Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Timses sebut jualan politik Ahok-Djarot lebih berkelas

Timses sebut jualan politik Ahok-Djarot lebih berkelas Megawati di rumah Lembang. ©2017 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman

Merdeka.com - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dianggap mengutamakan sentimen agama di putaran II. Cara ini dikritik kubu lawannya, Basuki T Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Mereka mengklaim cara dipakai dalam Pilgub DKI lebih berkelas.

Juru Bicara pasangan Ahok-Djarot, Ansy Lema, menyebut selama ini lebih mengutamakan program kerja dan memunculkan rekam jejak. Bahkan pihaknya menentang pelbagai upaya mementingkan sentimen SARA.

"Jualan politik Basuki-Djarot adalah barang yang berkelas yaitu berupa rekam jejak, visi misi dan program kerja. Kami (kubu) Basuki-Djarot sangat anti dan pantang menggunakan atau mengeksploitasi sentimen SARA, khususnya agama untuk sekedar mendapatkan kekuasaan," kata Ansy Lema dalam keterangannya, Rabu (5/4).

Menurut Ansy, pasangan Ahok-Djarot mengedepankan akal sehat dalam berpolitik. Sebab, para pendukung berasal dari latarbelakang berbeda. Bahkan setiap kesempatan pertemuan di hadapan komunitas, kata dia, Ahok tidak pernah meminta mereka memilih seorang pejabat publik berdasarkan kesamaan identitas sebagai tolak ukur.

"Pak Ahok selalu mengatakan, 'kalau tidak ada yang lebih baik dari parameter-parameter itu, ya Anda harus memiliki Basuki-Djarot'. Nah, ini sebenarnya bentuk apresiasi terhadap rasionalitas atau politik akal sehat dalam demokrasi ini," jelasnya.

Penjelasan Ansy ini sekaligus menyinggung sikap Eep Saefulloh Fatah sebagai konsultan politik Anies-Sandiaga. Dia menilai Eep telah mencederai demokrasi dan memiliki konsekuensi hukum. Sebab menggunakan rumah ibadah sebagai sarana kegiatan politik. Menurut dia, ini dilakukan Eep seperti terekam dalam sebuah video belakangan ini menjadi viral di media sosial.

Atas masalah ini, timses Ahok-Djarot meminta KPUD DKI dan Bawaslu sebagai lembaga penyelenggara, segera mengambil tindakan tegas. Terutama terhadap setiap bentuk kampanye sengaja mengeksploitasi sentimen agama. Apalagi, lanjut dia, dikhawatirkan bila didiamkan maka model kampanye seperti itu akan diikuti banyak daerah lain. Ini mengingat Jakarta sebagai barometer politik di Indonesia.

"Ini seharusnya sudah harus ditindak lanjuti oleh penyelenggara pemilu. Kalau pembiaran ini dilakukan, seolah-olah masyarakat merasa bahwa ini praktik yang benar, padahal aturan itu secara tegas, jelas dan lugas mengatakan bahwa rumah ibadah itu tidak bisa dijadikan tempat berkampanye," terangnya. (mdk/ang)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Nostalgia Pilkada DKI 2017: Kandidat, Daya Tarik, dan Hasil yang Sengit
Nostalgia Pilkada DKI 2017: Kandidat, Daya Tarik, dan Hasil yang Sengit

Pilkada DKI tahun 2017 berlangsung sangat menarik dan penuh dinamika. Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama dan etnis.

Baca Selengkapnya
Hasil Quick Count Pilkada DKI 2017, Sengit
Hasil Quick Count Pilkada DKI 2017, Sengit

Hasil quick count Pilkada DKI 2017 menggambarkan pergeseran dukungan pemilih sehingga memunculkan hasil yang tidak terduga.

Baca Selengkapnya
Survei Litbang Kompas Terhadap Ahok Mengejutkan, PDIP: Potensial Kalahkan Anies
Survei Litbang Kompas Terhadap Ahok Mengejutkan, PDIP: Potensial Kalahkan Anies

Sampai saat ini nama Ahok juga masih menjadi pertimbangan bagi PDIP untuk di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya
INFOGRAFIS: Tiga Tokoh dengan Elektabilitas Tertinggi di Pilkada Jakarta 2024
INFOGRAFIS: Tiga Tokoh dengan Elektabilitas Tertinggi di Pilkada Jakarta 2024

Pilkada Jakarta bakal digelar November 2024. Tiga calon kuat digadang memiliki potensi menang jika maju sebagai cagub.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Wacana Duet Anies-Ahok di Pilgub Jakarta Mencuat, Ganjar Kaget Langsung Beri Reaksi Menohok
VIDEO: Wacana Duet Anies-Ahok di Pilgub Jakarta Mencuat, Ganjar Kaget Langsung Beri Reaksi Menohok

Reaksi Ganjar mendadak berbeda, ketika disinggung wacana duet Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta.

Baca Selengkapnya
Sesumbar Ahok: Pendukung Anies dan Saya Lebih Cenderung Pilih Kotak Kosong, Pasti Malu
Sesumbar Ahok: Pendukung Anies dan Saya Lebih Cenderung Pilih Kotak Kosong, Pasti Malu

Ahok menyatakan kubu KIM plus yang mengusung Ridwan Kamil akan malu jika kalah melawan kotak kosong.

Baca Selengkapnya
Ini Alasan Kuat PKS Usung Duet Anies-Sohibul Iman di Pilgub Jakarta 2024
Ini Alasan Kuat PKS Usung Duet Anies-Sohibul Iman di Pilgub Jakarta 2024

residen PKS Ahmad Syaikhu membeberkan alasan mengusung duet AMAN tersebut.

Baca Selengkapnya
Jika Anies vs Ahok Terulang di Pilkada Jakarta 2024, Ini Hasilnya
Jika Anies vs Ahok Terulang di Pilkada Jakarta 2024, Ini Hasilnya

Litbang Kompas merilis survei terbaru terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Jakarta 2024, Selasa (16/7).

Baca Selengkapnya
Duet Anies-Kaesang Dinilai Menarik, PKS: Tapi Musyawarah DPTP Keputusannya Anies-Sohibul
Duet Anies-Kaesang Dinilai Menarik, PKS: Tapi Musyawarah DPTP Keputusannya Anies-Sohibul

Hal ini disampaikan usai pertemuan antara petinggi PKS dengan PSI di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Senin (8/7).

Baca Selengkapnya
Pramono-Rano dan Ridwan Kamil-Suswono Berebut Dukungan Politik Anies dan Relawannya
Pramono-Rano dan Ridwan Kamil-Suswono Berebut Dukungan Politik Anies dan Relawannya

Arah dukungan politik dari Anies Baswedan dan relawannya, bisa menjadi penentu pemenang Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya
Mungkinkah Duet Anies-Ahok Terwujud di Pilgub Jakarta?
Mungkinkah Duet Anies-Ahok Terwujud di Pilgub Jakarta?

Keduanya pernah menjadi gubernur. Akankan berpotensi menang jika keduanya berduet?

Baca Selengkapnya
FOTO: Momen Anies dan Ahok Satu Barisan Dukung Pramono-Rano di Pilkada Jakarta
FOTO: Momen Anies dan Ahok Satu Barisan Dukung Pramono-Rano di Pilkada Jakarta

Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang sebelumnya adalah rival pada Pilkada Jakarta 2017, kini bersatu dalam barisan pendukung Pramono-Rano.

Baca Selengkapnya