Wacana poros ketiga, serius atau hanya eksperimen politik para elite parpol?
Merdeka.com - Pendaftaran capres cawapres tinggal lima bulan lagi. Wacana terbentuknya berbagai poros buat mengusung capres cawapres pun mulai ramai belakangan. Salah satunya wacana poros ketiga.
Wacana pembentukan poros ketiga makin ramai setelah elite Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar pertemuan di salah satu mall di Jakarta, Kamis (8/3) lalu. Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan yang hadir dalam pertemuan mengatakan tiga partai tersebut membuka peluang yang luas terbentuknya poros baru selain poros Jokowi dan Prabowo. Menurutnya, semakin banyak calon di Pilpres semakin bagus.
"Dan terbuka untuk siapa saja. Kan poinnya makin banyak pilihan makin bagus dan masyarakat punya pilihan yang baik. Partainya siapa saja boleh toh. Hari ini baru tiga," katanya.
-
Siapa yang daftar capres cawapres? 'Pada hari Sabtu sore, kami telah mendapatkan surat, menerima surat pemberitahuan rencana pendaftaran partai koalisi, atau gabungan partai politik dari Partai NasDem, Partai PKB, dan Partai PKS,' kata Ketua Divisi Teknis KPU RI Idham Holik dalam konferensi pers di KPU RI, Jakarta Pusat, Senin (16/10).
-
Dimana pendaftaran capres cawapres? Pasangan bacapres-bacawapres diwajibkan membawa dokumen yang berisi visi dan misi programnya sebagai bahan kampanye saat melakukan pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
-
Kapan pendaftaran capres-cawapres 2024? Pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan pada 19 Oktober 2023 sampai dengan 25 November 2023.
-
Siapa yang mendaftarkan diri sebagai Capres-Cawapres? Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) telah resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan Capres-Cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
-
Siapa saja capres dan cawapres 2024? Ada tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung dalam pemilu 2024 ini, yaitu:Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menjadi capres cawapres 2024 dengan nomor urut 1 dan diusung oleh empat partai koalisi, yakni Partai Nasdem, PKS, PKB, dan Partai Ummat. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi capres cawapres 2024 dengan nomor urut 2 dan diusung oleh delapan partai politik pengusung. Mereka adalah Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PSI, PBB, Garuda, dan Gelora.Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menjadi capres cawapres 2024 dengan nomor urut 3 dan diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Hanura.
-
Bagaimana tahapan Pemilu Tahun 2024 dimulai? Proses ini telah dimulai pada 14 Juni 2022, 20 bulan sebelum pelaksanaan pemungutan suara yang dijadwalkan pada 14 Februari 2024.
Namun, wacana poros ketiga kian hari kian meredup. Bahkan, belakangan para elite parpol yang hadir dalam pertemuan justru pesimis poros tersebut bisa terbentu. Ketum PAN Zulkifli Hasan menyebut meski secara matematis poros ketiga dimungkingkan terbentuk, tapi butuh keajaiban. Sementara Sekjen PKB Abdul Kadir Karding menegaskan peluang PKB bergabung poros ketiga sangat tipis.
Pengamat politik Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai, wacana poros ketiga adalah bagian dari manuver dan eksperimen para elite politik. Hal itu dilakukan untuk melihat respons publik dan para elite parpol lain.
"Elite-elite ini cuma doyan eksperimen. Kalau mereka serius (membentuk poros ketiga), mereka bertemu dan mencari titik tengah. Itu juga cara elite parpol buat melihat respons publik. Menurut saya ini (wacana pembentukan poros) harus dimatangkan betul di internal parpol, jangan uji coba-coba saja," katanya kepada merdeka.com, Rabu (14/3) malam.
Arya memprediksi buat beberapa waktu ke depan wujud koalisi buat mengusung capres cawapres akan cair. Menurutnya, akan sulit menebak apakah akan tercipta poros ketiga atau tidak.
Dia mengatakan perubahan peta politik akan mudah terjadi. Karenanya, semuanya masih mungkin jika belum ada sikap resmi dari masing-masing parpol tersebut.
"Karena gelagat elite parpol soal itu (pembentukan poros ketiga) enggak serius juga. Hari ini misalnya Zulkifli Hasan ketemu Mega," katanya.
Dia menilai peristiwa politik yakni pertemuan antar elite parpol yang terjadi belakangan belum cukup menggambarkan akhir dari peta politik koalisi. Termasuk juga pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyatakan siap mendukung Jokowi di Pilpres 2019.
"Itu uji coba juga, semua elite melakukan eksperimen semua," katanya.
Arya memprediksi ke depan parpol-parpol akan melakukan eksperimen bongkar pasang capres cawapres dan koalisi. Hal itu dilakukan buat melihat reaksi publik.
Peta koalisi, menurutnya, akan mulai mengerucut setelah pilkada serentak 2018 selesai pada Juni mendatang.
"Awal Juni sudah mulai mengerucut. Dulu Jokowi juga deklarasi di detik-detik akhir, banyak di pilkada juga begitu deklarasi dan koalisi terbentuk di detik akhir. Deklarasi menit terakhir juga bisa mengecoh lawan, karena kalau di awal muncul, lawan bisa siapkan lawannya," katanya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Wacana dua poros sampai saat ini sepertinya masih akan sulit diwujudkan,"
Baca SelengkapnyaHuda menjelaskan bahwa Pilkada Jabar akan lebih baik bila diisi dengan 3 poros.
Baca SelengkapnyaCEO Lembaga Survei Proximity Indonesia, Whima Edy Nugroho mengatakan, tiga poros itu tidak akan jauh dari koalisi parpol pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Baca SelengkapnyaPKB mempunyai syarat Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar bisa menjadi calon presiden atau calon wakil presiden.
Baca SelengkapnyaPKB menyebut, jika cawapres menjadi faktor penentu pendongkrak elektabilitas capres.
Baca SelengkapnyaMenurut Mardiono, tidak tertutup kemungkinan duet Sandiaga-AHY
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengaku partainya terbuka untuk membahas kemungkinan terbentuknya dua poros di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaFormat debat beberapa kali terjadi perubahan sejak digelar pertama kali pada Pilpres 2004.
Baca Selengkapnya