Suryadharma: PPP punya hubungan historis dengan keluarga Gus Dur
Merdeka.com - Ketua Umum PPP Suryadharma Ali mengaku gembira akan hubungan partainya dengan keluarga Gus Dur yang kian hari kian terjalin baik. Suryadharma mengatakan hubungan baik tersebut bukan tanpa sebab. Menurut dia, PPP memiliki hubungan historis dan Ideologis dengan keluarga Gus Dur.
"Dan ini juga perlu diketahui, ini hubungan yang amat baik, karena PPP punya hubungan historis dan ideologis (dengan keluarga Gus Dur)," ujar SDA di sela-sela acara Mukernas PPP di Bandung, Sabtu (8/2).
Suryadharma menjelaskan hubungan historis itu yakni lantaran PPP adalah partai yang didirikan oleh NU, bersama-sama dengan partai muslimin indonesia dan Tarbiyah Islamiyah. Selain itu, Suryadharma mengatakan kakeknya Gus Dur adalah pencipta lambang PPP.
-
Siapa pendiri NU dan Muhammadiyah? Nahdlatul Ulama (NU) lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya. NU didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme Islam yang mengusung gagasan purifikasi puritanisme. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
-
Kenapa NU didirikan? Organisasi Islam yang didirikan di Surabaya ini bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.
-
Apa yang di dukung PPP? PPP resmi memberikan dukungan kepada pasangan Khofifah-Emil untuk maju kembali sebagai cagub-cawagub di Pilkada Jawa Timur 2024.
-
Kapan NU berdiri? Pada awal berdirinya Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926 di Surabaya, Hasan Gipo terpilih menjadi Ketua Umum Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO), atau sekarang disebut Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
-
Siapa pendiri NU? KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh penting dibalik organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Ia memprakarsai berdirinya NU pada 1926, mendapat julukan Hadratus Syekh (maha guru), sekaligus menjadi Rais Akbar NU pertama.
-
Siapa yang mendirikan NU dan Muhammadiyah? NU atau Nahdlatul Ulama, didirikan oleh ulama Ahlussunnah wal Jamaah di Surabaya pada 31 Januari 1926. Sementara itu, Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912.
"Dia itu Kiai Haji Bisri Samsudin, beliau adalah pencipta lambang PPP, dan juga perlu dicatat bahwa ibunda Gus Dur adalah anggota DPR RI dari Fraksi PPP beberapa periode," jelas SDA.
Lebih lanjut, Suryadharma menambahkan, PPP amat menyambut baik dan berterimaksih atas dukungan keluarga Gus Dur. Baik Bu Sinta Nuriyah Wahid, Inayah Wahid, Yenny Wahid dan lain-lainnya.
"Pada tanggal 15 Februari Insya Allah 1 Ibu Shinta akan datang ke kantor DPW PPP Jatim, akan melaksanakan maulid dan istigosah," tutupnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gus Choi menegaskan keberadaan PKB karena jasa Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid dan juga Nahdlatul Ulama.
Baca SelengkapnyaMantan politikus PKB Ahmad Effendy Choirie atau Gus Choi menceritakan kemunculan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Baca SelengkapnyaGus Choi secara singkat sempat menyinggung atau mengungkit sejarah berdirinya partai yang kini dipimpin Muhaimin Iskandar.
Baca SelengkapnyaLufhi Andalusie mengungkapkan, kedatangannya bersama DPC Jabar ke PBNU
Baca SelengkapnyaGus Yahya juga mengatakan pemberian mandat kepada dua orang tersebut lantaran keduanya mempunyai sejarah dalam berdirinya PKB
Baca SelengkapnyaGus Choi memenuhi panggilan PBNU terkait perseteruan antara PBNU dengan PKB yang dipimpin Muhaimin Iskandar.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya merespons hubungan lembanganya dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Baca SelengkapnyaK.H. Abdurrahman Wahid atau biasa dikenal Gus Dur merupakan sosok guru bangsa yang karismatik.
Baca SelengkapnyaDi tengah suasana panas yang terjadi antara PBNU dan PKB ini, keponakan Gus Dur justru membagikan potret lawas Ketum PBNU Gus Yahya bareng Ketum PKB Cak Imin.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya merespons hubungan lembanganya dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Baca SelengkapnyaHubungan PKB dan PBNU kembali memanas. Kali ini gara-gara Panitia Khusus (Pansus) Angket Haji 2024.
Baca Selengkapnya"nanti kita jangan sampai kita perang klaim-klaiman seperti itu," Ketua DPP PKB Cucun Ahmad
Baca Selengkapnya