Usai dilantik presiden, Jokowi tak lagi cium tangan Megawati
Merdeka.com - Joko Widodo (Jokowi) resmi menjabat sebagai presiden periode 2014-2019. Pelantikan yang dilakukan oleh MPR berjalan lancar dan sukses.
Pantauan merdeka.com, Senin (20/10), setelah prosesi pelantikan dilakukan kemudian para petinggi negara berfoto bersama di depan pintu paripurna I kompleks parlemen. Selanjutnya, Jokowi bersama wapres Jusuf Kalla (JK) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Boediono serta undangan lainnya makan siang bersama.
Turut hadir Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan para pejabat negara sahabat seperti PM Australia Tony Abbott, PM Malaysia Nadjib Razak, Menlu AS John Kerry dan negara tetangga lainnya.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang ditugaskan Jokowi untuk membujuk Megawati? 'Supaya enggak salah, ini ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega, agar kepemimpinan PDI Perjuangan diserahkan kepada Pak Jokowi. Jadi, dalam rangka kendaraan politik untuk 21 tahun ke depan,' sebutnya.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
Setelah itu, Jokowi bersama JK keluar sekitar pukul 12.00 WIB dari ruang jamuan makan siang. Keduanya menunggu di halaman depan gedung kura-kura sebelum naik mobil.
Lima menit kemudian, Megawati keluar bersama putrinya Puan Maharani, mantan Sekjen PDIP Pramono Anung dan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo serta Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga. Kemudian berbincang santai di halaman gedung dengan Jokowi-JK yang sudah menunggu.
Disusul oleh para perwakilan negara sahabat lainnya seperti Tony Abbott, John Kerry dan lainnya. Mereka sempat berbincang sekitar lima menit sambil tertawa-tawa.
Sekitar Pukul 12.15 WIB Jokowi kemudian pamit kepada Megawati yang mengenakan kebaya putih. Tak seperti biasanya, Jokowi hanya bersalaman biasa tanpa mencium tangan Mega.
Sebelumnya, Jokowi kerap mencium tangan Megawati saat menjadi gubernur DKI Jakarta. Kemudian, hal itu mendapat kritik dari publik, ketika Jokowi telah diputus mencalonkan diri sebagai presiden.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo atau Jokowi enggan menanggapi sindiran Megawati.
Baca Selengkapnyapria itu membentangkan banner kecil bertuliskan kalimat yang begitu mencuri perhatian publik.
Baca SelengkapnyaVideo tersebut diduga merupakan rangkaian dari Rakernas PDIP awal Oktober kemarin.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi santai kabar ingin merebut kursi Ketua Umum PDIP, yang masih diemban Megawati Soekarnoputri
Baca SelengkapnyaPemandangan berbeda terlihat dalam Rakernas V PDIP. Presiden Jokowi tak lagi mendampingi Megawati. Padahal, sebelumnya Jokowi dan Megawati tampak tampil mesra.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengungkapkan hubungannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaPDIP membocorkan sejumlah menteri telah melapor ke Megawati untuk mundur dari kabinet.
Baca SelengkapnyaHasto meyakini bahwa kasih seorang Megawati kepada Jokowi tak akan berkesudahan.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo mengungkapkan respons Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat mendengar kabar Presiden Jokowi ingin bertemu.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menjelaskan soal dirinya memberi acungan jempol kepada dua bakal calon presiden, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi tak berkomentar terkait isu ikut mendorong pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan presiden terpilih, Prabowo Subianto
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Megawati dalam acara penyerahan duplikat bendera pusaka kepada seluruh gubernur se-Indonesia di Balai Samudra, Jakarta
Baca Selengkapnya