Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tak cuma partai politik, pendukung Risma juga ikut 'perang'

Tak cuma partai politik, pendukung Risma juga ikut 'perang' Aksi tolak Risma ke Jakarta. ©2016 merdeka.com/Masfiatur Rochma

Merdeka.com - Tensi politik jelang perhelatan Pilgub DKI 2017 kian panas. Bukan cuma soal tarik menarik dan saling serang antar partai politik, perang pendukung bakal calon gubernur DKI juga meramaikan kontestasi.

Tri Rismaharini yang belakangan paling banyak dikaitkan dengan Pilgub DKI. Meski Risma belum tegas menyatakan siap maju, PDIP juga belum menentukan calonnya, tapi sejumlah partai politik dan sejumlah elemen masyarakat meminta Wali Kota Surabaya itu dibawa ke Jakarta.

Bahkan, mayoritas partai yang tergabung dalam koalisi kebersamaan ingin Risma dicalonkan oleh PDIP. Namun hingga kini, PDIP tak bergeming, tak mau terburu-buru menentukan calon di Pilgub DKI.

Orang lain juga bertanya?

Panasnya konstelasi politik tak hanya terjadi di partai, tapi merembet ke para pendukung. Khususnya pendukung yang ingin Risma dibawa ke Jakarta dan pendukung yang tak ingin Risma pergi dari Surabaya.

Puluhan perempuan mengatasnamakan diri Aliansi Perempuan Jawa Timur misalnya. Mereka melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Kota Surabaya. Aksi itu mereka lakukan menolak Risma digaet buat maju dalam Pilkada DKI Jakarta. Aksi dilakukan dengan membentangkan poster berisi tulisan, 'Masih cinta Risma.' Mereka tidak terima jika Risma hijrah ke Jakarta saat masa tugasnya belum selesai.

"Bu Risma itu milik Surabaya. Bukan milik Jakarta," teriak salah seorang koordinator aksi, Swastono, Selasa (9/8).

Elemen dari Paguyuban Bendera Arek-arek Surabaya (PBAS) juga tak mau ketinggalan. Dia menolak Risma pergi ke Jakarta. Mereka meminta Risma tetap memimpin sebagai orang nomor satu di Surabaya. Risma dianggap punya kinerja yang baik dan mampu memimpin Surabaya.

"Makanya, Sabtu (6/8) kemarin saya bersama ibu-ibu PKK se-Surabaya mendatangi Bu Risma, agar tidak meninggalkan Kota Surabaya hingga masa jabatannya selesai," terang Ketua PBAS Sunarto, saat dihubungi merdeka.com, Selasa (9/8).

aksi tolak risma ke jakarta

Aksi tolak Risma ke Jakarta ©2016 merdeka.com/Masfiatur Rochma

Menurut dia, Risma selama ini dianggap telah memuaskan masyarakat Kota Surabaya dengan kinerjanya. Apalagi, dalam selama lima tahun sebelumnya, saat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya di periode pertama, telah sukses dengan membuktikan memberikan pelayanan pada masyarakat kota surabaya.

"Baik itu masalah pendidikan, pembangunan infrastruktur jalan, membangun banyak tempat terbuka untuk menjadi taman bermain, sehingga dinilai itu sudah membuktikan sosok seorang pemimpin dan pelayan masyarakat Kota Surabaya," tutur dia.

Bahkan penolakan Risma maju di Pilgub DKI sudah sampai ke media sosial. Penolakan itu muncul dari komunitas Instagram dengan akun Love Surabaya.

Admin komunitas Love Surabaya, Shandy Setiawan mengatakan, akun Love Surabaya sudah memiliki banyak pengikut atau followers.

"Sudah mencapai 27 ribu anggota komunitas yang ada di Instagram Love Surabaya, menolak Risma ke Jakarta," ujar Shandy, di Surabaya, Selasa (9/8).

Sementara itu, tidak sedikit pula elemen masyarakat yang ingin Risma pergi ke Jakarta. Koordinator Aliansi Pemuda Surabaya Jakarta Imam Budi Utomo mengatakan, tak akan ada yang dapat mengalahkan calon incumbent Ahok, kecuali Risma.

Dengan menaiki bus, rombongan yang berjumlah 40 orang dan memakai kaos oranye bertuliskan 'Arek Suroboyo Hibahkan Risma Untuk Indonesia', memberikan pernyataan agar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengutus Risma maju calon gubernur DKI Jakarta 2017.

pendukung risma

pendukung risma ©2016 Merdeka.com/pipit silvia

Bahkan pada 7 Agustus lalu, pendukung Risma, Jaklovers bersama Aliansi Pemuda Surabaya mendatangi kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Kedatangannya untuk meminta kepada Megawati menunjuk Risma sebagai cagub DKI di Pilgub 2017 nanti.

