Tiba di Palangkaraya, Sandiaga Uno Disambut Upacara Adat Tetek Pantan
Merdeka.com - Menggunakan hoodie, Sandiaga Uno mengunjungi Palangkaraya. Setibanya di sana, calon wakil presiden nomor urut 02 ini disambut dengan upacara adat Tetek Pantan, Senin (4/2).
Usai disambut dengan tarian, Sandiaga masih harus mengikuti ritual adat yaitu potong pantan atau menyingkirkan rintangan. Di hadapan gerbang kayu berbentuk kubus dengan ukuran masing-masing sisi sekitar 2 meter, terbentang sebatang kayu akasia terselubung kain. Pemimpin adat berada di bagian dalam gerbang, sedangkan tamu di sisi luar.
Sebelum tamu menyingkirkan penghalang, pemimpin adat melontarkan tiga pertanyaan yang wajib dijawab oleh Sandiaga. Tiga pertanyaan itu adalah siapakah nama tamu, berapa jumlah rombongan, dan apa maksud juga tujuan kedatangannya.
-
Kenapa Sandiaga Uno membagikan 'jurus' ini? Tujuannya, dia berucap agar para bawahan lekas mendapat jabatan hingga gaji yang naik.
-
Bagaimana Sandiaga Uno menunjukkan 'jurus' nya? Sandi pun merekayasa dengan adegan lucu nan menggelitik.Dalam video berdurasi pendek itu, Sandiaga yang tampil mengenakan setelan olahraga golf nampak didampingi tiga orang pria. Sandiaga lantas hendak memukul bola golf. Sejurus kemudian, Sandiaga mengayunkan lengan seolah telah berhasil memukul bola sasaran di depan mata. Alih-alih bola terbang ke lokasi tujuan di seberang, sasaran justru masih nampak di bawah kaki.
-
Siapa yang melakukan itu? Toh kamu juga tidak sendirian, karena banyak orang melakukan hal kamu juga lakukan.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
-
Apa yang dilakukan Prabowo usai berpidato? Capres Prabowo Subianto menghadiri acara Jaringan Islam Indonesia di Palembang, Selasa (9/1). Usai berpidato, Prabowo menyempatkan diri menggendong dan mencium dua anak kecil.
-
Apa itu Sandur Bojonegoro? Sandur yang dikenal di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban dulunya hiburan petani usai seharian bekerja di sawah.
Sandiaga Uno Disambut Upacara Adat Tetek Pantan ©2019 Merdeka.com/istimewa
Lalu, jika setiap kali tamu selesai menjawab satu pertanyaan dari pemimpin adat, maka pemimpin adat menyahutnya dengan pekik kemenangan atau disebut melahap, 'Uuuuju Ku iy'.
"Saya Haji Sandiaga Salahuddin Uno, dengan delapan orang dari kepolisian dan empat dari tim inti saya, maksud tujuan kedatangan saya untuk menciptakan Indonesia adil dan makmur, Indonesia Baldatun Thayyubatun Wa Rabbun Ghafur," jawab Sandi.
Setelah menjawab pertanyaan, Sandi beserta rombongan dipersilakan maju dan melipat kain yang diletakkan di atas kayu sebelum menebasnya dengan senjata tradisional khas Kalimantan Tengah, Mandau. Sandi dengan perlahan mulai memotong kayu itu hingga terbelah dua. Lalu, teriakan 'Uuuju Ku iy' kembali terdengar.
Sandiaga Uno Disambut Upacara Adat Tetek Pantan ©2019 Merdeka.com/istimewa
Ritual pun kembali dilanjutkan dengan menginjak telur ayam kampung di atas batu dengan kaki kanan. Batu itu melambangkan kerasnya niat dan usaha manusia untuk meraih suatu kebaikan serta tujuan hidup.
"Telur ayam kampung yang berisi kehidupan ini tercurah ke bumi pertiwi dan akan membawa kesuburan serta kesejahteraan bagi manusia," ujar Pemandi adat.
