3 Kelompok Risiko Penderita Diabetes yang Ingin Berpuasa
Merdeka.com - Konsultasi merupakan hal yang wajib bagi penderita diabetes jika ingin berpuasa. Hal ini harus dilakukan untuk melihat apakah bakal ada masalah atau mencegah kemungkinan yang terjadi.
Bagi penderita diabetes, terdapat tiga klasifikasi risiko bagi seseorang ketika berpuasa. Berdasar penelitian yang dilakukan HS Bajaj pada 2019, berikut pengelompokan risiko bagi penderita diabetes.
1. Risiko Sangat Tinggi
-
Kenapa pasien diabetes harus konsultasi dengan dokter sebelum puasa? Individu dengan diabetes memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi dari perubahan asupan makanan dan cairan yang masuk ke dalam tubuh,' kata Martha dilansir dari Antara.
-
Mengapa penderita diabetes harus berkonsultasi dengan dokter sebelum puasa? 'Untuk kondisi diabetes, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter apakah kondisi diabetesnya masih memungkinkan untuk berpuasa,' kata Luciana.
-
Kenapa penting untuk konsultasi dengan dokter sebelum puasa? Dr. Andrew menyarankan agar ibu hamil berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau fasilitas kesehatan terdekat sebelum memutuskan untuk berpuasa, terutama jika memiliki penyakit penyerta yang dapat meningkatkan risiko kesehatan.
-
Apa yang harus diperhatikan penderita diabetes? 'Yang harus kita perhatikan pertama ada DM enggak, gula darahnya tinggi enggak, diabetes gak, kalau orang dengan diabetes kalau saya saran hanya gula pengganti, kalau enggak diabetes boleh maksimal 4 sendok makan,' katanya dalam diskusi daring yang diikuti, Rabu (4/9).
-
Siapa yang perlu konsultasi dokter sebelum puasa? 'Penderita penyakit, termasuk bagi Ibu hamil dan Ibu menyusui disarankan konsultasi terlebih dahulu. Mereka butuh supervisi, kebutuhan nutrisi bagi janin juga harus dipenuhi,' ujarnya.
-
Kapan seseorang harus periksa diabetes? Mampu mengenali gejala awal diabetes sangat penting agar seseorang tahu kapan harus mencari perawatan medis.
Mereka yang memiliki risiko sangat tinggi adalah orang-orang dengan diabetes yang tidak boleh berpuasa. Beberapa kriterianya adalah:
- Diabetes melitus 1 (DMT1) terkendali dengan buruk sebelum Ramadan (HbA1c lebih dari 9), - Memiliki riwayat hipoglikemia berat dan berulang dalam tiga bulan terakhir. "Jadi ditakutkan, kalau saat puasa mengalami hipoglikemia, puasanya tidak hanya batal, tetapi juga mengancam jiwa pasien itu sendiri," kata ahli endokrinologi, Ketut Suastika dalam temu media di Jakarta beberapa waktu lalu.- Mengalami ketoasidosis dan koma hiperosmolar dalam tiga bulan terakhir. Untuk dua kondisi ini hanya bisa diketahui oleh dokter.- Mengalami penyakit akut, komplikasi makrovaskuler dan ginjal(sedang berada dalam proses dialisis, stadium 4-5),- Ada gangguan kognitif atau epilepsi, serta hamil dengan terapi insulin. "Mereka-mereka ini memang tidak diperbolehkan berpuasa," kata Ketut menambahkan.
2. Risiko Tinggi
"Bagi orang dengan risiko tinggi masih bisa dipertimbangkan. Tetapi sebaiknya tidak puasa. Meski harus konsultasi dengan dokter pribadi," kata Ketut. Beberapa kriterianya adalah:
- Diabetes melitus tipe 1 atau 2 yang terkendali buruk. Ketut mengatakan, saat puasa ada goncangan kendali glisemik yang buruk. "Justru menjadi kegawatan hiperglikemia," kata Ketut.- Diabetes dengan menggunakan insulin campuran. Ketut menjelaskan, saat berpuasa, pasien menjadi kesulitan mengatur penggunaan obat. Sehingga, jika ingin melakukan puasa, harus ada konsultasi dan modifikasi yang disepakati dengan dokter.- Pasien diabetes yang hamil dengan diet.- Penyakit ginjal kronik stadium 3 atau komplikasi makrovaskuler.- Pekerja fisik berat, khususnya mereka yang mengalami diabetes. "Karena biasanya kalau bekerja, saat kita berpuasa, maka ada risiko terkena hipoglikemia."
3. Risiko Rendah hingga Sedang
Pasien yang masuk dalam kategori risiko rendah dan sedang diperbolehkan berpuasa. Tentunya tetap dengan konsultasi dokter. Kriteria mereka yang masuk dalam kelompok ini antara lain:
- Pasien yang mampu mengendalikan kondisi diabetes melitusnya, serta diterapi dengan pola hidup yang baik- Mendapatkan pengobatan berjenis metformin, acarbose, terapi inkretin (penghambat DPP-4 atau GLP-1 RA), Sulfonilurea generasi kedua, penghambat SGLT, TZD atau insulin basal. "Kembali lagi, kita sadar bahwa penggunaan pengobatan golongan ini, akan lebih sering mendapatkan hipoglikemia. Maka konsultasi pasien dengan dokter menjadi kunci, untuk mencegah hipoglikemia selama Ramadan," Ketut menegaskan.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Datangnya bulan Ramadan sudah dalam hitungan hari, persiapan untuk puasa penting dilakukan oleh siapa saja termasuk pada pasien diabetes.
Baca SelengkapnyaPuasa dapat memberikan banyak manfaat bagi penderita diabetes, namun perlu diperhatikan risiko lonjakan gula darah.
Baca SelengkapnyaDalam berbuka puasa, salah satu cara untuk membatalkannya adalah dengan mengonsumsi takjil. Hal ini ternyata juga disarankan oleh ahli gizi.
Baca SelengkapnyaWakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pasien diabetes tetap bisa berpuasa di bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaPada bulan Ramadan ketika mana umat Muslim menjalankan ibadah puasa, penting bagi penderita diabetes untuk memperhatikan kadar gula darah dalam tubuh mereka.
Baca SelengkapnyaBagi ibu hamil yang hendak berpuasa selama bulan Ramadan, terdapat sejumlah hal yang perlu mereka perhatikan agar tidak mengalami masalah.
Baca SelengkapnyaPengolahan makanan selama berpuasa yang tepat sangat penting agar tidak mengalami masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaSebelum memasuki bulan puasa, terdapat sejumlah persiapan yang bisa dilakukan agar ibadah tersebut berjalan dengan aman dan nyaman.
Baca SelengkapnyaData terbaru angka prevalensi diabetes pada 2018 menunjukkan, 9 dari 10 atau 8,9 persen orang Indonesia memiliki diabetes.
Baca SelengkapnyaDemi kesehatan dan penyesuaian dengan waktu, konsumsi obat perlu diatur kembali saat menjalani puasa Ramadan.
Baca SelengkapnyaMakan sehat adalah salah satu cara terbaik untuk mengelola diabetes dan mencegah komplikasi kesehatan.
Baca SelengkapnyaUntuk meminimalisir risikonya, terdapat beberapa cara mencegah diabetes usia muda yang bisa dilakukan.
Baca Selengkapnya