Tersisa PDIP di Pilgub Jawa Barat
Merdeka.com - Sembilan partai politik telah mendeklarasikan jagoannya di Pilgub Jawa Barat 2018. Tinggal sang juara di Jawa Barat yakni PDIP, belum menentukan pilihan untuk bertarung di tanah pasundan tahun depan.
Golkar dan Demokrat menunjuk Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar. Tapi kedua partai belum mengungkap, siapa yang akan jadi cagub dan cawagub di antara dua nama tersebut.
Di poros kedua, ada PKB, NasDem dan PPP yang menjagokan Ridwan Kamil. Teranyar, Hanura ikut bergabung mulai Kamis (28/12) malam kemarin untuk mendukung wali kota Bandung tersebut.
-
Siapa yang akan didaftarkan PDIP Jabar? 'Hampir dipastikan bahwa malam hari ini DPD PDIP Jabar akan mendaftarkan secara resmi pasangan Calon Gubernur dan calon wakil gubernur yaitu Anies Baswedan dan Kang Ono Surono. Nah ini kita tinggal menunggu tahapan-tahapan berikutnya agar proses pendaftaran secara resmi ini bisa berjalan dengan lancar,' kata Folmer saat dikonfirmasi, Kamis (29/8).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Apa yang dilakukan PDIP untuk Pilgub Jatim? 'Jadi, kepala daerah incumbent misalnya itu muncul beberapa nama. Kalau dari kalangan menteri misalnya, ada Ibu Risma (Tri Rismaharini), ada Pak Abdullah Azwar Anas, ada Pak Pramono Anung. Pak Pramono ini laris manis, nih. Ada yang mengusulkan di Jakarta, ada yang mengusulkan di Jawa Timur,' ucap Hasto.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Kenapa PDIP menang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat.
Kubu ketiga yakni Gerindra, PKS dan PAN yang menjagokan Sudrajat - Ahmad Syaikhu untuk maju di Pilgub Jawa Barat 2018. Dari tiga poros tersebut, tersisa PDIP yang memang tak butuh koalisi untuk usung calon karena memiliki 20 kursi DPRD Jabar.
Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini telah membuka sejumlah opsi menyikapi Pilgub Jabar. Bukan tidak mungkin, karena kekuatan suara di Jabar, keputusan PDIP nanti akan mengubah konstelasi politik yang telah terbentuk saat ini. Wasekjen PDIP Eriko Sutarduga mengatakan partainya menyiapkan tiga opsi.
Pertama, PDIP akan berjuang sendiri dan mengusung skenario pasangan kader internal dengan internal atau kader internal dengan eksternal. Nama-nama kader internal yang dilirik diantaranya Ketua DPD Jawa Barat, TB Hasanuddin, Puti Guntur Soekarno, Bupati Majalengka Sutrisno hingga Rieke Diah Pitaloka.
Sementara di kalangan eksternal, ada nama Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa, Wakalemdikpol Anton Charliyan.
"Kita sudah menyiapkan tiga opsi, pertama kita maju sendiri," kata Eriko saat dihubungi, Kamis (28/12).
Eriko menyebut opsi kedua yakni berkomunikasi dengan PPP, PKB dan Hanura untuk membicarakan kemungkinan koalisi sekaligus menentukan cagub Jabar baru.
Atau, opsi terakhir, kata Eriko adalah membuka peluang kembali mendukung Ridwan Kamil bersama PPP, PKB dan NasDem. Eriko menuturkan, opsi ini terbuka jika Emil sapaan Ridwan Kamil belum menentukan calon wakilnya.
"Kami membuka diri bila mana Ridwan Kamil melakukan komunikasi dengan kita. Karena dengan PPP, PKB belum ada kepastian masalah wakil," ungkapnya.
Melihat gelagat PDIP. PKB pun mewaspadai. Dia mendesak, agar koalisi Ridwan Kamil segera menentukan calon wakil gubernur. Sebab, jika PDIP masuk, bukan tidak mungkin akan menambah masalah baru.
"Kalau enggak begitu malah semua, PDIP yang masuk nanti semua partai keluar malah masalah kan," kata Wasekjen PKB Jazilul Fawaid saat dihubungi, Kamis (28/12).
Untuk itu, Jazilul berharap, 3 partai pendukung Emil untuk tetap kompak sekaligus mencermati dinamika politik yang terjadi di Pilgub Jabar. Tujuannya agar bisa memenangkan persaingan.
"Kan namanya pilkada itu kan targetnya bagaimana memenangkan, makanya solidnya koalisi dan pasangan yang diusung itu sangat menentukan gitu," tegasnya.
Jazilul menambahkan, sejak awal PKB menawarkan nama Maman Imanulhaq dan Syaiful Huda menjadi cawagub Emil. Pihaknya tak mempersoalkan jika nama Maman dan Huda harus diuji elektabilitasnya berdasarkan survei dan kajian. Sayangnya, hasil survei hingga saat ini belum disampaikan.
PKB, lanjut Jazilul, akan menarik dukungan jika masalah cawagub Emil tidak mendapatkan titik terang. "PKB juga bisa menarik dukungan jika nanti pembicaraan atau solusi tidak win win solution, utamanya terkait dengan posisi di cawagubnya," tukas Jazilul.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan jajarannya untuk stand by di DPP dan membahas perkembangan politik yang ada.
Baca SelengkapnyaPada Pemilu 2024, PDIP masih memuncaki daftar perolehan suara partai berdasarkan hasil quick count CSIS.
Baca SelengkapnyaDi antaranya, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Semarang, Grobogan, dan Kota Semarang
Baca SelengkapnyaPenjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin masuk dalam figur yang dipertimbangkan PDIP untuk didukung pada Pilgub Jabar.
Baca SelengkapnyaPDIP berhasil meraup total 5.859.448 suara di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP juga sedang mencari partai lain untuk membangun koalisi, khususnya di Pilgub Jabar.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan partainya pada Pilkada 2024 siap berkoalisi dengan partai di luar koalisi mereka saat Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPilkada Jawa Barat (Jabar) diikuti 4 kandidat. Di mana dua kandidat diusung oleh gabungan beberapa parpol, sedangkan dua lainnya diusung tanpa berkoalisi
Baca SelengkapnyaSelain Pilgub Jakarta, PDIP juga membahas peluang kerja sama dengan PKB di Pilkada Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP, Said Abdullah, meminta publik agar memberikan waktu kepada parpol-parpol untuk melakukan penjajakan dan komunikasi politik.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan akan terus bergerak cepat menghadapi pilkada serentak.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengantongi sejumlah nama besar yang akan diusung dalam Pilkada DKI Jakarta 2024.
Baca Selengkapnya