Yusril kecam media yang sebut dirinya seolah-olah akui kubu Agung
Merdeka.com - Pakar Hukum Tata Negara yang juga kuasa hukum Golkar kubu Aburizal Bakrie, Yusril Ihza Mahendra berang dengan pemberitaan sejumlah media online. Menurut Yusril, beberapa media online tersebut telah membuat judul berita yang menyesatkan dan membuat salah paham banyak orang bila tidak membaca lengkap seluruh isinya.
"Judul media kayak koor aja. Judulnya sama dan bisa bikin salah paham, kalau tdk membaca isinya," kata Yusril dalam akun twitternya @Yusrilihza_Mhd, Rabu (25/3).
Lebih lanjut, Yusril menegaskan, adanya berita dengan judul 'Yusril akui kepengurusan Agung Laksono sah' merupakan judul yang menyesatkan. Sebab, kebanyakan orang hanya membaca judulnya saja tanpa membaca keseluruhan isi berita.
-
Apa yang membuat orang menghindari berita? Banyak yang menganggap berita saat ini terasa menyedihkan, tiada henti dan membosankan. Menurut laporan itu, hasil survei mengungkap 4 dari 10 (39%) orang di seluruh dunia mengatakan mereka kadang-kadang atau sering secara aktif menghindari berita.
-
Kenapa banyak orang malas berolahraga? Berolahraga sering kali dianggap sebagai aktivitas yang melelahkan dan tidak menyenangkan bagi sebagian orang.
-
Kenapa orang sering nge-scroll berita buruk di ponsel? Ketika kita cemas, kita cenderung menjadi lebih waspada dan sering kali berpikir berlebihan. Kebiasaan dalam melakukan pencarian yang mengganggu di mesin pencari bisa menjadi indikator dari kecemasan yang dialami seseorang.
-
Siapa yang lebih lelah berita? Wanita dan orang-orang yang lebih muda lebih cenderung merasa lelah dengan banyaknya berita yang ada, menurut laporan tersebut.
-
Kenapa orang mudah uring-uringan? Ketidakpastian dan pengalaman duka dalam beberapa tahun terakhir mungkin telah meningkatkan tingkat ketegangan dalam diri kita.
-
Siapa yang cenderung kurang memiliki rasa ingin tahu? Salah satu ciri utama orang dengan IQ rendah adalah kurangnya rasa ingin tahu.
"Beberapa media online termasuk Kompas dan Tempo membuat judul berita saya menyatakan bahwa kepengurusan Agung Laksono sudah sah. Judul seperti itu juga muncul di running text kompas tv," terang Yusril.
"Ada kecenderungan orang malas membaca berita secara utuh, tapi hanya baca judulnya saja. Ini dimanfaatkan media untuk galang opini sesat," imbuhnya.
Menurut Yusril, apa yang disampaikannya terkait keabsahan SK Menkum HAM Yasonna Laoly terhadap Golkar Kubu Agung Laksono surat keputusan itu harus dilihat dari segi formil dan materilnya. Secara formil, SK Menkum HAM yang mengesahkan kepengurusan Agung Laksono adalah sah karena dia memang berwenang terbitkan SK itu.
"Tapi secara materil SK tersebut mengandung kesalahan fatal karena bertentangan dengan UU Parpol dan asas umum pemerintahan yang baik," tegasnya.
Oleh sebab itu, kata Yusril, Kubu Aburizal Bakrie melakukan perlawanan atas SK Menkum HAM ke Pengadilan Tata Usaha Negara dan meminta agar SK tersebut dibatalkan.
"Jadi judul berita yang menganggap seolah-olah saya menyatakan bahwa kepengurusan AL adalah sah jelas hanya berita sepotong saja yang bisa bikin sesat," lanjut Yusril dalam twitternya.
"Kalau memang sudah sah, mengapa kami capek-capek lakukan perlawanan. Jelas judul berita itu bikin sesat orang yang malas baca berita secara utuh," tutupnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Yenny Wahid memastikan tak akan mendukung Anies-Cak Imin di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya"nanti kita jangan sampai kita perang klaim-klaiman seperti itu," Ketua DPP PKB Cucun Ahmad
Baca SelengkapnyaYusril tak bisa menjawab dugaan intervensi politik terhadap putusan Mahkamah Konstitusi.
Baca SelengkapnyaYusril pun membandingkan pasangan calon lain yang juga didukung oleh tokoh-tokoh berpengaruh lain.
Baca Selengkapnya