Tinggalkan Jakarta, nasionalisme Jokowi diragukan
Merdeka.com - Belum selesai menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) sudah memutuskan untuk maju sebagai capres di Pilpres 2014. Hal ini dinilai bukan sikap nasionalisme, apalagi PDIP partai pengusung Jokowi selalu menjual nilai nasionalisme.
Pakar soft skill dari UI Taufik Bahaudin mengatakan, ucapan seseorang yang keras tentang satu hal, belum tentu mencerminkan perbuatan dan tindakannya. Dia mencontohkan soal korupsi, banyak orang yang ingin korupsi diberantas, tapi nyatanya melakukan korupsi itu sendiri.
"Saya ingin mencoba menjelaskan bagaimana orang ini bisa menampilkan nasionalisme yang dia ucapkan dan muncul dalam perilaku, tindakan proses pengambilan keputusan," ujar dia dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (5/4).
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa saja Capres 2024? Sebagaimana diketahui, terdapat 3 pasangan capres dan cawapres yang akan berlaga. Ketiga pasangan itu ialah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
Selain itu, dia juga mencontohkan, bahwa seseorang yang punya rasa nasionalisme harusnya punya jiwa bertanggungjawab yang tinggi.
"Tangung jawab, seseorang tidak mungkin bicara nasionalisme kalau enggak punya tanggung jawab, komitmen janji, kalau ngomong kenceng tapi janji tidak dipenuhi," terang dia.
Topik pilihan: Kampanye Pemilu 2014 | Prabowo vs PDIP
Hal senada diungkapkan oleh pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing. Menurut dia, orang yang punya nasionalisme tinggi harus menepati janji.
"Misal ada tokoh mengatakan, dia berjanji akan menjabat 5 tahun, tapi dia tidak menyelesaikannya. Perbuatan dan tindakan harus sama, meninggalkan tugas sebagai gubernur, apa ini sesuai ucapan dengan tindakan?" sindir dia.
Dia menilai, seluruh capres yang ada saat ini harus ditelanjangi rekam jejaknya. "Capres punya kemampuan harus kita akui, tapi kelemahannya juga harus kita bongkar," imbuhnya.
Dia juga mengkritik PDIP yang selalu menjual kata nasionalisme. Padahal kenyataannya, PDIP sedang membangun dinasti di partai.
"Nasionalisme bukan terjadi pada partai dinasti yang persiapkan anak dan keturunannya. Kita tidak boleh terlena dengan ungkapan yang manis," tegas dia.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Politikus PDIP Wayan menilai sosok Jokowi sudah mulai berubah.
Baca SelengkapnyaMenurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca SelengkapnyaHasto mengklaim mendapatkan pandangan tersebut ketika menemui masyarakat Jawa Tengah yang menyampaikan penilaiannya soal Jokowi.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok menyebut, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa kerja.
Baca SelengkapnyaCak Imin meminta rakyat yang menilai atas sikap Jokowi di Pilpres
Baca SelengkapnyaEros Djarot menilai sikap Jokowi terkait pencalonan Gibran sebagai cawapres Prabowo melawan hukum.
Baca SelengkapnyaJokowi mengungkapkan sosok RK memiliki rekam jejak yang mumpuni dengan segala pengalamannya sebagai pemimpin
Baca SelengkapnyaDalam pertemuan itu, Effendi terlihat berada di tengah para Timses RIDO lainnya sambil memakai kemeja hitam.
Baca SelengkapnyaHasto menjelaskan, PDIP berani mencalonkan Gibran kala itu lantaran melihat kepemimpinan Presiden Jokowi yang dinilai telah memberikan dampak baik bagi RI.
Baca SelengkapnyaPemerintahan Jokowi mewariskan masalah yang cukup besar pada sistem demokrasi.
Baca SelengkapnyaRK belum mengantongi KTP Jakarta. Sehingga dia harus mencoblos di daerah sesuai dengan alamat yang tertera pada KTP.
Baca Selengkapnya"Banyak permasalahan rakyat yang harus diselesaikan," kata Jokowi
Baca Selengkapnya