Hukum menangis ketika menjalankan puasa
Merdeka.com - PERTANYAAN:
Jika saat berpuasa dan setelah habis salat kita berdoa hingga menitikkan air mata, apakah sah puasa kita? (Syanissa Putri Privia, Klaten)
-
Kenapa manusia menangis saat sedih? Air mata yang keluar saat menangis ternyata bukan sembarang air biasa. Cairan yang satu ini nyatanya adalah sebuah sistem rumit yang tersusun atas 3 lapisan, yaitu lapisan minyak, air, dan mukus atau lendir. Setiap lapisan punya fungsinya masing-masing. Lapisan minyak menjadi bagian terluar yang melindungi lapisan lain, sekaligus membantu mata bisa melihat lebih jelas.
-
Kenapa kita lelah saat puasa? Kondisi tersebut membuat kadar gula dalam darah menurun. Nggak hanya itu saja, tubuh yang dituntut tetap aktif juga membuat banyak energi yang terkuras.
-
Apa hukum puasa Ramadhan? Hukum puasa Ramadhan bagi umat Islam yaitu wajib. Terutama bagi umat Islam yang sudah memenuhi beberapa persyaratan. Seperti:Suci Berakal sehatSudah baligh atau pubertasSehat jasmani dan rohani
-
Kenapa orang sedih saat Ramadhan berakhir? Tak pernah aku meninggalkan sesuatu dengan rasa sedih dan sedalam ini. Hanya kau Ramadan yang mampu membuatku mengingat segala perbuatanku. Semoga ini bukan perpisahan kita untuk selamanya.
-
Kenapa banyak orang sedih saat Ramadan berakhir? Saat-saat terakhir Ramadan membawa rasa haru dan sedih dalam hati yang mendalam.
-
Siapa yang nangis? Sesuai dugaan Mulan, momen pamitan ini diwarnai dengan tangis haru. Meskipun kepindahan sekolah sudah disetujui Muhammad Ali, dia tetap merasa sedih harus meninggalkan sekolah yang telah menjadi tempat belajarnya sejak tahun lalu.
JAWABAN DR MUHAMMAD ARIF:
Sahabat Syanissa Putri Privia yang baik. Sebelum menjawab pertanyaan, terlebih dahulu perlu diperhatikan beberapa hal yang dapat membatalkan puasa, yakni makan dan minum yang disengaja (dengan kesadaran), muntah-muntah yang disengaja, injeksi makanan (antara lain melalui infus), datangnya haid dan nifas, keluarnya mani secara disengaja, dan jima’ (berhubungan suami-istri).
Sementara itu, menangis, apapun yang menjadi penyebabnya bukanlah peristiwa yang menyebabkan batalnya puasa. Terkait dengan persoalan apakah menangis bisa mengurangi kualitas puasa, tentu harus kita perhatikan penyebab dan sekaligus ekspresi saat menangis. Oleh karena itu, ada baiknya kita perhatikan petunjuk Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam terkait dengan perbuatan menangis.
Asy Syaikh Abdullah bin Ibrahim Al Haidan menjelaskan bahwa tangis Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam tidak tersedu-sedu dan tidak meraung-raung, seperti halnya tertawa beliau yang tidak sampai terbahak-bahak. Meski demikian, saat menangis, terdengar pada napas beliau yang seperti sedang mendesis, sementara kedua mata beliau pun berlinang hingga meneteskan air mata.
Abdullah bin Mas’ud menuturkan, Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam bersabda: "Bacakan untukku". Lalu katanya: "Wahai Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam, aku baca untuk engkau padahal Alquran turun kepadamu?" Beliau berkata: "Ya. Sesungguhnya aku ingin mendengarkannya dari selain aku." Lalu aku baca surat An Nisa hingga sampai ayat: "Maka bagaimanakah apabila Kami mendatangkan seseorang saksi dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu sebagai saksi atas mereka itu". Beliau lantas berkata: "Ya cukup". Tiba-tiba air mata beliau menetes.
Demikian pula Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam menangis ketika putra beliau Ibrahim meninggal. Air mata beliau menetes karena besarnya rasa belas dan kasih beliau kepada Ibrahim. Beliau Shalallahu’alaihi wasallam menangis ketika terjadi gerhana matahari lantas beliau salat gerhana. Tak jarang beliau menangis saat sedang menunaikan salat malam.
Jadi, tangis beliau bukanlah sembarang tangis, melainkan merupakan ungkapan kasih sayang terhadap orang yang meninggal, atau merupakan ungkapan belas kasih dan kekhawatiran terhadap umatnya, atau merupakan keharuan beliau terhadap makna-makna yang terkandung di dalam Alquran, atau merupakan rasa takut beliau kepada Allah. Itulah tangis yang timbul dari rasa rindu, cinta, dan pengagungan kepada Allah.
Kembali pada pertanyaan di atas, menangis setelah salat, disebabkan karena dalamnya perenungan terhadap diri terkait kesalahan dan dosa yang telah kita lakukan, atau disebabkan karena perenungan kita terhadap kandungan Alquran, maka tangis seperti itu mengindikasikan kualitas kedekatan kita kepada Allah SWT. Inilah tangis yang terjadi setelah kita bermuhasabah. Tangis seperti ini justru dianjurkan.
Berbeda dengan tangis histeris, tangis meraung-raung yang tak terkendali, yang disertai dengan ulah menyobek-nyobek pakaian atau memukul-mukul dan membanting-banting benda-benda yang ada di sekitarnya, akibat terjadinya musibah yang tidak dapat diterima, maka tangis seperti ini sedapat mungkin harus dihindarkan. Meskipun tidak membatalkan puasa, tetapi yang meraung-raung dapat mengurangi pahala puasa. Oleh karena itu, kalaupun terjadi musibah yang dirasakan terlalu berat, kita harus tetap dapat melakukan kontrol diri agar tidak sampai meraung-raung, mengingat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam melarang tangis yang meraung-raung.
Wallahu a'lam bi shawab. (mdk/bai)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketika haid datang di tengah puasa, perempuan diwajibkan untuk segera membatalkan puasanya. Berikut cara membatalkan puasa karena haid.
Baca SelengkapnyaRamadan baru saja tiba, sambut bulan suci ini dengan belajar seputar hal-hal pembatal puasa.
Baca SelengkapnyaPenting untuk memperhatikan hukum batalnya puasa Ramadan.
Baca SelengkapnyaBerikut bacaan niat puasa ganti Ramadhan beserta dasar hukum dan ketentuannya yang wajid diketahui.
Baca SelengkapnyaBerikut doa berbuka puasa qadha Ramadhan lengkap dengan ketentuannya.
Baca SelengkapnyaHadits Riwayat Bukhari dan Muslim, beribadah di bulan puasa dapat menghapus dosa-dosa lalu seorang individu
Baca SelengkapnyaBacaan niat puasa qadha untuk mengganti utang puasa di bulan Ramadhan.
Baca SelengkapnyaBagi yang berhalangan menjalankan puasa Ramadhan, wajib hukumnya untuk mengganti puasa tersebut. Oleh karena itu, penting untuk tahu bacaan niat qadha puasa.
Baca SelengkapnyaRukun puasa mencakup serangkaian aturan dan tata cara yang harus diikuti secara sungguh-sungguh dan ikhlas.
Baca SelengkapnyaBerikut tata cara puasa ganti Ramadhan beserta bacaan niatnya.
Baca SelengkapnyaMengganti puasa Ramadhan ini juga bisa disebut dengan puasa Qadha. Layaknya puasa lainnya, ada niatan puasa ganti Ramadhan yang perlu diketahui.
Baca Selengkapnya