Wakil ketua MPR kritik kesalahan Setneg yang berulang kali
Merdeka.com - Wakil Ketua MPR, Mahyudin menyayangkan kekeliruan surat yang dibuat oleh Kementerian Sekretaris Negara dalam undangan pelantikan kepala BIN. Sebenarnya hal tersebut tak masalah, namun dia menyayangkan ketidaktelitian Setneg yang telah terjadi berulangkali.
"Saya kira Setneg harus lebih cermat dan teliti agar kesalahan-kesalahan yang mungkin tidak terlalu bermasalah, tetapi kalau tidak teliti negara bisa rusak," kata Mahyudin di Kompleks Parlemen DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/7).
Mahyudin menegaskan bahwa sudah seringkali kesalahan yang dibuat Setneg menimbulkan permasalahan bagi publik. Salah satunya adalah mengenai cecaran publik pada Presiden Jokowi karena salah sebut tempat lahir Soekarno. Padahal yang mengarahkan pidato adalah tim dari Setneg.
-
Siapa yang melakukan kesalahan? Semua anak adam (manusia) melakukan kesalahan, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah orang yang bertobat'
-
Mengapa Negara Serikat lebih rentan terhadap ketidakstabilan politik? Sistem negara serikat mungkin lebih rentan terhadap ketegangan politik antara pemerintah pusat dan negara bagian, serta antara negara bagian itu sendiri, yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan politik atau konflik.
-
Apa itu Sengketa Pemilu? Sengketa Pemilu adalah konsekuensi yang mungkin terjadi dalam sistem penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu). Walaupun sistem sudah dirancang sebaik mungkin, kemungkinan pelanggaran yang bisa mencederai kualitas Pemilu masih bisa terjadi.
-
Kenapa Serangan Umum Surakarta terjadi? Pertempuran 4 hari 4 malam ini untuk melawan adanya Agresi Militer Belanda II.
-
Siapa yang berpotensi menimbulkan konflik di Pilkada Sleman? Umi mengatakan bahwa strategi yang disiapkan antara lain memetakan situasi politik yang berkembang di tengah masyarakat menyusul kemungkinan majunya petahana Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dan wakilnya, Danang Maharsa dengan kendaraan politik yang berbeda.
-
Kenapa blunder menjadi sorotan? Kesalahan seperti ini sering kali menjadi sorotan karena efeknya yang langsung dan bisa dirasakan oleh banyak pihak, sehingga menuntut tindakan perbaikan yang cepat dan tepat.
"Misalnya, pidato Pak Jokowi di Blitar yang mengatakan Bung Karno lahir di Blitar. Padahal melihat di internet saja, Bung Karno lahir di Surabaya. Hal-hal seperti itu kan dapat menimbulkan kegaduhan bagi masyarakat," tuturnya.
Mahyudin juga menyayangkan orang-orang dekat presiden yang ternyata tak hati-hati dan teliti terebut. Harusnya orang-orang terdekat presiden loyal dan tak sembarangan.
"Sebuah lembaga negara yang saya kira dipenuhi oleh orang-orang cukup kapabel, pintar, orang sekolah semua untuk hal-hal seperti itu saja tidak tahu. Apalagi menyangkut dengan nama lembaga negara, semua orang dan anak sekolahpun pasti tahu. Jadi hal-hal semacam itu perlu diperhatikan sehingga tidak perlu diulang lagi," tandasnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Putra Presiden Jokowi itu menanggapi santai sindiran pedas dari putri Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaMegawati mengingatkan sejatinya amanat dari rakyat adalah tugas berat.
Baca SelengkapnyaFadel menilai MKD terlalu cepat memutuskan memanggil Bamsoet untuk diperiksa terkait dugaan pelanggaran etik.
Baca SelengkapnyaSoal hukuman apa yang paling tepat dijatuhi untuk pelanggaran tersebut, Ganjar mengaku belum tahu
Baca SelengkapnyaDPR Banyak Dapat Kritik dari Rakyat, Puan Maharani ungkap sederet poin kritiknya.
Baca SelengkapnyaMegawati meminta agar para kadernya tidak cengeng dengan kondisi politik saat ini
Baca SelengkapnyaSampai Tanya Puan, Megawati Heran Revisi UU MK Dikebut saat DPR Reses
Baca SelengkapnyaPuan meminta maaf kepada masyarakat terkait salah satu kader yang melanggar konstitusi
Baca SelengkapnyaPuan tidak kuasa mengungkapkan kesedihannya saat menyebut perilaku kader yang tidak menjunjung tinggi etika politik
Baca SelengkapnyaPadahal menurut Rocky Gerung, substansi dari kalimat itu bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Baca SelengkapnyaMKD memutuskan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) terbukti melanggar kode etik.
Baca Selengkapnyacky merasa tetap banyak yang mendukung, memuji, dan bahkan menganggapnya telah memulai suatu tradisi memperlihatkan diskursus publik tak boleh dihalangi dendam.
Baca Selengkapnya