Tim Komunikasi Presiden dinilai tak maksimal jelaskan lawatan ke AS

Merdeka.com - Tim Komunikasi Presiden dinilai tak maksimal dalam menjalankan tupoksinya sebagai penyalur informasi dari Presiden Jokowi ke masyarakat. Urgensi kunjungan Presiden ke Amerika Serikat di tengah bencana asap dan keputusan untuk mempercepat lawatannya dinilai secara substansi tidak diterima sebagian besar rakyat Indonesia.

"Ini sebenarnya kewajiban tim komunikasi presiden, jujur menurut saya tak optimal sehingga yang muncul informasi-informasi yang teknis, bukan substansinya," kata Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti dalam diskusi di Dewan Pers, Jakarta, Kamis (29/10).

Ray mencontohkan, justru yang menjadi perdebatan ke muka publik terkait kunjungan Jokowi ke AS adalah ketika Jokowi turun dari pesawat, terdapat tong sampah di samping pesawat yang kemudian diketahui sebagai alat pemadam kebakaran.

"Turun dari pesawat di belakang ada tong sampah. Menurut saya tak sehat untuk diperdebatkan bagi republik ini. Menurut saya pekerjaan tim komunikasi presiden, bukan teknis penerimaan presiden di AS. Apakah kegiatan presiden ke AS tercapai atau tidak, publik kan ingin tahu," jelas Ray.

"Sebab, sampai sekarang kita tak terlalu dengar apa sebetulnya dibuat presiden soal kabut asap ini. Apa kendala utama yang dialami presiden sehingga tak optimal atau ada alasan lain," sambungnya.

Oleh karena itu, lanjut Ray, tim komunikasi presiden diharapkan lebih optimal dalam menjalankan tugasnya. Apalagi, Presiden Jokowi tak bisa menjelaskan semua persoalan ke muka publik.

"Jangan presiden yang jawab segala persoalan, banyak rumor yang butuh penjelasan. Pak Jokowi memang orang yang tak terlalu ribet dengan seremonial. Publik bertanya-tanya mengapa nama-nama perusahaan pembakar lahan dan hutan tak dibuka secara jelas," tegasnya.