Tak ada yang sampai 25 %, SBY masih jadi penentu di Pilpres 2014
Merdeka.com - Mantan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul menilai posisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai penentu keputusan siapa Presiden RI periode mendatang.
"SBY selaku Ketua Umum DPP Demokrat sekaligus presiden dua periode atau incumbent, tetap menjadi penentu atau istilahnya 'king maker' perpolitikan nasional," ujar Gus Ipul seperti dikutip dari Antara, Jumat (11/4).
Menurut dia, sampai saat ini SBY memiliki banyak instrumen dan jaringan yang kuat dan merata meski perolehan suara Partai Demokrat jeblok berdasarkan hasil hitung cepat. Di sejumlah lembaga hitung cepat, partai bernomor urut 7 tersebut suaranya berkisar di angka 10 persen atau berada di urutan ke-4.
-
Bagaimana Partai Demokrat meraih suara? Partai Demokrat yang lahir sebelum Pemilu 2004 merupakan partai yang mampu menarik suara dengan mengandalkan popularitas seorang tokoh, yakni Susilo Bambang Yudhoyono.
-
Bagaimana SBY membantu kampanye Prabowo-Gibran? SBY beberapa kali ada di kampanye Prabowo seperti di Aceh dan di Jatim.
-
Bagaimana Gus Ipul menilai PKB? Keras! Ulama NU Gus Ipul Blak blakan Cak Imin & PKB Tak Naikkan Pamor Anies
-
Siapa yang menunjukkan dukungan kepada SBY di Pestapora? Selain mendapatkan dukungan dari anak dan menantunya, SBY juga memperoleh sokongan dari para cucu serta anggota keluarga lainnya.
-
Siapa yang menang Pilpres 2014? Hasil pilpres 2014 menunjukkan bahwa Joko Widodo dari PDIP memenangkan pemilu mengalahkan lawannya Prabowo Subianto.
-
Siapa yang meraih suara terbanyak di PSU DPD Sumbar? Dalam hasil rekapitulasi tersebut Cerint Iralloza Tasya meraih suara tertinggi.
"Tapi, karena tidak ada yang melebihi batas maksimal suara 25 persen sebagai syarat mencalonkan Presiden maka Demokrat tetap memiliki peluang besar dan menjadi penentu di Pemilihan Presiden Juli mendatang," katanya.
Tidak itu saja, kata Gus Ipul, faktor sosok SBY menjadi lebih penting lagi jika Demokrat tidak mau menjadi motor koalisi untuk mengusung sendiri calon presiden. Dengan demikian tetap ada tiga partai peringkat atas yang bakal bersaing, yakni PDIP, Golkar dan Gerindra.
"Tapi jika SBY menjadi motor koalisi dan membentuk pasangan capres sendiri maka Pilpres berpeluang besar akan digelar dua putaran. Namun jika tidak maka Pilpres satu putaran, asalkan SBY memberikan suaranya ke salah satu pasangan yang sudah ada nantinya," kata dia. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SBY lebih memilih Prabowo Subianto-Gibran karena dinilai lebih siap memimpin Indonesia
Baca SelengkapnyaYusril pun membandingkan pasangan calon lain yang juga didukung oleh tokoh-tokoh berpengaruh lain.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil-Suswono yang diusung koalisi gemuk, kemudian Pramono Anung dan Rano Karno calon dari PDIP.
Baca SelengkapnyaSebuah pengalaman bagi PKS pada Pilpres 2024 untuk memenangan Anies Baswedan menjadi Presiden
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo terus meningkat lantaran mesin politik KIM sudah mulai panas.
Baca SelengkapnyaHerzaky mencontohkan bagaimana Prabowo Subianto mulanya elektabilitas selalu rendah.
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi megatakan Pilkada Jabar kali ini tidak kompetitif.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik mencatat elektabilitas pasangan calon Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan paling tinggi di antara paslon lain dengan perolehan 71,5 persen.
Baca SelengkapnyaSektabilitas Dedi-Erwan berada di angka 74.6 persen, Syaikhu-Ilham 12,0 persen, Acep-Gita KDI 6,5 persen dan Jeje-Ronal 5,3 persen.
Baca SelengkapnyaSohibul belum cukup berkontribusi lantaran suaranya dengan Anies saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaHasto enggan memikirkan hasil survei yang dirilis sejumlah lembaga yang menempatkan Jeje-Ronald di posisi terakhir.
Baca SelengkapnyaHasil itu berdasarkan temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dilakukan pada 2-11 September 2023.
Baca Selengkapnya