Tak terima pemberitaan Asian Sentinel, Demokrat lapor Dewan Pers
Merdeka.com - Partai Demokrat melaporkan media asing Asian Sentinel ke Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Dalam artikel yang dimuat di website Asian Sentinel, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY diterpa isu skandal isu pencucian uang sekitar Rp 177 triliun selama 10 tahun menjabat sebagai presiden.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan Hinca mengatakan kedatangan ke Dewan Pers guna menjaga kebebasan pers di Indonesia sesuai dengan kode etik jurnalistik yang ada.
-
Kenapa SYL dituduh korupsi? Pernyataan yang dimaksud SYL yakni rumahnya yang berada di Makassar, Sulawesi Selatan merupakan rumah murah dari program Bank Tabungan Negara (BTN) dan terkadang masih mengalami kebanjiran. Dengan demikian, dia merasa tidak masuk akal apabila dirinya didakwakan melakukan korupsi.
-
Apa bukti korupsi SYL? Nyatanya, hal itu tak dilakukan Jaksa, lantaran kasus yang membelit SYL adalah tindak pidana korupsi bukan asusila atau perselingkuhan.
-
Siapa ajudan Presiden SBY tahun 2009? Komjen Rycko Amelza juga pernah menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tahun 2009.
-
Siapa yang dituduh melakukan korupsi? 'Permintaan kebutuhan operasional Syahrul Yasin Limpo dan keluarganya yang juga didukung dengan petunjuk berupa barang bukti elektronik, chat WA antara terdakwa Syahrul Yasin Limpo dan Imam Mujahidin Fahmid, serta adanya barang bukti antara lain dokumen catatan staf Kementan RI dan bukti kwitansi serta transfer uang pembayaran kebutuhan menteri dan keluarganya.
-
Bagaimana cara SYL melakukan korupsi? Jaksa menuntut agar SYL dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan berlanjut, melanggar Pasal 12 huruf e juncto Pasal 18 Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.
-
Siapa yang jadi ajudan SBY di tahun 2009? Komjen Rycko pernah menjadi ajudan SBY pada tahun 2009.
Menurut dia, yang menjadi permasalahan yakni beberapa media dalam negeri ikut serta menyebarkan berita dari Asian Sentinel. Padahal, Hinca menyebut kasus Bank Century sudah selesai di Pansus DPR.
"Kasus ini sudah lama ditutup secara hukum dan politik. Tapi kemudian muncul kembali dengan menguyip media asing yang belum tentu kredibel," kata Hinca, Senin (17/9/2018).
Dia menjelaskan Partai Demokrat tetap berusaha untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Namun, Hinca menyebut pihaknya bingung untuk melaporkan media tersebut. Sebab, secara penelusuran tidak terdapat alamat redaksi yang jelas di website Asian Sentinel.
"Ketika kami telusuri mereka tidak cantumkan alamat, hanya ada email dan media sosial mereka. Itu juga kami pertanyakan," ucapnya.
Hinca menyebut artikel tersebut dipublikasikan Asian Senitel pada 11 September 2018 yang ditulis John Berthelsen. Namun, setelah itu hilang dan kembali dipublikasikan pada 15 September 2018.
Karena hal itu, Hinca mengatakan publikasi artikel tersebut sangat merugikan Partai Demokrat. Dia juga meminta pihak Dewan Pers Indonesia dapat menghubungi Dewan Pers Hongkong untuk menyelesaikan permasalahan ini.
"Berita ini tanpa konfirmasi dan sangat merugikan kami. Sebagai partai politik, hak kami untuk meluruskan," jelasnya.
Reporter: Ika Definati
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung pribahasa musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaArtikel ditulis reporter magang kampus merdeka program Kemendikbud: Nayla Shabrina.
Baca SelengkapnyaTerlebih, memang ada pihak yang tidak menginginkan Demokrat berada di dalam pemerintahan.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY terlihat menahan emosi melihat sikat Capres Anies Baswedan yang memilih Cak Imin dibanding AHY.
Baca SelengkapnyaSBY menyinggung peribahasa musang berbulu domba ketika memberikan pernyataan terkait pengkhianatan Anies Baswedan yang memilih Cak Imin sebagai cawapresnya.
Baca SelengkapnyaSalah satu bocoran pesan itu, menyebut Demokrat kena 'prank' musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat darurat di Cikeas, Jumat 1 September 2023.
Baca SelengkapnyaKetua Umum (Ketum) NasDem Surya Paloh sudah lelah dengan pemberitaan SYL
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku masih bersukur. Meskipun, ditelikung oleh Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaSBY mengatakan, ada partai yang tak senang jika Demokrat masuk pemerintahan
Baca SelengkapnyaKader Nasdem dan Anggota Komisi III, Ahmad Sahroni berniat, melaporkan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono ke Bareskrim Polri.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat darurat di Cikeas, Jumat 1 September 2023.
Baca Selengkapnya