Warga Tionghoa minta Jokowi selesaikan kasus HAM
Merdeka.com - Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri temu muka dengan Indonesia Tionghoa (INTI) di Ball Room, Hotel Suncity, Glodok, Jakarta Barat. Dalam kesempatan itu, Jokowi diharapkan dapat menyelesaikan kasus hak asasi manusia (HAM) yang selama ini tidak jelas.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan INTI Budi Santoso mengatakan, bergantinya kepemimpinan di Indonesia tidak berarti penyelesaian kasus HAM di Indonesia terselesaikan. Dia mengharapkan, pasangan capres cawapres Jokowi-Jusuf Kalla (JK) dapat menyelesaikannya.
"Apabila Jokowi-Jusuf Kalla jadi presiden, kita minta pluralisme, kebhinekaan, pelanggaran HAM berat, bisa dituntaskan dengan baik. Sehingga bangsa kita melaju ke depan tanpa beban," katanya, Kamis (26/6).
-
Siapa yang mengklaim telah menyatu dengan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Bagaimana efek persatuan Jokowi dan Prabowo? “Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum,“ sambungnya.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Bagaimana Jokowi berusaha agar tetap berkuasa? 'Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, dimulai dari upaya untuk menambah massa jabatan tiga periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil,' ungkap dia.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Dia menambahkan, Indonesia seharusnya menjadi bangsa yang plural. Karena terdiri dari berbagai suku, agama dan ras. Sehingga, Jokowi - JK mampu memberi perlindungan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Indonesia begitu plural, kami menitip pesan kepada siapapun yang memimpin, bahwa Indonesia harus dijaga keutuhannya, tidak peduli apa agamanya, bahkan ada yang tidak beragama sekalipun. Kami percaya, Jokowi - JK mampu membawa Indonesia menjaga keutuhan bangsa di tengah keberagaman," ujarnya.
Terkait undangan yang disampaikan kepada Jokowi, salah seorang pendiri INTI Benny Gatot Setiono membantah kalau pihaknya mendukung Jokowi - JK sebagai capres 2014. Karena undangan tersebut diberikan agar Jokowi dapat mengenal INTI sebagai organisasi yang memerangi diskriminasi terhadap etnis Tionghoa.
"Pertama untuk mengenal apa itu INTI. Lahir 10 April 99 sebagai buah reformasi, waktu itu keadaan negara penuh UU diskriminatif dan puncaknya peristiwa Mei yang kelam. INTI tidak berpolitik, tidak mendukung siapa-siapa. Tapi kami punya kewajiban memberikan pendidikan politik dan tanggungjawab sebagai anak bangsa," ungkap Benny.
Terkait kasus HAM yang banyak menjadikan warga Tionghoa sebagai korban, Benny pun menganggap, saat ini banyak warga Tionghoa yang pesimis kejahatan HAM di Indonesia tidak akan selesai.
"Ditanya kasus Mei, kasus penculikan, kami ini bingung jawabnya. Siapa yang akan tanggung jawab. Kami percaya kalau Bapak (Jokowi) menang, pasti mau menyelesaikan masalah ini," ujarnya.
Jokowi datang ke acara tersebut dengan didampingi oleh Teten Masduki, Maruarar Sirait dan ekonom Faisal Basri. Mantan walikota Solo itu pun langsung mendapatkan sambutan cukup meriah dari para pengurus INTI setibanya di lokasi acara.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui Pemilu 2024 menimbulkan adanya gesekan perbedaan pilihan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Jokowi turun langsung mengkampanyekan Luthfi-Yasin di Jateng.
Baca SelengkapnyaAdik Wiji Thukul mengaku kecewa dengan masa kepemimpinan Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, setiap lima tahun sekali dipastikan Pemilu akan terus terjadi.
Baca SelengkapnyaAktivis kembali menggelar Aksi Kamisan di seberang Istana untuk menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan kedamaian tidak boleh terkoyak karena Pemilu.
Baca SelengkapnyaJokowi tak ingin masyarakat masih ribut-ribut, di saat para calon presiden yang bersaing sudah adem.
Baca Selengkapnya"Saya ingin menyampaikan ucapan terima masih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran TNI dan Polri yang telah menjamin keamanan," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaJokowi dengan tegas mengingatkan, jangan tidak boleh tidak saling menyapa karena adanya perbedaan pendapat saat pemilu.
Baca Selengkapnya"Sesama tetangga tidak saling sapa, tidak boleh. Sesama ibu pengajian tidak saling sapa tidak boleh," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaSelain tak mau menyebut nama Kapolri dan Panglima TNI, Jokowi enggan berbicara soal angka.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan ASEAN telah berkomitmen menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan
Baca Selengkapnya