Tak mau kalah di Jakarta, Jokowi kerahkan mesin partai & relawan
Merdeka.com - Calon presiden Joko Widodo ( Jokowi ) melakukan pertemuan tertutup dengan pengurus DPD DKI partai koalisi, Hanura , PKB , NasDem , PKPI dan PDIP . Pertemuan dilakukan untuk menindaklanjuti survei yang menyatakan, elektabilitas Jokowi menurun dan kalah dengan capres Prabowo Subianto.
Jokowi mengatakan, sempat kaget mengetahui bahwa elektabilitas dirinya menurun semenjak dirinya mencalonkan diri sebagai presiden. Bahkan dirinya mengungkapkan tidak mengetahui apa penyebabnya.
"Saya harus menyampaikan apa adanya hasil survei di Jakarta kita pada hari terakhir kita kalah. Saya sendiri enggak tahu ada isu apa di bawah. Sebelum saya pencapresan angkanya 74 persen dan saya enggak tahu apa alasannya sekarang semakin menurun," jelasnya di Rumah Partai Kerja Sama, Jalan Borobudur nomor 18, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/6).
-
Bagaimana Jokowi memimpin rapat? Hal itu dinilai karena Jokowi mampu memimpin rapat secara efektif, pekerja keras tanpa lelah serta melakukan safari ke berbagai wilayah Indonesia.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Apa yang dibahas Jokowi dengan Parmusi? Dalam pertemuan itu, Jokowi membahas mengenai pemilu 2024 dan masalah Rempang.
-
Siapa yang mendampingi Jokowi dalam pertemuan? Sementara, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi lebih dulu datang di istana Kepresidenan. Budi ikut mendampingi Jokowi dalam pertemuan bersama Satya.
-
Bagaimana Jokowi melakukan reshuffle? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
Walaupun begitu, Jokowi masih meyakini dirinya akan menang dalam Pilpres 9 Juli mendatang. Sebab sampai saat ini, dia menilai, kader partai dan relawan belum bekerja secara maksimal.
"Terpaut sedikit karena mesin partai belum digerakkan, mesin relawan belum kita kumpulkan. Saya masih meyakini, dengan infrastruktur di partai koalisi dan PDI Perjuangan. Masih meyakini di Jakarta bisa diambil kemenangan itu. Asalkan mesin partai bekerja dan nantinya mesin relawan juga," tutupnya.
Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Boy Sadikin mengatakan, salah satu penyebab turunnya elektabilitas Jokowi adalah isu-isu negatif. Isinya mengatakan, bila Prabowo menjadi presiden maka Jokowi akan tetap menjadi gubernur DKI Jakarta.
"Salah satunya kalau Jokowi presiden maka gubernurnya Ahok, maka itu ada isu dari pihak lain, Presiden Prabowo, Gubernur Jokowi ," ungkapnya.
Adanya isu tersebut menyebabkan keinginan masyarakat Jakarta untuk memilih Jokowi menurun. Karena mereka tidak ingin dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sehingga diperlukan langkah penanganan, namun, Boy mengatakan, saat ini belum dapat diungkapkan.
"Masyarakat tahu, bahwa masyarakat sebagian besar tidak menginginkan Ahok jadi gubernur. Untuk penanganan nanti tunggu tanggal mainnya. Kalau enggak mau Ahok jadi gubernur, biar saya aja yang jadi gubernur," tutupnya.
Sebelumnya, Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Rully Akbar mengatakan, LSI mengambil survei pertarungan di tujuh wilayah strategis. Ada 7 provinsi strategis yang akan menjadi the real battle field yakni, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa tengah, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara.
Dia menjelaskan, populasi di tujuh provinsi ini mencapai 70 persen, dari total pemilih nasional. Menurut LSI, mereka yang memenangi suara pemilih di tujuh provinsi tersebut akan menjadi presiden dan wakil presiden terpilih.
"DKI Jakarta, Jokowi 30,66 persen Prabowo 35,00 persen, belum jawab 34,34 persen," ujar Rully saat memaparkan hasil survei LSI di kantornya, Jakarta, Rabu (4/6). (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terlebih, menurut Mardani, pernyataan Jokowi disampaikan di hadapan para relawan pendukungnya.
Baca SelengkapnyaMoeldoko mengingatkan tidak usah berlebihan. Dia menyebut data yang dikantongi Jokowi bersumber dari hasil survei.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Projo Budi Arie, menilai, pertemuan tersebut untuk soliditas
Baca SelengkapnyaKunto menerangkan, dengan menunjuk relawannya, Jokowi juga tidak harus konsultasi dengan pimpinan parpol jika ingin mengambil kebijakan di Kominfo.
Baca SelengkapnyaHasto menyebut, dalam kabinet Jokowi ada menteri powerfull dan menteri super powerfull.
Baca SelengkapnyaJokowi memastikan data yang dia terima setiap harinya tersebut lengkap.
Baca SelengkapnyaZulhas Ungkap Kertas Putih yang Dibawa Jokowi Saat Makan Bareng: Itu Hasil Survei
Baca SelengkapnyaKemudian saat ditanyakan hasil survei internal, ayah kandung Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka enggan menjawab.
Baca SelengkapnyaPeneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada dua alasan utama mengapa dukungan publik untuk PDIP tinggi.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, partai politik masih mencari format koalisi yang jelas. Selain itu, cawapresnya juga belum jelas.
Baca SelengkapnyaSaleh menyebut adanya silaturahmi seperti itu, akan mengurangi ketegangan antar pendukung.
Baca SelengkapnyaJokowi selalu mendapatkan data lengkap dari BIN, BAIS, TNI, Polri, dan PPATK.
Baca Selengkapnya