Ultimatum parpol tolak dukung Ahok jika maju independen
Merdeka.com - Sejumlah partai politik masih berharap Basuki Tjahaja Purnama tidak maju melalui jalur perseorangan. Mereka memastikan, tidak akan memberikan dukungan terhadap Ahok.
PDIP, PKB, dan PPP, tiga partai yang hingga kini belum mengumumkan siapa calon gubernur DKI yang akan diusung, menyatakan tegas sikap mereka tidak mau mendukung calon independen.
PKB dan PDIP sepakat tidak mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) jika tetap berkeras maju melalui jalur independen bersama para relawannya. Pernyataan ini muncul dari Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKB Abdul Aziz. Menurutnya, keputusan kedua partai didapat setelah melangsungkan komunikasi politik ke Kantor DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, di Tebet, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Pada putaran pertama, ada tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat; Anies Baswedan - Sandiaga Uno; dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
"PKB baru minggu lalu melakukan pertemuan dengan PDIP. Intinya sepakat tidak mendukung calon perseorangan atau dari jalur independen," kata Aziz melalui pesan singkat, Rabu (15/6).
Dalam pertemuan itu, dijelaskannya, pihaknya diwakili oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKB DKI Jakarta, Hasbiyallah Ilyas, dan diterima oleh Pelaksana Tugas Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Bambang DH dan 6 politisi PDIP lainnya. "Pertemuan itu sepakat tidak usung (calon) independen. Dari PKB yang hadir semua anggota dewan dan pengurus DPW termasuk ketua DPW PKB DKI Hasbiallah Ilyas," terangnya.
Meski sudah menentukan sikap untuk Ahok, lanjut Aziz, kedua partai belum ada pembicaraan ke arah pembentukan koalisi. Hanya saja, sudah ada bahasan soal kriteria bersama calon pemimpin Ibu kota.
Selain itu, proses penjaringan bakal calon Gubernur DKI dari PKB sejauh ini sudah melewati tahapan fit and proper test. "Ada beberapa nama yang muncul dari hasil penjaringan itu baik kader internal dan eksternal," pungkasnya.
Demikian juga dengan PPP. Ketua Umum PPP, Romahurmuziy mengatakan bahwa partai yang dipimpinnya tersebut hanya mendukung calon yang akan maju di Pilgub lewat partai politik. "Jelas, kami tidak akan mengusung nama yang tidak lewat jalur parpol atau lebih memilih jalur independen, kami lebih menghargai mereka yang memang butuh dukungan Partai," ujar dia kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/6).
Romi juga mengatakan, partainya tidak terpaku untuk mengusung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam Pemilihan Gubernur DKI 2017. "Kami tidak dalam posisi ngebet untuk mengusung Ahok (Basuki) meski sebagai petahana dia sangat dikenal oleh publik," kata Romi.
Meski sejumlah partai telah menyatakan memberikan dukungan kepada Ahok, PPP tetap akan menjaring aspirasi dari seluruh elemen partai sebelum mengambil keputusan. Sebab, sejumlah partai yang mengusung Ahok untuk mengamankan suara pada Pemilu 2019, belum tentu terbukti.
"Efek itu kami rasa belum pasti, karenanya kami tidak akan mengikuti langkah partai-partai tersebut, kami rasa ada banyak strategi pencalonan yang masih bisa kami lakukan," kata Romi.
Romi menambahkan, PPP pun sebenarnya sudah mempersiapkan beberapa calon internal dari partainya yang akan bertarung di Pilgub DKI Jakarta dengan modal sepuluh kursi di DPRD.
"Sebenarnya sudah beredar kan namanya, tapi yang pasti jelasnya akan kita umumkan sehabis lebaran. Ada tiga nama, yaitu Taufiequrachman Ruki, Ustaz Yusuf Mansyur, dan Okky Asokawati," jelas Romi.
Menurutnya, persiapan calon internal ini untuk memperkuat calon yang akan diusung, pihaknya pun telah melakukan komunikasi politik dengan partai lain.
"Oh iya, meskipun sudah ada tiga nama dari kita, tapi kita akan tetap berkoalisi dengan partai lain, kita sudah melakukan komunikasi politik walaupun tidak tatap muka kan bisa lewat media," ucapnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok mengatakan penolakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendukung capres Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaAhok menanggapi pertanyaan adanya kemungkinan koalisi antara paslon 03 dengan paslon 01 jika ada putaran kedua
Baca SelengkapnyaAhok pun meluruskan pernyataannya soal Gibran dan Jokowi tak bisa kerja jika Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP Tak Arahkan Ahok untuk Mundur dari Komisaris Utama Pertamina
Baca SelengkapnyaAhok mengundurkan diri sebagai Komut PT Pertamina (Persero)
Baca SelengkapnyaAhok mengungkapkan peniadaan Pilgub merupakan wacana yang sudah lama ia ketahui.
Baca SelengkapnyaAhok mengaku ingin ikut mengampanyekan Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaAhok juga tidak bisa ikut berkampanye karena posisinya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina
Baca SelengkapnyaAhok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.
Baca SelengkapnyaAhok bakal fokus memenangkan Ganjar-Mahfud di Jakarta.
Baca SelengkapnyaBasuki T Purnama membuat keputusan mengejutkan. Ahok mundur sebagai komisaris utama Pertamina per 2 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaHasto menyebut, mundurnya Ahok dari komisaris utama Pertamina merupakan gerakan etika.
Baca Selengkapnya