP di Bali berhasil meraih 60 persen suara sedang untuk Pilpres yang mengusung pasangan Jokowi-Amin mencapai 90 persen.
-
Mengapa PDIP menjadi partai pemenang? PDIP berhasil menjadi partai pemenang pemilu 2019 dengan memperoleh dukungan yang signifikan dari masyarakat.
-
Bagaimana PDIP memenangkan pemilu? Kemenangan ini menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.Hal ini juga menegaskan bahwa visi dan misi partai ini sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat Indonesia.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
Posisi berikutnya ditempati Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan elektabilitas 8,4 persen. Kemudian Demokrat 6,2 persen. Dan PKS 5,1 persen. Hanya enam partai ini yang masih berada di atas ambang batas parlemen empat persen.
"Selebihnya masih berada di bawah parliamentary threshold 4 persen," ujar Sirojuddin.
Partai yang saat ini berada di Senayan tetapi tak mencapai ambang batas adalah, NasDem dengan elektabilitas 3,4 persen, PPP 2,7 persen, serta PAN 1,8 persen.
Kemudian partai yang masuk survei elektabilitas ini adalah Perindo 2 persen, Hanura 0,6 persen, PSI 0,5 persen, Partai Emas 0,3 persen, Partai Buruh 0,2 persen, PBB 0,1 persen, PID 0,1 persen, Garuda 0,1 persen, Gelora 0,1 persen, Masyumi 0,1 persen, Ummat 0,1 persen, PUKM 0,1 persen, Berkarya, PKP, PInter, Pandai, Nusantara 0 persen. Responden yang tidak menjawab atau tidak tahu 20,9 persen.
SMRC melakukan survei wawancara tatap muka pada 8-16 Desember 2021. Jumlah responden dipilih secara random (multistage random sampling) sebanyak 2420 responden. Dengan 2062 responden yang dapat diwawancarai secara valid. Serta margin of error survei sebesar kurang lebih 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil survei dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan mengalami tren penurunan.
Baca SelengkapnyaPoltracking menggelar survei tatap muka pada 29 Oktober-3 November 2023.
Baca SelengkapnyaPSI yang diketuai oleh Kaesang Pangarep menjadi partai non parlemen yang alami lonjakan elektabilitas cukup besar.
Baca SelengkapnyaTemuan LSI, terjadi dinamika elektabilitas partai sebagai peserta Pemilu.
Baca Selengkapnyaapabila pemilihan legislatif dilakukan pada hari ini, PDIP menjadi partai yang paling banyak dipilih dengan 17,4 persen."
Baca SelengkapnyaIndikator menggelar survei politik di Sumatera Barat pada 26 Juni-10 Juli 2023.
Baca SelengkapnyaKendati tertinggi, hasil survei dilakukan Poltracking Indonesia, menunjukkan tren elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan sejak September 2023.
Baca SelengkapnyaHasilnya, partai PDI Perjuangan tetap unggul dibanding partai lainnya, dengan suara 16.82 persen
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, memaparkan elektabilitas partai politik (parpol).
Baca SelengkapnyaGerindra unggul dengan capaian elektabilitas 21,2 persen.
Baca SelengkapnyaPDIP memperoleh suara paling tinggi yakni 20,3 persen.
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, memaparkan elektabilitas partai politik
Baca Selengkapnya