Tak cuma partai politik, pendukung Risma juga ikut 'perang'
Merdeka.com - Tensi politik jelang perhelatan Pilgub DKI 2017 kian panas. Bukan cuma soal tarik menarik dan saling serang antar partai politik, perang pendukung bakal calon gubernur DKI juga meramaikan kontestasi.
Tri Rismaharini yang belakangan paling banyak dikaitkan dengan Pilgub DKI. Meski Risma belum tegas menyatakan siap maju, PDIP juga belum menentukan calonnya, tapi sejumlah partai politik dan sejumlah elemen masyarakat meminta Wali Kota Surabaya itu dibawa ke Jakarta.
Bahkan, mayoritas partai yang tergabung dalam koalisi kebersamaan ingin Risma dicalonkan oleh PDIP. Namun hingga kini, PDIP tak bergeming, tak mau terburu-buru menentukan calon di Pilgub DKI.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kenapa Pilkada DIY rawan konflik? Di beberapa daerah, penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) rawan terjadi konflik, tak terkecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
-
Siapa yang diserang menjelang Pemilu? 'Jadi media center ini bukan media center capres-capresan, jadi tidak untuk capres-capres tapi ini untuk pelurusan informasi data dari pemerintah sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang valid ataupun serangan yang diterima (untuk pemerintah). Sekarangkan banyak juga serangan yang kami terima, urusan capres tapi serangannya ke Pemerintah,' imbuhnya.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa yang berpotensi menimbulkan konflik di Pilkada Sleman? Umi mengatakan bahwa strategi yang disiapkan antara lain memetakan situasi politik yang berkembang di tengah masyarakat menyusul kemungkinan majunya petahana Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dan wakilnya, Danang Maharsa dengan kendaraan politik yang berbeda.
Panasnya konstelasi politik tak hanya terjadi di partai, tapi merembet ke para pendukung. Khususnya pendukung yang ingin Risma dibawa ke Jakarta dan pendukung yang tak ingin Risma pergi dari Surabaya.
Puluhan perempuan mengatasnamakan diri Aliansi Perempuan Jawa Timur misalnya. Mereka melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Kota Surabaya. Aksi itu mereka lakukan menolak Risma digaet buat maju dalam Pilkada DKI Jakarta. Aksi dilakukan dengan membentangkan poster berisi tulisan, 'Masih cinta Risma.' Mereka tidak terima jika Risma hijrah ke Jakarta saat masa tugasnya belum selesai.
"Bu Risma itu milik Surabaya. Bukan milik Jakarta," teriak salah seorang koordinator aksi, Swastono, Selasa (9/8).
Elemen dari Paguyuban Bendera Arek-arek Surabaya (PBAS) juga tak mau ketinggalan. Dia menolak Risma pergi ke Jakarta. Mereka meminta Risma tetap memimpin sebagai orang nomor satu di Surabaya. Risma dianggap punya kinerja yang baik dan mampu memimpin Surabaya.
"Makanya, Sabtu (6/8) kemarin saya bersama ibu-ibu PKK se-Surabaya mendatangi Bu Risma, agar tidak meninggalkan Kota Surabaya hingga masa jabatannya selesai," terang Ketua PBAS Sunarto, saat dihubungi merdeka.com, Selasa (9/8).
Aksi tolak Risma ke Jakarta ©2016 merdeka.com/Masfiatur Rochma
Menurut dia, Risma selama ini dianggap telah memuaskan masyarakat Kota Surabaya dengan kinerjanya. Apalagi, dalam selama lima tahun sebelumnya, saat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya di periode pertama, telah sukses dengan membuktikan memberikan pelayanan pada masyarakat kota surabaya.
"Baik itu masalah pendidikan, pembangunan infrastruktur jalan, membangun banyak tempat terbuka untuk menjadi taman bermain, sehingga dinilai itu sudah membuktikan sosok seorang pemimpin dan pelayan masyarakat Kota Surabaya," tutur dia.
Bahkan penolakan Risma maju di Pilgub DKI sudah sampai ke media sosial. Penolakan itu muncul dari komunitas Instagram dengan akun Love Surabaya.
Admin komunitas Love Surabaya, Shandy Setiawan mengatakan, akun Love Surabaya sudah memiliki banyak pengikut atau followers.
"Sudah mencapai 27 ribu anggota komunitas yang ada di Instagram Love Surabaya, menolak Risma ke Jakarta," ujar Shandy, di Surabaya, Selasa (9/8).
Sementara itu, tidak sedikit pula elemen masyarakat yang ingin Risma pergi ke Jakarta. Koordinator Aliansi Pemuda Surabaya Jakarta Imam Budi Utomo mengatakan, tak akan ada yang dapat mengalahkan calon incumbent Ahok, kecuali Risma.
Dengan menaiki bus, rombongan yang berjumlah 40 orang dan memakai kaos oranye bertuliskan 'Arek Suroboyo Hibahkan Risma Untuk Indonesia', memberikan pernyataan agar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengutus Risma maju calon gubernur DKI Jakarta 2017.
pendukung risma ©2016 Merdeka.com/pipit silvia
Bahkan pada 7 Agustus lalu, pendukung Risma, Jaklovers bersama Aliansi Pemuda Surabaya mendatangi kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Kedatangannya untuk meminta kepada Megawati menunjuk Risma sebagai cagub DKI di Pilgub 2017 nanti.
"Kami datang ke sini (Megawati) untuk menyerahkan surat permohonan mandat kepada Ibu Megawati untuk mengusung Tri Rismaharini sebagai calon gubernur DKI Jakarta," kata Imam.
Tidak cuma itu, Warga Kampung Sawah, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan sudah membentuk komunitas Agraris (Aspirasi Gerakan Rakyat untuk Risma). Gerakan ini lahir sebagai respons atas keinginan warga mendukung Risma untuk memimpin DKI Jakarta.
Ketua RT Sugiyono mengatakan, gerakan ini muncul bukan semata-mata sebagai bentuk kekecewaan atas kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok.
"Kami menginginkan seorang pemimpin yang bisa mengatur warganya dengan baik, dengan bijak," kata Sugiyono.
Ketua Gerak Indonesia, Emi mengatakan, warga DKI memandang sosok Risma sebagai figur pemimpin yang dibutuhkan Jakarta.
"Pemimpin yang hebat, pemimpin wanita yang mampu melakukan perubahan, perempuan luar biasa, itulah sosok ibu Risma!" kata Emi.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto buka-bukaan basis partainya dikepung untuk mencari suara di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaSituasi panas yang terjadi di ruang publik berpotensi disusupi agenda politik tertentu
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa mendukung hak angket DPR terpantau melempari mobil komando massa penentang hak angket DPR.
Baca SelengkapnyaKeduanya mengalihkan dukungan kepada paslon Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan.
Baca SelengkapnyaDua kelompok dalam satu organisasi kemasyarakatan terlibat keributan karena beda dukungan di Pilkada Palembang.
Baca SelengkapnyaMassa mengatasnamakan kader Golkar datang sekira pukul 14.00 Wib. Tidak berselang lama kemudian, terjadi kericuhan.
Baca SelengkapnyaKPU Jateng menyebut insiden di Pekalongan tersebut akan ditindak lanjuti oleh penegak hukum
Baca SelengkapnyaKedua kubu awalnya hanya saling beradu argumen, namun situasi kian panas hingga diwarnai lemparan batu dan botol air mineral.
Baca SelengkapnyaDalam politik, pilihan calon presiden hanya individu itu dan tuhannya yang tahu. Sementara secara kelembagaan punya mekanisme sendiri.
Baca Selengkapnya