Tim Jokowi dan Prabowo Beri Catatan Penyelenggaraan Pemilu di Jabar
Merdeka.com - KPU Jawa Barat telah merampungkan rekapitulasi suara di Pilpres 2019. Hasilnya, Prabowo-Sandiaga unggul telak dari Jokowi-Ma'ruf.
Prabowo-Sandiaga memenangkan pertarungan di 21 Kabupaten Kota dengan total raihan suara sebanyak 16.077.446 suara. Sedangkan enam daerah lainnya berhasil dikuasai oleh Jokowi-Maruf Amin dengan total suara sebanyak 10.750.568.
Kubu Prabowo dan Jokowi memberikan catatan terhadap penyelenggaraan pemilu di tanah pasundan tersebut. Masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki dari sisi teknis.
-
Kenapa Prabowo unggul di beberapa provinsi? Dari beberapa daerah yang sudah dibacakan, pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dari pasangan nomor urut 01 Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar dan nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
-
Prabowo-Gibran unggul di berapa provinsi? Berdasarkan hasil di tujuh provinsi itu, pasangan Prabowo-Gibran unggul dan menempati urutan pertama.
-
Suara apa yang diraih Prabowo-Gibran di Sulawesi Utara? Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengesahkan suara pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul di wilayah Sulawesi Utara. Prabowo-Gibran meraup 1.229.069 suara. Hal ini berdasarkan hasil rapat rekapitulasi wilayah Sulawesi Utara yang digelar di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
-
Apa yang membuat Prabowo unggul? Survei yang selesai mereka lakukan pada 6 Februari atau delapan hari jelang pemungutan suara itu menemukan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 53,5 persen. Pasangan tersebut unggul telak dibanding dua kompetitornya, Anies-Muhaimin yang elektabilitasnya 21,7 persen dan Ganjar-Mahfud dengan tingkat keterpilihan 19,2 persen.
-
Kenapa Prabowo-Gibran unggul di sebagian besar wilayah? Tercatat, paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mampu kuasai hampir seluruh wilayah.
Sekretaris BPP Prabowo-Sandiaga Jabar, Haru Suandharu pelaksanaan Pemilu, khususnya Pilpres di Jawa Barat tidak keluar dari prinsip jujur dan adil, transparan dan demokratis.
"Mungkin di Jabar kondisinya tidak terlalu mengkhawatirkan," ujarnya saat dihubungi, Senin (13/5).
Meski demikian, ada beberapa catatan yang harus menjadi evaluasi bersama, khususnya bagi para penyelenggara, yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jabar. Contohnya terkait pemahaman saksi di KPPS yang beragam dan belum berpengalaman sehingga dalam proses pemungutan suara dan penghitungan suara mengalami kendala.
Selain itu, masalah distribusi surat suara di beberapa tempat yang kekurangan dengan jumlah signifikan sehingga pemungutan suara dimulai tidak tepat waktu. Lalu soal netralitas penyelenggara negara dan pemilu di tingkat KPPS, PPK, KPUD hingga Panwaslu.
"Menurut dia, netralitas penyelenggara negara dan pemilu jadi catatan penting karena bisa mengurangi nilai kualitas demokrasi dalam pemilu. Belum lagi soal petugas KPPS di Jabar yang meninggal," katanya.
Ia mengakui hal ini tidak terlepas dari sistem Pemilu 2019 yang digelar secara serentak baik pemilihan presiden maupun legislatif. Untuk itu, evaluasi dan pencarian solusi untuk sistem penyelenggaraan pesta demokrasi selanjutnya harus dilakukan sejak tahun ini.
Disinggung mengenai suara kubu pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Maruf Amin dan 02, Prabowo-Sandiaga Uno, ia tidak terlalu mempermasalahkannya.
"Intinya, meski rekapitulasi suara 02 besar, lantas kami akan tutup mata. Tidak begitu. Itu tadi kenapa saya sampaikan beberapa catatan, meski 02 menang, tapi ada catatan tertentu," ujarnya.
Hal senada dikatakan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-KH Maruf Jabar, Dedi Mulyadi. Dia menilai tidak ada masalah secara substansial.
"Aspek penyelenggaraan pemilu secara nasional berjalan profesional. Kalaupun ada beberapa catatan, saya kira itu hal teknis sebagai dampak dari penyelenggaraan pemilu serentak yang bikin repot semua orang," ujarnya.
"Kalau evaluasi ya perlu. Tapi Urusan kecurangan, sengketa hasil pemilu ada mekanismenya. Perselisihan hasil pemilu diajukan gugatan ke MK, kecurangan bisa ke Bawaslu atau DKPP," kata Dedi.
Dedi menambahkan, penyelenggaraan pemilu di Jabar baik Pilpres maupun Pileg berjalan dengan aman, lancar dan kondusif. Ia berterima kasih pada TNI/Polri yang turut mengawal momen penting itu.
"Pemilu 2019 di Jabar berlangsung aman, damai, kondusif dan lancar itu tandanya penyelenggara pemilu bekerja profesional dan transparan dengan dibantu oleh TNI/Polri," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jumlah yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 26.219.453 orang.
Baca SelengkapnyaSejumlah lembaga survei nyaris merampungkan hasil hitung cepatnya, quick count di Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaHasil penghitungan menunjukkan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menang telak dengan 16 juta suara
Baca SelengkapnyaSetidaknya, ada 6 daerah yang menjadi atensi Prabowo Subianto dan Jokowi.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran meraih suara 12.096.454 di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan penghitungan manual di 23 provinsi, Prabowo-Gibran mendapatkan 61.111.911 suara.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran unggul dengan perolehan 16.716.603 suara.
Baca SelengkapnyaPada agenda kali ini, KPU akan membacakan hasil rekapitulasi suara di empat provinsi yang tersisa.
Baca SelengkapnyaLodik menyebutkan, hasil perolehan suara pasangan capres-cawapres tersebar 568 TPS di 19 distrik.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo dan Mahfud MD kalah dari Prabowo-Gibran di Salatiga.
Baca SelengkapnyaData masih terus bergerak. Angka yang diperoleh masing-masing capres cawapres juga masih berubah
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan, Jokowi telah merangkulnya sampai kini ia bisa dipilih mayoritas rakyat untuk menjadi Presiden RI.
Baca Selengkapnya