Tak punya figur top, Koalisi Majapahit yakin kalahkan Risma-Whisnu
Merdeka.com - Enam ketua partai politik di Surabaya, Jawa Timur, Senin (29/6) sore resmi mendeklarasikan Koalisi Majapahit untuk melawan calon incumbent, Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana di Pilwali Kota Surabaya, 9 Desember 2015 mendatang. Diambil nama Koalisi Majapahit, dijelaskan panitia acara, AH Tony, karena lokasi deklarasi berada di Hotel Majapahit.
"Di tempat ini, ada nilai sejarah perlawanan perang kemerdekaan 1945. Sejarah perjuangan Arek-Arek Suroboyo semoga jadi inspirasi perjuangan ini," terang AH Tony di depan para tetua partai.
Sekadar tahu, di hotel yang dulu bernama Hotel Yamato dan Orange ini, pernah terjadi peristiwa penting di masa perjuangan, yaitu perobekan bendera Belanda menjadi Sang Saka Merah Putih.
-
Di mana hajatan itu diadakan? Di desa itu, terdapat sebuah rumah yang lokasinya terpencil di puncak bukit. Pada hari itu, pemilik rumah sedang mengadakan acara hajatan mantu.
-
Dimana Rapat Koordinasi Penyelenggara Pemilu di Jawa Tengah? 'Agar pemilu ini berjalan dengan sukses dan damai, penyelenggara Pemilu ini harus berintegritas,' kata Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana saat memberi sambutan sekaligus membuka acara Rapat Koordinasi Penyelenggara Pemilu di Regional Jawa Tengah di Hotel Lor In Solo (14/11).
-
Dimana Pilkada ini? Pilkada Jawa Tengah semakin menarik karena bakal ada 'perang bintang'.
-
Dimana Munas APJATEL berlangsung? Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) menggelar Musyawarah Nasional (MUNAS) III APJATEL 2024 bertempat di Royal Tulip Gunung Geulis Resort & Golf Bogor, Kamis, 25 Oktober 2024.
-
Di mana pilkada pertama di Indonesia diselenggarakan? Adapun pelaksanaan Pilkada pertama di Indonesia dilakukan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
-
Dimana apel pengarahan diadakan? Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar apel pengarahan kepada ratusan pelajar terindikasi hendak tawuran di Balai Kota DKI Jakarta.
Sementara itu, enam ketua partai yang hadir dalam deklarasi, antara lain; Ketua PKB (5 kursi) Syamsul Arifin, Ketua Demokrat (6 kursi) Hartoyo, Ketua Gerindra (5 kursi) Sutadi, Ketua PKS (5 Kursi), Ibnu Sobir, Plt Golkar (4 kursi) M Alyas, dan Ketua PAN (4 kursi) Surat.
"Calon-calon di Surabaya, sudah muncul, sehingga koalisi enam partai ini tidak mungkin kalah. Kita tidak mungkin datang untuk kalah, tapi untuk menang. Itu opsi kita mengikuti Pilkada ini," dalih Ketua PKB Surabaya, Syamsul Arifin di sela deklarasi.
Boleh saja Syamsul menyatakan keoptimisannya itu. Namun, enam partai Koalisi Majapahit ini juga harus realistis. Sampai saat ini, mereka belum memiliki figur top untuk menandingi pasangan Risma-Whisnu.
Hingga saat ini, calon patahana yang diusung partai pemilik 15 kursi di DPRD Surabaya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut, masih di atas angin.
"Saya yakinkan, wali kota (Surabaya) besok, adalah seorang laki-laki bukan perempuan. Seperti yang pernah saya katakan dulu, Risma itu pemimpin yang biasa-biasa saja. Kalau dibandingkan dengan saya, memang saya juga biasa-biasa, tapi paling tidak, saya masih satu strip di bawah Risma," ucapnya.
Kembali Syamsul melanjutkan, di Pilwali Surabaya, Desember 2015 nanti, pihaknya ingin menciptakan pemimpin yang mau saling menghormati. "Itu yang utama. Saling menghormati," sindirnya pada Risma, yang dikenal gagal menjalin komunikasi dengan partai pengusungnya, meski akhirnya masih tetap mengusung alumni Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) itu.
"Dalam sejarah Pilkada, siapa bilang incumbent tidak bisa dikalahkan. Saat Jokowi (Joko Widodo) maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, bisa mengalahkan Foke. Ini bukti, incumbent bukan tidak bisa dikalahkan," sambungnya.
Senada, Ketua Gerindra Surabaya, BF Sutadi juga mengatakan, Koalisi Majapahit dibentuk bukan bermaksud menjegal pasangan Risma-Whisnu, tapi untuk melahirkan kompetisi yang sehat di Pilkada mendatang, juga bukan tunduk pada wacana aklamasi.
"Kita ingin melahirkan kompetisi yang sehat. Teknisnya, kita akan kerja keras menyusun strategi. Ide aklamasi, itu tidak masuk akal, karena tidak sesuai dengan undang-undang. Pilkada, harus ada minimal dua calon. Kita akan mencari pasangan yang cocok untuk melawan incumbent," tegasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bacawapres Gibran Rakabuming Raka merasa bangga dan bersyukur atas pembentukan TKN ini. Menurutnya, tim ini diisi oleh orang-orang hebat
Baca SelengkapnyaUsai deklarasi, Ridwan Kamil menegaskan siapa saja lawan di Pilkada Jakarta tidak ingin dianggap sepele
Baca SelengkapnyaKoalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akan mendeklarasikan Ridwan Kamil-Suswono sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaGibran bersyukur timsesnya diisi oleh orang-orang hebat
Baca SelengkapnyaPDIP mengadakan Rakerdasus ini untuk memenangkan Calon Wali Kota dan Bupatinya di sejumlah daerah serta pemenangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur, Risma-Gus Hans
Baca SelengkapnyaDengan adanya PKB, menjadikan gerakkan koalisi Anies lebih cepat dan besar.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengatakan, deklarasi akan digelar pada pukul 19.00 WIB.
Baca SelengkapnyaNama pasangan itu muncul dalam rapat Koordinasi Pilkada 2024 bersama partai yang tergabung dalam KIM,
Baca SelengkapnyaPasangan Heri Koswara-Sholihin diusung PKS dan PPP.
Baca SelengkapnyaLodewijk F Paulus sempat menyinggung mengenai nasib Jakarta ke depan setelah hadirnya Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur
Baca SelengkapnyaFahri Hamzah dari Partai Gelora menegaskan bahwa pihaknya mendukung kemenangan aklamasi Ridwan Kamil-Suswono
Baca SelengkapnyaArief menerangkan perihal sifat independensi HMI, yakni independensi etis dan organsatoris.
Baca Selengkapnya