Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

2 Alasan Mengapa Bakteri Difteri Perlu Sangat Diwaspadai

2 Alasan Mengapa Bakteri Difteri Perlu Sangat Diwaspadai Ilustrasi mulut. Shutterstock/Robert Kneschke

Merdeka.com - Beberapa waktu belakangan persebaran difteri terjadi dengan cukup masif di Kota Malang. Sebagai dampaknya, bahkan satu sekolah yaitu MIN 1 Kota Malang hingga diliburkan untuk mencegah penyebaran dari penyakit ini.

Difteri sendiri merupakan sebuah penyakit infeksi akut yang bisa sangat berbahaya terutama pada anak-anak. Penyakit ini bisa sangat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.

Difteri biasanya terjadi pada tenggorokan, hidung, terkadang pada kulit dan telinga. Ketika tidak segera ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan sejumlah komplikasi.

Difteri merupakan penyakit yang sangat menular dan bisa berakibat fatal, seperti disampaikan anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. DR. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K).

Sri menjelaskan ada dua hal yang membuat difteri bisa menyebabkan kematian pada anak, yakni:

Difteri Menyebabkan Tersumbatnya Jalan Napas

Kuman penyebab difteri selain ada di hidung juga di tenggorokan. Ditandai dengan kehadiran selaput putih di tenggorokan. Kondisi tersebut yang membuat seoerang anak jalan napasnya terganggu.

"Kalau sudah menutupi (jalan napas), kan oksigennya jadi kurang. Seseorang kalau oksigen kurang yang meninggal dong kalau tidak cepat-cepat ditolong," kata Sri saat dihubungi Health-Liputan6.com.

Itu sebabnya jika seorang anak terkena difteri harus segera mendapatkan pertolongan medis. Salah satu bentuk pertolongan adalah dengan membuat lubang di tenggorokan agar anak bisa bernapas.

"Selaput putih (akibat kuman penyebab difteri) itu enggak bisa hilang dengan pengobatan satu atau dua hari. Kami obati dulu mungkin selama lima hari lama-lama selaputnya hilang," katanya.

Kuman Difteri Mengeluarkan Racun

Kuman penyebab difteri yakni Corynebacterium diphtheriae itu mengeluarkan racun yang masuk ke dalam aliran darah.

Bila anak terserang difteri hingga dua minggu, racun tersebut bisa merusak aliran listrik yang membuat jantung bisa berdenyut. Hal ini membuat denyut jantung bisa berhenti.

"Mula-mula denyut jantungnya enggak karuan, lama-lama tidak berdenyut (meninggal)," jelas wanita yang juga Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI ini.

Reporter: Benedikta DesideriaSumber: Bola.net

(mdk/RWP)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cara Mencegah Penularan Difteri, Kenali Ciri-Ciri Penderitanya
Cara Mencegah Penularan Difteri, Kenali Ciri-Ciri Penderitanya

Difteri adalah infeksi bakteri yang sangat menular yang terjadi karena varian Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini memengaruhi sistem pernapasan.

Baca Selengkapnya
4 Fakta Pamekasan Waspada Penyakit Difteri, Paling Banyak Menyerang Anak-anak, Sudah Ada Korban Meninggal
4 Fakta Pamekasan Waspada Penyakit Difteri, Paling Banyak Menyerang Anak-anak, Sudah Ada Korban Meninggal

Difteri pertama kali terdeteksi di Pamekasan pada tahun 2018 silam.

Baca Selengkapnya
Cara Mencegah Difteri dan Gejalanya yang Wajib Diwaspadai, Bisa Timbulkan Komplikasi Serius
Cara Mencegah Difteri dan Gejalanya yang Wajib Diwaspadai, Bisa Timbulkan Komplikasi Serius

Cara mencegah penyakit difteri yang paling efektif dengan mendapatkan vaksinasi. Selain itu, menerapkan kebiasaan hidup bersih juga dapat mencegahnya.

Baca Selengkapnya
Ciri-ciri Difteri, Kenali Penyebab dan Cara Mencegahnya
Ciri-ciri Difteri, Kenali Penyebab dan Cara Mencegahnya

Difteri adalah infeksi bakteri yang serius dan menular. Penting untuk mengenali cirinya karena penyakit ini tergolong berbahaya.

Baca Selengkapnya
Kasus Difteri Kembali Ditemukan di Garut, Seorang Warga Meninggal
Kasus Difteri Kembali Ditemukan di Garut, Seorang Warga Meninggal

Penyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.

Baca Selengkapnya
20.511 Balita di Jawa Tengah Terserang ISPA, Kenali Gejalanya Berikut Ini
20.511 Balita di Jawa Tengah Terserang ISPA, Kenali Gejalanya Berikut Ini

Data itu berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng.

Baca Selengkapnya
Banyak Miskonsepsi, Seseorang yang Pernah Alami DBD Masih Bisa Terjangkit Lagi
Banyak Miskonsepsi, Seseorang yang Pernah Alami DBD Masih Bisa Terjangkit Lagi

Salah satu hal yang banyak dipercaya adalah bahwa ketika seseorang pernah terkena DBD, dia tidak akan mengalaminya lagi.

Baca Selengkapnya
Apakah Tipes Bisa Menyebabkan Kematian? Simak Penjelasannya
Apakah Tipes Bisa Menyebabkan Kematian? Simak Penjelasannya

Penyakit tipes telah menjadi ancaman kesehatan di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ini Saran dari Ahli Kesehatan di Tengah Tingginya Kasus Gondongan dan Cacar Air
Ini Saran dari Ahli Kesehatan di Tengah Tingginya Kasus Gondongan dan Cacar Air

Prof. Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan agar kita waspada terhadap peningkatan kasus gondongan dan cacar air di kalangan siswa.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI: 41.000 Balita Terkena ISPA Sepanjang Juni-Juli 2023
Dinkes DKI: 41.000 Balita Terkena ISPA Sepanjang Juni-Juli 2023

Tercatat, 41.000 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang menimpa balita di Ibu Kota

Baca Selengkapnya
Penyakit Sepele yang Mematikan, Salah Satunya biasa Dialami Banyak Orang
Penyakit Sepele yang Mematikan, Salah Satunya biasa Dialami Banyak Orang

Penyakit yang tampaknya tidak berbahaya sekalipun dapat menimbulkan konsekuensi yang parah jika tidak ditangani atau diabaikan.

Baca Selengkapnya
IDAI Ungkap 10 Anak Sudah Kena Hepatitis B di Sumut, Khawatir seperti Gunung Es
IDAI Ungkap 10 Anak Sudah Kena Hepatitis B di Sumut, Khawatir seperti Gunung Es

Jika 1 provinsi saja ada 10 anak yang menderita hepatitis, maka 34 provinsi lain bisa mengalami hal serupa.

Baca Selengkapnya