Usai Dirawat di RS, Petugas KPPS di Makassar Meninggal Dunia

Merdeka.com - Radiansyah, (31), anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 09 di Kelurahan Bunga Eja Beru, Kecamatan Tallo, Makassar menghembuskan napas terakhir di RS Pelamonia, Makassar, Sabtu, (27/4). Keluarga, kerabat dan anggota KPU Makassar melayat ke rumah Radiansyah.

Istri almarhum, Ramlah, (28) bercerita, suaminya mengeluh kelelahan pasca-pencoblosan 17 April lalu. Kondisi fisiknya menurun hingga mengganggu pencernaan.

Radiansyah, kata Ramlah, tidak tidur sejak 16 April hingga hari pencoblosan keesokan harinya. Dia bertugas di kantor kelurahan hingga pukul 21.00 WITA. Sejak saat itu, kondisi tubuhnya melemah.

"Sempat berobat ke Puskesmas Kaluku Boddoa. Lalu Rabu lalu, (24/4) diantar sama bapaknya, mertua saya ke RS Pelamonia dan diberi pengantar untuk datang kembali Sabtu har ini, (27/4). Jadi pagi tadi jam 09.00 saya bonceng ke RS Pelamonia dirawat di UGD. Jam 5 sore tadi meninggal dunia," kata Ramlah.

Selama dirawat di RS Pelamonia, Ramlah mengaku belum mengeluarkan biaya.

"Belum ada saya bayar di rumah sakit tapi kartu BPJS ditahan dan diminta datang Senin nanti," tutur Ramlah terisak.

Komisioner KPU Makassar, divisi sosialisasi dan partisipasi pemilih, Endang Sari mengatakan pihaknya turut berduka meninggalnya Radiandyah. Menurutnya, petugas PPK, PPS, KPPS adalah elemen yang sangat penting dalam kelembagaan KPU Makassar.

Menurutnya, keberadaan mereka adalah pondasi dalam pemilu di Indonesia. Dia berharap para penyelenggara itu mendapatkan penghargaan lebih untuk ke depannya.

"Selamat jalan saudara kami, Radiansyah. Insya Allah diterima mulia di sisi-Nya. Terima kasih atas baktinya mengawal demokrasi kita. Semoga keluarga diberi ketabahan dan kesabaran," kata Endang.

"Harapannya ke depan, negara dan desain sistem pemilu kita harus memberikan penghargaan yang lebih baik kepada teman-teman penyelenggara ad hoc," sambungnya.