Tanggapi RK, Demokrat Sebut Baliho Efektif Bantu Naikkan Popularitas
Merdeka.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau menilai kampanye lewat baliho sudah ketinggalan zaman. Saat ini, masyarakat lebih melek teknologi dan mengkonsumsi segala macam informasi lewat internet termasuk sosial media.
Deputi Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengakui kampanye medsos lebih efektif untuk kekinian. Namun, bukan berarti kampanye baliho sudah tidak relevan.
"Untuk segmen generasi Y dan Z memang berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya dalam hal penggunaan instrumen untuk penyampaian pesan, iklan atau media kampanye. Generasi ini lebih dekat dan familiar dengan media sosial, karenanya penggunaan media sosial dan bentuk digital kampanye lainnya akan jauh lebih efektif," kata Kamhar, Senin (18/10).
-
Kenapa baliho dianggap media promosi efektif? Selain murah, baliho juga menjadi media yang efektif untuk promosi.
-
Bagaimana cara membuat baliho yang efektif? Berikut adalah beberapa tips agar baliho tampak menarik perhatian dan efektif: 1. Ketahui Tujuan Kampanye: Tentukan tujuan iklan Anda dengan jelas.
-
Kenapa baliho masih sering digunakan? Meski termasuk media konvensional, namun baliho dapat memberikan beberapa manfaat keuntungan.
-
Apa manfaat utama baliho sebagai media promosi? Manfaat iklan melalui baliho yang pertama adalah membantu pebisnis mencapai target. Baliho yang terpampang di tempat umum akan menjadi pusat perhatian sehingga setiap informasi yang terdapat pada baliho tersebut akan diketahui luas oleh masyarakat.
-
Bagaimana baliho menarik perhatian masyarakat? Baliho yang terpasang di tempat umum tentu akan menarik perhatian masyarakat. Dengan ukurannya yang besar, tentu setiap orang bisa melihat dan memperhatikan apa yang terpampang di baliho.
-
Apa fungsi utama baliho? Fungsi utama dari baliho adalah sebagai sarana promosi yang dapat menarik perhatian banyak orang di area yang strategis.
"Tapi bukan berarti media kampanye konvensional seperti billboard, baliho dan sejenisnya menjadi anakronis atau tak relevan," sambungnya.
Menurutnya, ada berbagai pertimbangan ketika memilih baliho sebagai media kampanye. Dia bilang, baliho masih dipandang efektif secara umum bagi seluruh generasi meski kurang optimal bagi generasi milenial perkotaan utamanya di kota-kota besar.
"Namun untuk masyarakat daerah atau di kota-kota kecil, ini masih terbilang efektif. Masih menjadi perhatian dan menjangkau semua lapisan," jelasnya.
Kamhar mengatakan, memasang baliho masih efektif membantu menaikan popularitas. Tetapi tak bisa menjadikan baliho sebagai satu-satunya pilihan alat.
Dia menyebut, ada perbedaan psikologis tersendiri ketika merespon atau menyaksikan iklan politik melalui baliho dibandingkan dengan media sosial. Karenan itu, baliho masih menjadi salah satu pilihan bagi para politisi.
"Jika media sosial dalam bentuk digital, hanya bisa diakses menggunakan gadget, maka baliho bisa tampak langsung oleh semua, apalagi jika berada di titik-titik strategis. Jadi sebaiknya semuanya digunakan untuk mengoptimalkan jangkauan dan sasaran yang ditarget," pungkasnya.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil menilai kampanye lewat baliho sudah ketinggalan zaman. Saat ini, masyarakat lebih melek teknologi dan mengkonsumsi segala macam informasi lewat internet termasuk sosial media.
Hal itu dikemukakan Kang Emil menjadi narasumber Musyawarah Nasional Alim Ulama PPP di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, Semarang.
"Jadi generasi Z ini tidak mengonsumsi PPP lewat baliho, tapi lewat handphone. Jadi kalau kader PPP masih 'maen' baliho itu ketinggalan zaman dan baliho itu mahal. Kalau ingin PPP bangkit investasikan ke cara generasi baru. Ubah cara dakwah politiknya, jauhi cara konvensional," kata dia dilansir Antara, Senin (18/10).
Kang Emil, begitu dia disapa, menyarankan agar para kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) harus inovatif dalam berkampanye seperti berkampanye sesuai dengan kondisi zaman saat ini.
"Cara menarik simpati masyarakat tak bisa lagi pakai cara konvensional. Saya itu mengamati dari dulu tahun 1955 sampai pemilu kemarin. Kenapa persentase partai Islam tak signifikan padahal umat Islam 90 persen tapi ketika nyoblos enggak ke partai muslim," kata Kang Emil.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baliho adalah media iklan konvensional yang masih banyak digunakan.
Baca SelengkapnyaSelain murah, baliho juga menjadi media yang efektif untuk promosi.
Baca SelengkapnyaSebelum berpasangan dengan Gibran, elektabilitas Prabowo sesuai survei yang dilakukan beberapa lembaga selalu berada di atas.
Baca SelengkapnyaYuk, lihat baliho-baliho lucu buatan para calon legislatif dan caleg. (Facebook/Penahan Rasa Berak)
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengatakan para caleg harus pintar-pintar dalam membuat nama mereka muncul di mesin pencari Google.
Baca SelengkapnyaBaliho Prabowo-Gibran ini mencuri perhatian warga Kota Depok.
Baca SelengkapnyaGanjar menyebut, masyarakat tak pernah lelah dan takur untuk membantu kemenangan Ganjar-Mahfud.
Baca Selengkapnya"calon-calon anggota legislatifnya Partai Demokrat sudah menyertakan gambarnya Mas Gibran dalam fotonya," kata Herman
Baca SelengkapnyaAirlangga berkelakar bahwa Ridwan Kamil sudah memasang baliho 'on the way to Jakarta' atau dalam suatu perjalanan menuju Jakarta.
Baca SelengkapnyaBaliho berukuran cukup besar bergambar foto Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertebaran di sejumlah basis suara PDIP.
Baca SelengkapnyaMelalui baliho itu, banyak warganet yang menganggap RK bakal maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaPoster pemilu memiliki peran strategis dalam menciptakan kesadaran politik dan membentuk opini publik.
Baca Selengkapnya