"Luar biasa kayanya Indonesia dengan budanyanya. Ini kekuatan untuk menyerap lapangan kerja dan selalu belajar dengan kearifan lokal. Ini harus terus kita jaga. Warisan budaya leluhur yang membuat Indonesia unik," ujar Sandi.
Sandiaga Uno Disambut Upacara Adat Tetek Pantan ©2019 Merdeka.com/istimewa
Untuk diketahui, Tetek Pantan jika dalam bahasa Dayak Ngaju berarti memotong penghalang atau menyingkirkan rintangan sehingga biasa disebut pula potong pantan. Upacara adat khas suku Dayak itu merupakan warisan tradisi nenek moyang.
Dahulu, upacara itu khusus digunakan untuk menyambut kemenangan kepala suku yang pulang dari perang dan mengayau atau memotong kepala musuh. Tapi kini digunakan untuk menyambut tamu kehormatan.
Titipkan Tiga Pesan
Dalam kesempatan ini, Sandiaga diberikan tiga pesan saat bersilaturahmi terhadap tokoh masyarakat Palangkaraya DJ Nihin di kediaman mantan bupati Barito Utara, di Temanggung Tandang Nomor 56, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (4/1).
Nihin yang kini menjadi salah satu tokoh agama yang dihormati di Palangkaraya, menitipkan pesan agar Sandi memperhatikan rakyat dengan sebaik-baiknya.
"Saya ada tiga pesan buat Pak Sandi. Pertama, ciptakan rasa aman, kedua mendengarkan apa yang diinginkan rakyat, dan ketiga menciptakan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia agar tercipta Indonesia yang adil dan makmur," ucap Nihin.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengaku tidak akan melupakan harapan dan pesan dari Nihin. Ia berjanji, jika terpilih nanti akan mewujudkan pesan yang diminta oleh Nihin.
"Apa yang disampaikan Pak Nihin menjadi tekad Prabowo Sandi untuk Indonesia menang. Indonesia yang lebih baik dari sekarang. Aman dalam mencari dan menciptakan lapangan kerja, sejahtera karena harga-harga kebutuhan pokok yang stabil serta terjangkau. Terima kasih atas masukannya," jelas Sandi.
Pertemuan itu juga dihadiri oleh sejumlah masyarakat Palangkaraya termasuk perwakilan dari partai koalisi. Kedatangan Sandi ke Palangkaraya menjadi momen warga untuk melakukan swafoto dan bersalaman dengan Sandiaga.
Bukan hanya itu, ternyata ada salah satu warga yang nekat menerobos masuk dalam kerumunan agar bisa mendekati Sandiaga. Saat itu, Lisa warga yang nekat menerobos memberikan sebuah amplop kepada Sandiaga.
"Ini pak sumbangan dari saya untuk dana perjuangan bapak. Semoga menang pak, ini ikhlas pak, jangan dilihat dari jumlahnya," ucap Lisa.
"Sumbangan ini akan saya laporkan ke BPN bahwa ada Bu Lisa dari Palangkaraya yang menyumbang dana kampanye. Saya tidak akan melihat nilainya. Tapi keikhlasan bu Lisa sudah menggetarkan saya," jawab Sandi.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kesenian banyak ditemukan di daerah Kalimantan Timur dari suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung sebagai lambang kegembiraan dan juga ramah tamah.
Baca SelengkapnyaRitual adat Dayak Ngampar Bide dalam kemeriahan Pekan Gawai Dayak
Baca SelengkapnyaMeski angin bertiup cukup kencang pagi itu, Zani tanpa ragu merayapi tiang bendera untuk bisa sampai ke puncak.
Baca SelengkapnyaWalau saling pukul pakai rotan, namun warga di sini tidak saling dendam
Baca SelengkapnyaPada 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah menetapkan canang kayu sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Aceh,
Baca Selengkapnya