Vokal saat jadi anggota Dewan, 4 caleg ini justru tak lolos
Merdeka.com - Meski belum ada putusan resmi dari KPU , namun banyak calon anggota legislatif yang selama ini bersuara lantang di DPR gagal menjadi anggota DPR periode 2014-2019. Padahal, selama ini mereka aktif di DPR dan bersuara lantang menyuarakan aspirasi rakyat.
Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, mulai dari kecurangan hingga adanya money politics.
Dua faktor di atas setidaknya berdasarkan pengakuan dari para anggota Dewan yang tidak lagi terpilih tersebut. Bahkan, menurut mereka, persaingan internal sesama caleg malah justru lebih kuat ketimbang persaingan dengan caleg dari partai lain.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi hasil pemilu? Hasil pemilu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks dan bervariasi tergantung pada konteks politik suatu negara. Beberapa faktor yang umumnya dapat memengaruhi hasil pemilu meliputi: 1. Kandidat dan Partai Politik, 2. Isu Pemilu, 3. Faktor Ekonomi, 4. Media Massa, 5. Partisipasi Pemilih, 6. Sistem Pemilu, 7. Peraturan Pemilu, 8. Sentimen Publik, 9. Dukungan Elektoral, 10. Perubahan Demografis.
-
Apa penyebab perselisihan hasil pemilu? Perselisihan hasil pemilu merujuk pada ketidaksepakatan atau konflik yang timbul terkait dengan proses pemilihan umum.
-
Gimana uang bisa mempengaruhi Pemilu? Ia menyebut bahwa calon legislatif (caleg) yang memiliki sumber daya finansial yang cukup seringkali tidak perlu melakukan kampanye secara aktif, karena ancaman uang sudah cukup kuat untuk mempengaruhi hasil pemilihan.
-
Kenapa politik uang merusak demokrasi? Politik uang menghambat partisipasi politik masyarakat. Politik uang dapat membuat masyarakat enggan berpartisipasi dalam politik, karena mereka merasa bahwa suara mereka tidak akan berpengaruh. Hal ini karena mereka merasa sudah terbeli dengan uang politik.
-
Siapa saja caleg petahana yang gagal di Pemilu? Sederet petahana calon legislatif (caleg) yang sempat menimbulkan kontroversi di DPR terancam tak lolos parlemen pada Pemilu 2024. Hal itu diprediksi dari rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat nasional yang telah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi Pilgub Jateng? 'Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh,' imbuh dia.
Siapa-siapa saja caleg vokal yang kemungkinan besar tak lolos tersebut? Berikut seperti yang berhasil dihimpun merdeka.com, Rabu (30/4):
Ahmad Yani
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PPP Ahmad Yani dikabarkan tak berhasil lolos ke Senayan karena kurang suara di pemilu legislatif kemarin. Yani menuding, banyak terjadi kecurangan yang membuat perolehan suaranya seret.Politikus yang kerap muncul di televisi ini mengatakan, banyak kecurangan terjadi di dapilnya Sumatera Selatan. Bahkan menurut dia, kecurangan terjadi dari tingkat desa hingga kabupaten."Rekapitulasi di Provinsi Sumsel bermasalah semua, mulai dari tingkat TPS, naik kecamatan, semakin bermasalah, kabupaten bermasalah. Terjadi penggelembungan suara begitu besar. Partisipasi 80 persen, ada satu daerah di Banyuasin hampir 90 persen (suara masuk)," ujar Yani saat dihubungi, Senin (28/4).Kecurangan lain, kata dia, banyak terjadi penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh pejabat setempat. Termasuk praktik politik uang yang dilakukan di sana."Melakukan praktik politik uang begitu masif dan terbuka dan Panwas menutup mata. Baik malam sebelumnya, ataupun hari pencoblosan," cetus Yani.Tak hanya itu, dia juga merasa suaranya dihilangkan oleh pihak tertentu. Sehingga, dia pun diprediksi tak lagi lolos ke Senayan. "Suara saya banyak dihilangkan, ada suara digelembungkan. 5 Daerah hilang banyak suara saya. Hampir setiap TPS ada perolehan suara saya," imbuhnya.
