Teror-teror yang dialami Soerya Respationo jelang Pilgub Kepri
Merdeka.com - Pilgub Kepuluan Riau tinggal menghitung hari. Namun pasangan nomor urut dua, Soerya Respationo dan Ansar Ahmad hingga kini terus mendapat teror. Teror-teror itu dilakukan oleh orang-orang tak dikenal.
Dalam pengakuannya, Soerya Respationo mengaku teror itu pernah ditujukan kepada dirinya hingga kepada tim suksesnya. Meski demikian Soerya tidak ingin menuduh siapa dalang dan orang melakukan teror dan ancaman itu.
Soerya hanya berharap polisi segera menangkap pelaku agar teror tidak lagi dia terima. Hal in karena teror tersebut bisa mengganggu jalan Pilgub Kepulauan Riau yang akan digelar pada 9 Desember mendatang.
-
Mengapa Sahroni mendesak polisi menangkap pelaku? 'Ini parah, makin hari aksi pencurian makin keji dan brutal. Karenanya, saya minta Polres Jakut segera cari dan tangkap pelaku. Karena dia (pelaku) harus segera mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Pastikan dihukum berat.'
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
-
Apa harapan AHY untuk Polri? Pada kesempatan itu AHY memberikan harapan dan doa kepada Polri agar bisa melayani masyarakat dengan lebih baik lagi.'Usai rapat di Istana, saya langsung menghadiri acara peringatan Hari Bhayangkara ke-78, di Monas, Jakarta.Semoga Polri semakin maju dan profesional di tengah tantangan zaman yang tidak ringan, dan menjadi pelindung serta pengayom masyarakat Indonesia.Ke depan, kita semua berharap Polri semakin adaptif dengan perkembangan teknologi dan menghadirkan keadilan untuk semua,' tulis unggahan AHY.
-
Bagaimana DPR berharap Polri bekerja? 'Pilkada serentak ini pastinya tidak kalah ‘panas’ dari Pemilu kemarin. Dan salah satu ruang pertarungan ide itu adanya di ruang digital, media sosial. Nah peran Polri di sini yaitu memastikan agar tidak adanya hoaks yang dapat memecah belah masyarakat. Konten-konten ujaran kebencian dan fitnah juga harus dipantau. Jangan sampai ada pihak yang sengaja menggiring dan menyesatkan masyarakat. Saya yakin polisi bisa 100% menjaga kondusifitas keamanan sepanjang Pilkada,' ujar Sahroni dalam keterangan (11/9).
-
Apa yang diminta DPR dari polisi? Sahroni meminta kepolisian mengusut tuntas dugaan penganiayaan setelah ditemukannya mayat remaja laki-laki bernama Afif Maulana (AM) di bawah jembatan Kuranji, Kota Padang yang diduga dianiaya kepolisian.
-
Apa saja permintaan DPR RI ke polisi? 'Setelah ini, saya minta polisi langsung berikan pendampingan psikologis terhadap korban serta ibu korban. Juga pastikan agar pelaku menerima hukuman berat yang setimpal. Lihat pelaku murni sebagai seorang pelaku kejahatan, bukan sebagai seorang ayah korban. Karena tidak ada ayah yang tega melakukan itu kepada anaknya,' ujar Sahroni dalam keterangan, Kamis (4/4). Di sisi lain, Sahroni juga memberi beberapa catatan kepada pihak kepolisian, khususnya terkait lama waktu pengungkapan kasus. Ke depan Sahroni ingin polisi bisa lebih memprioritaskan kasus-kasus pelecehan terhadap anak.'Dari yang saya lihat, rentang pelaporan hingga pengungkapan masih memakan waktu yang cukup lama, ini harus menjadi catatan tersendiri bagi kepolisian. Ke depan harus bisa lebih dimaksimalkan lagi, diprioritaskan untuk kasus-kasus keji seperti ini. Karena korban tidak akan merasa aman selama pelaku masih berkeliaran,' tambah Sahroni.
Berikut teror-teror yang diterima Cagub Soerya:
Posko pemenangan Soerya dikirimi bom molotov
Benda mencurigakan ditemukan di posko pemenangan pasangan peserta Pilgub Kepri Soerya Respationo dan Ansar Ahmad (SAH) yang berlokasi di kawasan Batam Centre, Selasa (1/12) dini hari. Benda mencurigakan diduga bom molotov tersebut berupa empat botol dengan sejumlah elemen yang terbungkus tas plastik."Bukan bom molotov, tapi itu ada empat botol minuman Pulpy Orange terlilit dengan sumbu kompor, dan ada elemen yang lainnya berbentuk cair," kata Kabid Humas Polda Kepri AKBP Hartono kepadamerdeka.com, Jumat (4/12).Polisi hingga kini masih mendalami dan belum bisa memastikan jenis benda mencurigakan tersebut. "Itu kan bungkusan ditemukan oleh sekuriti agak malam, kemudian dilaporkan ke polisi. Setelah itu datang tim Gegana," terang Hartono.Berdasarkan informasi yang dihimpun, benda mencurigakan tersebut awalnya ditemukan oleh sekuriti bernama Heru. Dia mengira tas plastik berwarna hitam tersebut sampah. Tetapi saat diambil dan akan dibuang, ternyata isinya botol diduga berisi bensin yang dilengkapi dengan sumbu. Dia lantas melapor ke polisi.
