Wacana Penghapusan UN Dikritik JK, Sandiaga Tegaskan Pendidikan Belum Merata
Merdeka.com - Rencana penghapusan Ujian Nasional (UN) yang disuarakan Cawapres Sandiaga Uno tidak disetujui oleh Wapres Jusuf Kalla (JK). Menurut JK, UN sangat penting untuk kualitas pendidikan di Indonesia.
Merespons itu, Cawapres Sandiaga Uno menghargai pendapat JK. Namun, Sandi menegaskan kualitas pendidikan di Indonesia belum merata dan UN menjadi beban siswa.
"Tentunya ada yang setuju ada yang tidak setuju, mari kita buka diskursus, kami meyakini bahwa kualitas pendidikan di seluruh pelosok negeri ini belum merata dan ujian nasional itu mengakibatkan pola-pola di mana sekolah mengejar tingkat kelulusan itu dengan cara-cara yang akhirnya membebani siswa, pendidik dan itu sangat tidak fair, tidak adil," kata Sandi di Jakarta, Rabu (20/6).
-
Kenapa Sandiaga Uno menyoroti biaya hidup di Jakarta? Dia mengatakan saat ini biaya hidup masyarakat di Jakarta ini semakin mahal, mulai dari biaya kesehatan, biaya pendidikan, biaya transportasi, maupun juga biaya belanja sehari-hari harga-harga pangan.
-
Apa pesan Sandiaga Uno untuk para calon Gubernur Jakarta? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga Mantan Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno, mengingatkan kepada para pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta untuk membenahi permasalahan biaya hidup rakyat.
-
Siapa yang berjuang untuk pendidikan di Indonesia? Melalui kerja keras dan pengorbanannya, maka ada banyak generasi yang berhasil terlepas dari kebodohan.
-
Bagaimana Sandiaga Uno melihat perhelatan Pilkada Jakarta? 'Saya optimis para calon ini nanti akan beradu gagasan dan mencoba memenangkan hati dan pikiran dari warga masyarakat Jakarta,' kata Sandiaga.
-
Kenapa ANBK diganti dari Ujian Nasional? Beberapa tahun belakangan, Ujian Nasional atau UN sebagai penentu kelulusan sekolah telah diganti menjadi Asesmen Nasional Berbasis Komputer atau ANBK.
-
Bagaimana cara memperbaiki kualitas pendidikan? Masdar menyerukan perlunya reformasi mendalam dalam struktur pendidikan dan regulasi etika sosial untuk memperbaiki kualitas Pendidikan.
Maka dari itu, Sandi punya langkah revolusioner untuk memutuskan menghapus UN dan diganti dengan penelusuran minat dan bakat siswa. Dia menambahkan negara-negara maju sudah menghapus UN lantaran biayanya sangat besar.
"Itu (UN) biayanya besar sekali, ada banyak yang bocor dan lain sebagainya. Yang lebih penting pendidikan menghasilkan peserta didik yang tuntas berkualitas, memiliki kecerdasan, kecakapan, budi pekerti yang baik, ahklakul karimah, ini bisa dilakukan bukan dengan standarisasi," terang Sandi.
Nantinya, kata Sandi, penelusuran minat dan bakat dilakukan dengan standar masing-masing sekolah dengan kearifan lokalnya. Cara ini juga sudah dilakukan di luar negeri. Jika terpilih, Sandiaga akan koordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan.
"Tentunya ini akan cocok untuk Jakarta mungkin standar tinggi tapi untuk daerah lain bisa disesuaikan dan modelnya sudah banyak kok di mana-mana di luar negeri sudah sangat lazim dipakai," ucapnya.
Menurut Sandi, Indonesia adalah negara besar yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan 500 lebih Kabupaten dan kota. Tingkat kualitas pendidikannya pun masih beragam.
"Untuk memukul rata seperti itu (dengan UN) agak sulit. Itu sudah dicoba berkali-kali dan belum ada yang berani karena ini enggak populis. Di saat pemilu begini, Prabowo-Sandi ambil keputusan, what's right for the country should be introduce," jelas Sandi.
"Jadi jangan karena takut kehilangan elektoral, kami tidak memberikan tawaran kebijakan yang Insya Allah membuat sistem pendidikan kita lebih adil, berkualitas, akses pendidikan juga kami tingkatkan. Dan yang penting adalah kualitas pendidik itu sendiri yang selama ini juga masih menyisakan banyak masalah," tambahnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak setuju dengan rencana Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno menghapuskan Ujian Nasional (UN). JK menilai UN sangat penting untuk kualitas pendidikan di Indonesia.
"Jadi kalau mau dihapuskan itu berbahaya justru untuk kualitas pendidikan. Ada UN saja kualitas pendidikan kita masih rendah, apalagi kalau tidak ada," kata JK di Kantornya, Jalan Merdeka Utara, Selasa (19/3).
Dia menjelaskan UN sangat penting untuk mengevaluasi pendidikan Indonesia. Menurutnya, ini menjadi satu-satunya cara menilai kualitas pendidikan dan siswa. JK juga menjelaskan ujian tersebut adalah cara pemerintah melihat daerah sudah memiliki standar pendidikan yang baik atau belum.
"Kita juga harus menjaga standar bahwa standar nasional di mana pun di Indonesia itu tingkat pengetahuan daripada lulusan SD,SMP,SMA itu harus mendekati nilai atau mendekati kemampuan yan kita ada sebelumnya," kata JK.
Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi- Ma'ruf Amin ini juga tidak setuju terkait rencana Sandi mengganti UN menjadi tes bakat minat. Menurut dia, hal tersebut terlalu rumit.
"Itu dibutuhkan, berapa siswa tiap tahun? 5 juta. Bagaimana bisa membakatkan orang 5 juta setahun," ungkap JK.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua pihak yang memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan yaitu orang tua dan negara.
Baca SelengkapnyaAndika juga menyinggung indeks pelayanan publik di provinsi Jawa Tengah yang juga turun. Dan penurunan terjadi dalam 3 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaMegawati menjelaskan tugas pemerintah saat ini menyiapkan sumber daya manusia progresif.
Baca SelengkapnyaKomisi X DPR RI terbuka membahas lebih lanjut mengenai rencana Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti kembali menerapkan UN.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla (JK) tidak setuju rencana pemangkasan anggaran wajib (mandatory spending) untuk pendidikan sebesar 20%
Baca SelengkapnyaMenurut dia, salah satu sumber kelambanan menangani masalah adalah penataan sistem pendidikan.
Baca SelengkapnyaAnies menilai kesuksesan pendidikan ditentukan oleh guru yang berkualitas, bukan kurikulum yang diotak-atik.
Baca SelengkapnyaJK lantas membandingkan pendidikan zaman dulu dimana guru lebih tegas dalam menegakkan kedisiplinan
Baca SelengkapnyaJelang HUT Kemerdekaan RI, Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Andika Perkasa memberikan kuliah umum kebangsaan di Kampus UI Salemba.
Baca SelengkapnyaPanja Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR RI menyampaikan lima kesimpulan terkait masalah anggaran pendidikan
Baca SelengkapnyaPeluang Indonesia menjadi negara maju sangat besar jika masyarakatnya lebih banyak lagi yang berpendidikan tinggi
Baca SelengkapnyaPISA skor Indonesia itu masih di bawah 500, ranking ke-72.
Baca Selengkapnya