Nurul Arifin
Hasil mengejutkan datang dari Golkar. Salah satu kadernya Nurul Arifin diprediksi gagal melenggang ke Senayan pada Pemilu 2014 ini. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar itu gagal bersaing di Dapil VIII (Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Purwakarta)."Nurul Arifin kemungkinan enggak lolos dari dapil Bekasi, Karawang, Purwakarta," kata Ketua Badan Koordinasi Pemenangan Pemilu Golkar Jawa Barat, Ali Hasan di Sekretariat KPU Jawa Barat, Bandung, Rabu (23/4).Menurut dia, gagalnya Nurul menjadi wakil rakyat adalah sebuah kehilangan besar. Nurul selama ini dikenal sebagai anggota dewan yang vokal dan membela kepentingan rakyat. "Kami sangat kehilangan Nurul, dia sosok perempuan yang hebat," katanya.Dia masih heran mengapa Nurul meraup suara sedikit. "Ini di luar dugaan kita," ujarnya.Terpisah, Nurul mengungkapkan, pemilu legislatif seperti layaknya perang di Suriah. Dia mengatakan, perang pemilu ini melawan saudara sendiri."Bahwa peperangan pemilu saat ini seperti perang saudara di Suriah. Pedang itu seperti uang yang membabat habis saudaranya sendiri," ujar Nurul di Gedung DPR , Jakarta, Senin (28/4).Dia tak menyebutkan siapa yang bermain dengan politik uang sehingga dirinya kalah. Dia juga tak ingin menyebut apakah politik uang juga dilakukan oleh rekan satu partainya. Nurul lebih memilih untuk legowo menerima kekalahan."Saya sudah menerima legowo, tetapi tim saya tidak terima karena banyak kejanggalan," kata dia.Di dapil Jabar VII, Nurul harus menghadapi kolega separtainya Ade Komarudin dan Dadang S Muchtar yang dikabarkan lolos. Di luar partai, Nurul harus bertarung dengan Rieke Diah Pitaloka dan Tono Bahtiar dari PDIP yang sudah memastikan diri lolos ke Senayan.Putih Sari dari Gerindra juga menjadi lawan Nurul yang sudah lolos. Saan Mustopa dari Demokrat, Daeng Muhamad dari PAN dan Wardatul Asriah dari PPP dipastikan juga lolos.
Eva Kusuma Sundari
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Eva Kusuma Sundari juga pesimistis bisa lolos ke Senayan. Hasil hitung cepat, suara anggota Komisi III DPR tersebut diakuinya melorot drastis.Eva yang bertarung di Dapil Jawa Timur VI yang meliputi Kabupaten Blitar, Kediri, Tulungagung, Kota Blitar, Kota Kediri ini mengaku serbuan amplop dari kompetitorlah yang membuat suaranya berkurang drastis.Padahal, untuk persiapan pileg ini, Eva mengaku telah menggelontorkan dana sebanyak Rp 1,5 miliar-Rp 2 miliar dari kocek pribadi. Eva pun mengaku telah mengunjungi 80 desa di dapilnya. Tapi dia menyayangkan desa-desa yang dia kunjungi malah tidak memilihnya.
Arif Budimanta
Politikus PDIP, Arif Budimanta juga diprediksi tak lolos ke Senayan. Padahal, dia selama ini kerap bersuara lantang, termasuk menolak rencana kenaikan harga BBM pada April 2012 lalu.Arief Budmanta ikut bertarung di Dapil Jabar III meliputi daerah Bogor dan sekitarnya. Saat ini, selain menjadi anggota DPR, Arif juga menjadi dosen di Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB dan PPS UI. Tak hanya itu, ia juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Center for Sustainable Development(ICSD). Di samping kegiatannya yang padat, pemilik akun twitter @budimanta ini juga kerap kali menuliskan opininya pada artikel-artikel lepas dan menuangkan buah pemikirannya pada buku-buku lingkungan, mengacu pada pendidikan formalnya yang ditempuh di bidang lingkungan.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nama-nama Caleg Terancam Gagal Dapat Kursi DPR Meski Dapat Ratusan Ribu
Baca SelengkapnyaPemilu 2024 kembali diramaikan dengan perlombaan para artis untuk mendapatkan kursi sebagai anggota legislatif.
Baca SelengkapnyaKomandanTe bagian dari strategi pemenangan elektoral terpimpin secara gotong royong yang bertumpu pada mesin partai untuk memenangkan PDIP di Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaDari banyaknya selebritis yang ikut kontestasi politik, ini dia deretan seleb yang gagal lolos menujuk ke Senayan.
Baca SelengkapnyaAgus Rahardjo memperoleh 2,2 juta suara atau posisi kelima teratas dari 13 caleg DPD Jatim yang terdaftar.
Baca SelengkapnyaKarena ternyata ketenaran tidak menjamin seseorang bakal lolos ke Senayan.
Baca SelengkapnyaMantan Hakim MK Aswanto mengungkapkan hal itu saat menjawab pertanyaan hakim MK terkait penyelenggaraan Pemilu 2024 dari kaca mata sebagai saksi.
Baca SelengkapnyaFaktanya popularitas saja tidak cukup menjadi modal lolos ke Senayan
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi II DPR fraksi PPP Syamsurizal menegaskan pemilu tahun ini penuh kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif.
Baca SelengkapnyaNamun sayang, segala upaya yang telah dilakukan justru gagal. Raihan suara yang berhasil dikumpulan Anisa tak sesuai harapan.
Baca SelengkapnyaPolitik uang cenderung mahal karena dampaknya yang tidak sebanding dengan ekspektasi.
Baca SelengkapnyaNamun sayang, tak semua artis mendapat suara sesuai dengan harapan. Bahkan, mereka terancam gagal menjadi anggota dewan.
Baca Selengkapnya