"Kami datang ke sini (Megawati) untuk menyerahkan surat permohonan mandat kepada Ibu Megawati untuk mengusung Tri Rismaharini sebagai calon gubernur DKI Jakarta," kata Imam.

Tidak cuma itu, Warga Kampung Sawah, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan sudah membentuk komunitas Agraris (Aspirasi Gerakan Rakyat untuk Risma). Gerakan ini lahir sebagai respons atas keinginan warga mendukung Risma untuk memimpin DKI Jakarta.

Ketua RT Sugiyono mengatakan, gerakan ini muncul bukan semata-mata sebagai bentuk kekecewaan atas kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok.

"Kami menginginkan seorang pemimpin yang bisa mengatur warganya dengan baik, dengan bijak," kata Sugiyono.

Ketua Gerak Indonesia, Emi mengatakan, warga DKI memandang sosok Risma sebagai figur pemimpin yang dibutuhkan Jakarta.

"Pemimpin yang hebat, pemimpin wanita yang mampu melakukan perubahan, perempuan luar biasa, itulah sosok ibu Risma!" kata Emi.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Blak-Blakan Hasto Basis PDIP Dikepung, Ganjar dan Mahfud Tertindas!
VIDEO: Blak-Blakan Hasto Basis PDIP Dikepung, Ganjar dan Mahfud Tertindas!

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto buka-bukaan basis partainya dikepung untuk mencari suara di Pilpres 2024

Baca Selengkapnya
Waspadai Kelompok Tebar Hasutan & Kebohongan saat Ada Demonstrasi di Berbagai Daerah
Waspadai Kelompok Tebar Hasutan & Kebohongan saat Ada Demonstrasi di Berbagai Daerah

Situasi panas yang terjadi di ruang publik berpotensi disusupi agenda politik tertentu

Baca Selengkapnya
FOTO: Panas! Pengunjuk Rasa Dukung dan Tolak Hak Angket Terlibat Ricuh di Depan Gedung DPR
FOTO: Panas! Pengunjuk Rasa Dukung dan Tolak Hak Angket Terlibat Ricuh di Depan Gedung DPR

Pengunjuk rasa mendukung hak angket DPR terpantau melempari mobil komando massa penentang hak angket DPR.

Baca Selengkapnya
Riza Patria-Marshel Widianto Batal Maju di Pilkada Tangsel, Ini Alasannya
Riza Patria-Marshel Widianto Batal Maju di Pilkada Tangsel, Ini Alasannya

Keduanya mengalihkan dukungan kepada paslon Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan.

Baca Selengkapnya
Anggota Ormas Ribut Gara-Gara Beda Dukungan di Pilkada, 1 Polisi Kena Tusuk
Anggota Ormas Ribut Gara-Gara Beda Dukungan di Pilkada, 1 Polisi Kena Tusuk

Dua kelompok dalam satu organisasi kemasyarakatan terlibat keributan karena beda dukungan di Pilkada Palembang.

Baca Selengkapnya
Polisi Datangi TKP Ricuh Diskusi Generasi Muda Golkar: Tidak Boleh Ada Keributan, Jelas!
Polisi Datangi TKP Ricuh Diskusi Generasi Muda Golkar: Tidak Boleh Ada Keributan, Jelas!

Massa mengatasnamakan kader Golkar datang sekira pukul 14.00 Wib. Tidak berselang lama kemudian, terjadi kericuhan.

Baca Selengkapnya
Pengambilan Nomor Pilkada Pekalongan Ricuh Antarpendukung Paslon, KPU Ingatkan Bisa Dipidana
Pengambilan Nomor Pilkada Pekalongan Ricuh Antarpendukung Paslon, KPU Ingatkan Bisa Dipidana

KPU Jateng menyebut insiden di Pekalongan tersebut akan ditindak lanjuti oleh penegak hukum

Baca Selengkapnya
FOTO: Panas! Massa Pro dan Tolak Hasil Pemilu 2024 Ricuh di Patung Kuda, Diwarnai Lemparan Batu dan Botol
FOTO: Panas! Massa Pro dan Tolak Hasil Pemilu 2024 Ricuh di Patung Kuda, Diwarnai Lemparan Batu dan Botol

Kedua kubu awalnya hanya saling beradu argumen, namun situasi kian panas hingga diwarnai lemparan batu dan botol air mineral.

Baca Selengkapnya
Ada Kader Dukung Anies dan Ganjar, PSI Tak Masalah Beda Pilihan Capres di 2024
Ada Kader Dukung Anies dan Ganjar, PSI Tak Masalah Beda Pilihan Capres di 2024

Dalam politik, pilihan calon presiden hanya individu itu dan tuhannya yang tahu. Sementara secara kelembagaan punya mekanisme sendiri.

Baca Selengkapnya