Waketum Demokrat: Tim ekonomi Pak Jokowi sangat lemah
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto kembali menuding bila tim ekonomi pemerintahan Presiden Joko Widodo lemah. Menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dalam beberapa hari terakhir ini karena disebabkan intervensi Bank Indonesia (BI).
"Tim ekonominya Pak Jokowi kan lemah. Dolar turun rupiah naik, ini intervensi BI prestasinya," kata Agus kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/12).
Oleh sebab itu, tegas Agus, pemerintahan Presiden Jokowi sebaiknya tidak mengkambinghitamkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang disebut sebagai timnya Jokowi? 'Prabowo-Gibran serta koalisi Indonesia maju, kami terang-terangan dan tidak malu-malu dan tidak mencla-mencle. Kami adalah timnya Pak Joko Widodo dan Anda tahu saya sekian tahun adalah lawan Pak Jokowi. Dua kali saya kalah (dari Jokowi),'
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
"Kami melihat memang sekali lagi tim ekonomi Pak Jokowi sangat lemah. Ini perlu banyak belajar, perlu banyak juga mengetahui kelemahan-kelemahan itu," jelasnya.
Wakil Ketua DPR itu menjelaskan, sewaktu SBY menjabat sebagai presiden, nilai tukar rupiah terhadap dolar stabil. Tidak separah ketika Presiden Jokowi baru menjabat.
"Timnya Pak Jokowi lemah, jangan menyalahkan pemerintahan sebelumnya. Tim ekonomi ini tak punya kemampuan betul, rupiah menguat itu kan karena BI," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil pernah mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah akibat kebijakan pemerintah di masa lalu.
"Ini sebenarnya residual dari kebijakan-kebijakan yang tidak dilakukan, atau akibat kebijakan masa lalu (Pemerintahan sebelumnya)," ungkap Sofyan di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (15/12). (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AHY menilai sembilan tahun terakhir ekonomi alami sejumlah kemandekan dan kemunduran serius
Baca SelengkapnyaSri Mulyani dipanggil Kepala Negara di tengah kursi Rupiah yang anjlok hingga menyentuh level Rp16.420 per USD.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Demokrat itu juga mengkritik kondisi utang luar yang terus meroket. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Baca SelengkapnyaJika dibandingkan dengan demo besar-besaran zaman dulu, rupiah saat ini tidak seanjlok dulu.
Baca SelengkapnyaMata uang Rupiah dilevel Rp16.097 atau menguat 3 point pada penutupan perdagangan sore ini.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan tekanan ini tak dialami oleh Indonesia saja, namun juga semua negara.
Baca SelengkapnyaPasca serangan Iran ke Israel nilai tukar rupiah terus melemah, namun Ekonom BCA mengungkap fakta lain penyebab mata uang garuda anjlok.
Baca SelengkapnyaJokowi sempat mengakui bahwa dia cemas melihat kurs atau nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di atas Rp16.000.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaPenanganan angka kemiskian di era Jokowi diklaim lebih baik dibandingkan negara lain.
Baca Selengkapnya