Tanpa Risma, Koalisi Kekeluargaan bisa bubar di tengah jalan
Merdeka.com - Meski sudah dideklarasikan oleh para ketua DPD dari 7 partai, Koalisi Kekeluargaan berpotensi bubar di tengah jalan. Apalagi, jika PDIP sebagai 'pengendali' gagal mengusung Tri Rismaharini sebagai cagub seperti yang diinginkan partai-partai lain. Selain itu, keputusan koalisi ternyata masih harus dibahas di tingkat DPP masing-masing partai.
Seperti diketahui, tujuh DPD partai telah menyatakan diri bergabung dan menamakan diri sebagai koalisi kekeluargaan pada Senin (8/8). Mereka adalah PDIP, PKS, PKB, PAN, PPP, Gerindra dan Demokrat. Meski begitu, belum ada calon yang disepakati sebagai cagub. Gerindra telah menyodorkan nama Sandiaga Uno, sedangkan beberapa partai lain berharap PDIP mengajukan nama Risma.
Sayangnya, keputusan koalisi itu ternyata belum disahkan di tingkat DPP. Ketua DPP PDIP Arteria Dahlan mengatakan kesepakatan di tingkat DPD ini akan dipertimbangkan di tataran pengurus pusat.
-
Kenapa PDIP belum memutuskan calon untuk Pilgub DKI 2024? 'Nama-nama akan tersaring sesuai dengan usulan dari daerah-daerah. Mohon maaf, belum bisa kami sebut karena masih melakukan proses pencermatan,' kata Hasto di Posko Pemenangan, Jakarta, Senin (6/5) malam.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Kenapa Golkar belum putuskan Ridwan Kamil? 'Waktu itu kan mungkin Ridwan Kamil bersedia karena waktu itu berasumsi bahwa Pak Anies Baswedan tidak akan maju lagi karena sudah jadi capres,' kata Waketum Golkar Ahmad Doli Kurnia.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Pada putaran pertama, ada tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat; Anies Baswedan - Sandiaga Uno; dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
-
Kapan putaran kedua Pilkada DKI 2017? Putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 mempertemukan dua pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, serta Basuki Tjahaja Purnama bersama Djarot Saiful Hidayat.
"Bisa saja, toh DPP partai harus juga mampu mencermati realitas yang ada di grass root. Apalagi DPD itu kan struktur partai yang diberikan kewenangan untuk itu walaupun keputusan nantinya ada di DPP Partai," kata Arteria kepada merdeka.com, Selasa (9/8).
"DPP partai yang memutuskan sejauh ini kita semua hargai dinamika politik kekinian yang hadir hingga saat ini. Karena itu semua merupakan realitas yamg harus menjadi bagian dari pertimbangan DPP partai," sambung dia.
Arteria menyebut partainya tidak mau terburu-buru mengumumkan calon yang bakal diusung. PDIP butuh kecermatan, dan tradisi PDIP selalu mengumumkan calon di detik terakhir pendaftaran.
"Kami punya banyak kader yang bagus-bagus, terbukti dan teruji. Jadi tidak masalah untuk menghadirkan siapa. Persoalannya bukan hanya sekadar mengeluarkan nama, tapi kita butuh kecermatan dan kehati-hatian sebagai bentuk pertanggungjawaban moral dan politik kami," tutup dia.
Sedangkan Sekjen DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menyatakan Demokrat masih menunggu waktu hingga akhir pendaftaran untuk menentukan calon yang akan diusung.
"Waktunya masih panjang, biar mereka bercakap-cakap dan bisik-bisik. Enggak mungkin langsung mengusung nama calon," kata Hinca di kantor DPP Partai Demokrat Wisma Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/8).
"Kan masih 40 hari lagi pendaftarannya, kan goal juga bisa dicetak di saat saat injury time," ujarnya.
Pengamat politik dari Universitas Nasional Jakarta, Mohammad Hailuki menilai, Koalisi Kekeluargaan berpotensi ditinggalkan jika yang diusung PDIP bukan Risma. "Beberapa partai akan mundur teratur. Itu pilihan rasional, misalnya PAN, PKS, PPP bisa berpaling dengan Gerindra, bikin koalisi sendiri sehingga PDIP hanya dengan PKB. Sedangkan Demokrat wait and see malah bisa berpaling dukung Ahok," ujarnya kepada merdeka.com Selasa (9/8).
Risma, lanjut Luki, akan menjadi sosok pemersatu bagi partai-partai di luar PDIP untuk terus berkoalisi. "Justru Risma yang jadi sosok pemersatunya. Kalau yang diusung Boy Sadikin atau Bambang DH lain cerita," tukasnya.
Menurut Luki, Risma saat ini menjadi pilihan yang paling logis bagi PDIP sebagai penantang kuat Ahok. Risma selama ini telah menunjukkan dirinya sebagai kader yang loyal kepada partai dan Megawati.
"Karakter Risma pun sesuai keinginan warga DKI yang butuh pemimpin pendobrak," pungkas Luki.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Romahurmuziy menganggap Koalisi Indonesia Bersatu sudah bubar
Baca SelengkapnyaPKB dan PDIP sudah saling bertukar informas untuk Pilkada Jabar.
Baca SelengkapnyaPresiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengatakan sikap partainya apakah akan menjadi koalisi atau oposisi akan ditentukan Majelis Syuro.
Baca SelengkapnyaKaesang Pangarep belum mengambil keputusan terkait rencana maju di dalam Pilkada.
Baca SelengkapnyaDiketahui, Pertemuan antara PSI dengan Partai Golkar berlangsung pada Kamis (11/7)
Baca SelengkapnyaNamun, belum mengungkap sosok yang akan diusung sebagai tandingan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak di Pilgub Jatim.
Baca SelengkapnyaDjarot memastikan komunikasi antara Partai Demokrat dengan PDIP tetap terjalin
Baca SelengkapnyaPasalnya, kedua partai politik (parpol) ini masing-masing hanya punya satu kursi di DPRD DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaMuzani menyebut sikap PKB bukan sinyal keretakan koalisi.
Baca SelengkapnyaNamun, Cak Imin membenarkan terkait adanya politikus PDIP yang mengungkap terus berkomunikasi dengan PKB
Baca SelengkapnyaApakah PKS memilih menjadi oposisi atau koalisi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaPKB membuka opsi meninggalkan Partai Gerindra dan calon presiden Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya