25 Persen orang alami trauma setelah kena serangan jantung
Merdeka.com - Mengalami serangan jantung tentu menjadi hal yang menakutkan bagi semua orang. Namun tak sedikit orang yang beruntung dan bisa selamat dari serangan jantung yang bisa mematikan. Meski begitu, perjuangan belum berakhir. Penelitian menunjukkan bahwa 25 persen orang yang berhasil selamat dari serangan jantung cenderung mengalami stres akibat trauma.
Penelitian yang dilakukan di Columbia University ini juga menemukan bahwa stres akibat trauma yang dialami pasien bahkan bisa meningkatkan risiko mereka terkena serangan jantung lagi sebanyak dua kali lipat, serta meningkatkan risiko kematian dalam waktu tiga tahun.
"PTSD (kelainan stres dan trauma) umum dialami oleh orang yang selamat dari serangan jantung, dan ini bisa meningkatkan risiko mereka terkena serangan jantung lagi di masa yang akan datang. Penemuan ini sangat penting diketahui bagi keselamatan para pasien penyakit jantung," ungkap Donald Emondson, asisten profesor dari CUMC, seperti dilansir oleh Daily Mail (20/05).
-
Apa saja dampak stres berkepanjangan pada jantung? Efek negatif tersebut berupa kerja jantung yang menjadi lebih berat hingga detak jantung menjadi lebih cepat.
-
Siapa yang bisa mengalami gejala berbeda saat serangan jantung? Wanita dan pria dapat mengalami gejala yang berbeda saat mengalami angina atau serangan jantung.
-
Siapa yang bisa mengalami stres? Seperti halnya manusia, kucing juga bisa mengalami stres dan rasa takut.
-
Siapa yang berisiko tinggi mengalami serangan jantung? Seseorang dengan risiko tinggi mengalami serangan jantung mendadak biasanya menunjukkan sejumlah tanda fisik yang bisa kita kenali.
-
Bagaimana stress memengaruhi jantung? Tekanan darah akan meningkat seiring dengan berlanjutnya stres. Hal ini terjadi karena pembuluh darah akan menyempit. Dampaknya, risiko terkena masalah jantung, seperti hipertensi, kadar kolesterol yang tinggi, dan serangan jantung akan semakin meningkat.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena depresi? Jauh dari pandangan umum bahwa depresi hanya terkait dengan ketidakseimbangan kimia, penelitian ini menyoroti hubungan kuat antara gaya hidup sehat dan kesejahteraan mental.
Stres dan trauma yang dirasakan berasal dari pengalaman yang mengejutkan dan membuat trauma. Beberapa gejalanya antara lain adalah sering bermimpi buruk, menghindari hal-hal yang bisa mengingatkannya pada serangan jantung, meningkatnya detak jantung, serta meningkatnya tekanan darah. Stres dan trauma bisa berubah kronis jika pasien mengalami gejala di atas selama tiga bulan berturut-turut atau lebih.
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi perhatian bagi para pasien penyakit jantung, baik yang tak mengalami serangan jantung maupun yang telah mengalami serangan jantung. Mereka harus mewaspadai risiko serta kemungkinan trauma yang dimiliki. hasil ini juga penting bagi para petugas kesehatan untuk mulai memikirkan dan mencegah terjadinya trauma pada pasien yang selamat dari serangan jantung. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Trauma perlu segera ditangani dengan untuk meminimalisir berbagai dampak.
Baca SelengkapnyaSejumlah pekerjaan terutama kondisi bekerja bagi pekerja kantoran bisa tingkatkan risiko penyakit jantung.
Baca SelengkapnyaKondisi cemas dan stres berkepanjangan yang kita alami bisa menjadi pemicu munculnya masalah kesehatan jantung.
Baca SelengkapnyaBukan hanya mental saja yang akan terpengaruh, tetapi juga fisik serta aspek sosial yang penting.
Baca SelengkapnyaMeskipun tidak ada cara pasti, cara mencegah gangguan mental pada lansia dengan, mengelola stres, menjalani pengobatan secara rutin, & menjaga hubungan sosial.
Baca SelengkapnyaAdiksi terhadap pornografi serta judi online juga patut diperhatikan.
Baca SelengkapnyaKata-kata sad mengandung makna yang dalam, menyentuh, dan menggambarkan perasaan yang paling terdalam.
Baca SelengkapnyaBersyukur jika dilakukan secara tepat bisa berdampak luar biasa bagi kesehatan mental.
Baca Selengkapnya