Wasekjen Demokrat Sebut SBY Lebih 'Wise' Dari Jokowi Dalam Hadapi Kritik
Merdeka.com - Wasekjen Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin mengkritik pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam menghadapi kontestasi Pemilu 2019. Dia menyebut, pemerintah mudah tersinggung dan 'baper' atas kritikan dari publik.
Salah satu contoh kasus yang diambil Didi adalah cuitan Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief soal 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos di akun Twitter. Menurutnya, pemerintah menanggapi pesan Andi Arief secara berlebihan.
"Yang berkuasa di sini adalah negara, negara harus kuat menghadapi kritik. Kalau sedikit-sedikit baper, maaf nih ya," katanya dalam diskusi bertajuk Menuju Pemilu Bermutu di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (5/12).
-
Siapa yang menunjukkan dukungan kepada SBY di Pestapora? Selain mendapatkan dukungan dari anak dan menantunya, SBY juga memperoleh sokongan dari para cucu serta anggota keluarga lainnya.
-
Apa yang dilukis SBY di atas panggung? 'Dari atas panggung, SBY menyatakan, 'Saya berencana untuk melukis pemandangan alam di Indonesia, menampilkan gunung Lawu yang terletak di Jawa Tengah, dekat Ponorogo.''
-
Siapa yang mendampingi SBY di atas panggung? SBY didampingi oleh Vincent dan Desta sebagai pembawa acara.
-
Bagaimana warga mengatasi sapi Jokowi yang mengamuk? Melihat peristiwa itu, sontak warga berlarian. Sementara petugas panitia beramai-ramai berusaha mengamankan sapi tersebut. Akhirnya sapi berhasil disembelih. Namun perlu waktu hampir setengah jam serta tenaga gabungan berjumlah 20 orang untuk menjatuhkan sapi tersebut.
-
Siapa yang memberikan buket kepada SBY? 'Dalam momen silaturahmi ini, Pak SBY menerima sebuah buket bunga berisi Beng-Beng dari para sahabat,' sambung AHY.
-
Siapa yang terlibat saat sapi Jokowi mengamuk? Melihat peristiwa itu, sontak warga berlarian. Sementara petugas panitia beramai-ramai berusaha mengamankan sapi tersebut. Akhirnya sapi berhasil disembelih. Namun perlu waktu hampir setengah jam serta tenaga gabungan berjumlah 20 orang untuk menjatuhkan sapi tersebut.
Dia mengungkapkan, selama ini label baper dilekatkan pada sosok Presiden ke-enam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, tuduhan itu keliru. Justru Presiden Jokowi dianggap baper dalam menghadapi pelbagai persoalan bangsa.
"Seringkali mantan presiden dituduh demikian tapi justru pemerintah sekarang harus memiliki pertahanan terhadap isu dan cobaan," ujarnya.
Ketangguhan mantan Jenderal TNI itu menghadapi kritikan dari publik terlihat jelas saat aksi unjuk rasa digelar di Bundaran HI, Jakarta Pusat, pada 2010 lalu. Saat itu, massa membawa spanduk SBY dan kerbau. SBY lantas diibaratkan seperti kerbau yang 'lebay'.
Menurut Didi, SBY menanggapi aksi demonstrasi unik itu dengan bijaksana. SBY tidak merasa kesal, marah apalagi mempolisikan pengunjuk rasa.
"Mungkin sebagai manusia siapa pun pasti sakit hati tapi bagaimana wise Pak SBY dijaga menahan, menjaga persatuan dan kesatuan. Tapi sekarang sedikit-sedikit saya kira ya itu biasa ada kritikan-kritikan, namun jadi besar karena ada yang merasa sangat terganggu," jelasnya.
"Kalau itu dianggap biasa-biasa saja 7 kontainer (surat suara) kita percayakan saja pada proses hukum. Serahkan kepada penegak hukum untuk menyelidiki siapa yang melempar isu itu dari awal dan katakanlah memecah belah," imbuh Didi.
Didi melihat pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla juga tidak bisa membedakan mana pesan yang bersifat mengingatkan dan memprovokasi. Siapa pun yang berseberangan dengan pemerintah maka dianggap menyebarkan pesan yang memecah belah bangsa.
"Katakanlah di sosmed ini kan banyak sekali orang ada yang mengingatkan, boleh-boleh saja. Kalau saling mengingatkan bagus malah. Semua agama saling mengingatkan. Saya katakan justru pemerintah yang harus paling tegas dan kuat hadapi ini. Penguasa jangan muda tersinggung,"pungkasnya. (mdk/fik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu bocoran pesan itu, menyebut Demokrat kena 'prank' musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaUsut punya usut, rupanya bukan hanya Jokowi, Presiden RI yang dijuluki 'Pak Lurah'.
Baca SelengkapnyaSBY menyinggung peribahasa musang berbulu domba ketika memberikan pernyataan terkait pengkhianatan Anies Baswedan yang memilih Cak Imin sebagai cawapresnya.
Baca SelengkapnyaSBY mengatakan, menjaga demokrasi itu penuh tantangan. Maka untuk menjaga demokrasi tersebut diperlukan perjuangan.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung pribahasa musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaSBY meminta kader Demokrat itu tidak bicara dan mendengarkan arahan penting darinya.
Baca SelengkapnyaSBY marah melihat ada kadernya yang asyik ngobrol saat dia sedang memberikan arahan.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan, SBY adalah presiden pertama yang dipilih secara langsung dengan sistem one man one vote.
Baca SelengkapnyaSusilo Bambang Yudhoyono merespons soal kritikan yang disampaikan kalangan akademisi terkait demokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJK mengatakan, pertemuan dengan SBY membahas soal masa depan bangsa Indonesia.
Baca SelengkapnyaKata "Amin" kini sensitif diucapkan di kalangan Partai Demokrat. Beberapa kader yang mengucapkannya membuat ekspresi SBY berubah.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tidak disangka terjadi ketika SBY mendadak marah sampai menunjuk ke arah kader.
Baca Selengkapnya