3 Alasan wanita berhak memutuskan kapan punya anak
Merdeka.com - Dalam hidup, tak semua orang bisa menentukan sendiri apa yang mereka inginkan. Bagi wanita, banyak pilihan yang harus mereka kompromikan dengan orang lain. Bisa jadi dalam hal menentukan pekerjaan, universitas, dan lainnya.
Namun ada beberapa hal yang sebaiknya harus diputuskan sendiri oleh wanita, salah satunya adalah keputusan untuk hamil dan memiliki anak. Wanita seharusnya memegang kendali penuh atas keputusan kapan mereka ingin memiliki momongan. Banyak wanita yang ingin cepat memiliki anak karena dorongan orang tua atau karena sudah bosan ditanya "Kapan punya anak?" Jangan jadikan hal-hal tersebut sebagai tekanan jika Anda memang belum ingin memiliki anak.
Berikut adalah alasan mengapa wanita berhak memutuskan kapan mereka ingin hamil dan memiliki anak, seperti dilansir oleh Mag for Woman.
-
Kenapa ada bawaan hamil bayi perempuan? Meskipun banyak orang mempercayai tanda-tanda ini, perlu diingat bahwa sebagian besar tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat dan lebih merupakan mitos atau kepercayaan turun-temurun.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kehamilan? Dikutip dari tayangan YouTube Liputan6, bayi yang dikandung selama delapan bulan oleh karyawati minimarket merupakan hasil hubungan di luar nikah.
-
Kenapa ibu hamil ingin cepat melahirkan? Semua orang tua yang sedang mengalami proses hamil pasti ingin sesegera mungkin diberikan momongan dengan kondisi yang sehat dan selamat.
-
Apa beban anak pertama wanita? Anak pertama perempuan sering kali menghadapi berbagai beban yang cukup berat, baik secara emosional maupun psikologis.
-
Kenapa Allah memberi anak perempuan? Setiap orang tua yang dikaruniai anak perempuan patut berbahagia. Pasalnya, hadirnya anak perempuan bisa menjadi pelindung di akhirat dari api neraka. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis, artinya:'Siapa yang diuji dengan kehadiran anak perempuan, maka anak itu akan menjadi pelindung baginya di neraka'. (HR Ahmad).
-
Mengapa Kartini memperjuangkan hak perempuan? Kartini lahir dalam keluarga bangsawan Jawa yang konservatif. Namun, hal ini tidak menghalangi semangat dan keinginannya untuk memperjuangkan kebebasan dan pendidikan bagi perempuan.
1. Tubuh wanita akan mengalami perubahan besar
Mudah bagi orang lain, termasuk suami, ketika mereka meminta Anda untuk segera hamil atau memiliki anak. Meski begitu, hal tersebut tak sepenuhnya benar bagi wanita. Wanita lah yang harus menjalani segala perubahan besar dalam diri mereka ketika hamil. Tubuh mereka juga yang akan mengalami proses hamil hingga melahirkan anak.
Ketika hamil, tak hanya tubuh wanita yang mengalami perubahan besar, melainkan juga psikologis mereka. Karena itu, ada banyak tanggung jawab, perubahan, dan emosi yang harus siap diemban wanita ketika mereka hamil dan akan punya anak. Karena wanita lah yang akan merasakan semua hal ini pada diri mereka, maka sangat masuk akal jika wanita berhak memutuskan kapan mereka siap untuk hamil dan memiliki anak.
2. Tak hanya tentang fisik
Hamil dan memiliki anak tak hanya urusan fisik. Tubuh wanita tak hanya akan mengalami perubahan yang masif, melainkan sisi psikologis mereka juga. Ketika wanita menjadi ibu, dunia mereka ikut berubah. Tak seperti pria yang masih bisa bermain-main bersama teman-temannya hingga pulang larut seperti seorang lajang, ibu akan memiliki naluri untuk mengurus buah hatinya.
Seorang wanita juga dihadapkan pada kemungkinan untuk kehilangan pekerjaannya ketika sudah memiliki anak. Ini harus benar-benar dipersiapkan oleh wanita, baik secara fisik maupun mental. Untuk itulah, mereka berhak menentukan kapan mereka siap memiliki momongan dan menghadapi perubahan tersebut.
3. Wanita butuh waktu untuk mempersiapkan diri
Wanita adalah yang paling memahami tentang diri mereka sendiri, baik dari segi fisik maupun mental. Begitu juga tentang kesiapan mereka akan perubahan dalam setiap aspek kehidupan yang akan mereka jalani setelah memiliki anak. Wanita akan mengetahui kapan mereka siap, dan untuk itu wanita adalah orang yang berhak untuk menentukan kapan mereka ingin memiliki anak.
Ada banyak orang yang berusaha memiliki anak, namun tak sedikit juga wanita yang memang menunda untuk memiliki momongan. Bukan hal aneh bagi wanita untuk memilih menunda punya anak, karena mereka tentu punya alasan untuk melakukannya, baik dari segi kesehatan, psikologis, atau hal lainnya. Jangan terburu-buru memiliki momongan hanya karena tekanan orang lain. Menjadi ibu ketika sudah siap akan memberikan efek yang lebih positif pada anak dan keluarga dibanding ketika belum siap. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wamen PPPA Veronica Tan mengatakan perempuan itu harus pintar dan mandiri.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai cuti tersebut bisa dimanfaatkan ibu hamil untuk merawat bayinya yang baru lahir.
Baca SelengkapnyaKabar ini membawa angin segar bagi sebagian ibu pekerja. Mereka bisa merawat dan melihat tumbuh kembang anak secara fokus.
Baca SelengkapnyaUsia memiliki peran signifikan dalam kesuburan wanita. Oleh karena itu, wanita harus memaksimalkan waktu masa suburnya jika ingin memiliki anak.
Baca SelengkapnyaAyah juga berhak mendapat cuti untuk mendampingi Istri saat proses persalinan.
Baca SelengkapnyaSetiap Ibu berhak mendapat cuti selama 3 bulan pertama dan ditambah 3 bulan berikutnya jika terdapat kondisi khusus.
Baca SelengkapnyaKetua DPR Puan Maharani mengesahkan RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) menjadi UU.
Baca SelengkapnyaKetentuan pemberian cuti selama 6 bulan bagi pekerja perempuan diatur dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaHasto mengatakan Indonesia diprediksi akan mengalami banjir penduduk lanjut usia.
Baca SelengkapnyaBeberapa cara menentukan masa subur wanita saat siklus haid tidak lancar.
Baca SelengkapnyaApa itu ovulasi penting diketahui, khususnya bagi yang sedang merencanakan kehamilan.
Baca SelengkapnyaMenanti 14 tahun, perjuangan sepasang suami istri untuk punya anak ini berakhir manis.
Baca Selengkapnya