Soerya terima ancaman pembunuhan
Pemilihan Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) berjalan panas. Calon gubernur Soerya Respationo yang berpasangan dengan Ansar Ahmad (SAH) pernah mendapat teror pembunuhan dari orang yang tak dikenal melalui SMS."Ya memang benar, itu karena SMS masuk ke nomor beliau. Kalau (ancaman) menghabisi baru sekali," kata ketua tim sukses pasangan SAH, Saproni kepada merdeka.com, Jumat (4/12).Tetapi Saproni belum mengetahui lengkap ancaman pembunuhan tersebut. Meski pasangan SAH sudah sering mendapat serangan kampanye hitam. Kubu SAH telah melaporkan ancaman pembunuhan beserta barang bukti kepada polisi.
Mobil tim sukses dihacurkan
Pasangan calon gubernur Kepri, Soerya Respationo dan Ansar Ahmad (SAH) kembali mendapat teror. Setelah sebelumnya diancam akan dibunuh dan posko pemenangannya diteror bom molotov, kini teror juga kembali terjadi.Mobil ketua tim pemenangan Kepri Soerya Respationo dan Ansar Ahmad (SAH) dirusak orang tak dikenal malam tadi. "Semalam mobil ketua tim pemenangan saya dihancurkan orang tak dikenal," ujar Soerya Respationo kepada merdeka.com, Sabtu (5/12).Mobil tersebut diparkir di depan rumah dan dirusak beberapa orang. Saat pemiliknya keluar, orang-orang yang merusak langsung kabur. "Kita sudah laporkan ini ke pihak berwajib. Ini teror tetapi saya tidak mau menuduh. Yang jelas cara kerjanya sangat rapi," ujarnya.
Nomor HP Soerya dikloning
Calon Gubernur Kepri, Soerya Respationo mengaku sering mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan jelang pelaksanaan Pilgub. Soerya mengaku nomor pribadinya pernah dikloning oleh pihak tertentu."Pernah juga nomor saya ada kloning dan tiba-tiba mengirimkan SMS yang merugikan saya," ujar Soerya Respationo kepadamerdeka.com, Sabtu (5/12).Tidak ada hanya itu, banyak selebaran-selebaran berisi fitnah yang kerap disebar di rumah-rumah ibadah yang isinya sangat menyudutkannya. "Banyak selebaran fitnah dan sebagainya yang disebar. Da selebaran gelap itu banyak sekali," ujarnya.Soerya tidak mau menuduh siapa dalang di balik semua teror yang menimpanya. Namun dia berharap petugas kepolisian segera bisa mengungkap pelaku teror ini."Kerjaan (teror) sangat rapi. Dan saya kita tidak mau menuduh siapa pelakunya. Yang jelas kita minta aparat kepolisian untuk mengusut ini," imbuhnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar memastikan akan mengawal kasus penganiayaan relawan oleh anggota TNI.
Baca SelengkapnyaSigit menyebut bahwa ada kelompok yang terafiliasi dengan teroris menumpang aksi saat terjadi perbedaan pendapa
Baca SelengkapnyaNasriadi juga mengimbau kepada seluruh tim sukses dan pendukung calon agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Baca SelengkapnyaListyo meminta jajarannya mengoptimalkan preventif strike agar pelaku teror bisa ditangkap sebelum melancarkan aksinya.
Baca SelengkapnyaUntuk itu, Sahroni berharap, kasus kriminal di wilayah Jakarta Utara bisa menurun drastis pada tahun 2024 ini.
Baca SelengkapnyaPolisi akan meningkatkan patroli selama tahapan Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPatroli ini menyasar sejumlah tempat yang dinilai rawan, mulai dari warung remang-remang hingga area perkantoran.
Baca SelengkapnyaCalon presiden nomor urut 3 Ganjar Prabowo menegaskan relawan dan pendukung pasangan calon Ganjar-Mahfud di Tangerang Raya tidak pernah gentar untuk berjuang.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden Ganjar Pranowo mengapresiasi langkah cepat TNI memproses anggotanya yang menganiaya relawan.
Baca SelengkapnyaPihak Polres akan terus di backup oleh Polda Jatim dalam penanganan perkaranya hingga tuntas.
Baca SelengkapnyaMabes Polri diingatkan kembali soal netralitas saat Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPersonel Polri menggandeng PMI untuk mengajak warga Tenayan Raya, Pekanbaru, menjaga situasi aman selama Pilkada
Baca Selengkapnya