Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Fakta penting tentang khitan

5 Fakta penting tentang khitan Ilustrasi operasi. ©2012 Shutterstock/Einar Muoni

Merdeka.com - Peraturan baru yang dikeluarkan American Academy of Pediatrics (AAP) mengenai proses khitan pada bayi sepertinya akan menuai kontroversi di Amerika. Sebab meskipun sudah banyak studi yang membuktikan khitan bermanfaat bagi kesehatan, orang-orang masih menganggap pemotongan alat kelamin tersebut menyakitkan dan tidak perlu dilakukan.

Sebuah survey di Amerika sempat menyebutkan bahwa ada 56% warga di sana yang menolak khitan. Padahal kalau di Indonesia dan negara berpenduduk mayoritas Islam, khitan adalah suatu keharusan. Berikut ini Live Science (28/08) menghimpun fakta penting yang bisa Anda simak untuk menambah pengetahuan.

Obat kelumpuhan

Orang lain juga bertanya?

Pada akhir tahun 1800-an, dokter memanfaatkan prosedur khitan untuk menyembuhkan keracunan, penyakit kuning, sampai kelumpuhan. Era tersebut memang sedang marak dilakukan operasi kelamin.

Menurut studi dalam jurnal Transactions of the American Medical Association, ahli bedah di Bellevue Hospital Medical College sempat menceritakan kisah tentang khitan sebagai penyembuhan lumpuh. Saat itu, adalah Lewis Sayre yang dipanggil untuk mengobati seorang anak berusia 5 tahun yang tidak bisa berjalan. Namun setelah dikhitan, dalam waktu kurang dari dua minggu, anak itu bisa berjalan lagi.

Apapun penyebab kelumpuhan si anak, kabarnya rasa sakit di ujung kelaminnya adalah pemicu kesusahan berjalan yang dialaminya. Jadi setelah ujung kelamin tersebut dipotong, si anak pun bisa berjalan lagi.

Ujung kelamin

Bagian ujung kemaluan pria bukan hanya sekadar kulit. Bahkan bagian tersebut bisa dianggap sebagai kelopak mata dari alat kelamin pria. Ada membran mukosa yang terdapat di ujung kemaluan tersebut. Hal itu membuat bagian ini lembab dan memungkinkan infeksi penyakit menular seksual.

Wanita sebenarnya juga memiliki ujung kemaluan yang dikenal dengan klitoris. Sebagai ujung kelamin, jaringan klitoris menyebar sampai pada rahim.

Khitan pertama

Sejarah menyebutkan tanah Fir'aun adalah pelopor prosedur khitan. Sekitar tahun 2.400 sebelum masehi, ada relief di pemakaman kuno Saqqara yang menggambarkan serangkaian adegan medis. Alat bedah kemudian menjelaskan bahwa adegan tersebut diindikasikan sebagai proses khitan.

Khitan di Mesir tidak dilakukan pada masa bayi, melainkan masa transisi anak menjelang dewasa atau akil baligh dalam istilah Muslim. Sementara itu, penduduk Yunani menganggap tradisi ini aneh. Namun pada abad ke-5, Herodotus mengeluarkan karyanya yang disebut The History of Herodotus.

"Mereka dikhitan demi kebersihan," demikian tulisnya. "Mempertimbangkan kebersihan daripada hanya sekadar keindahan."

Simbol status

Peningkatan angka kelahiran di rumah sakit mempromosikan khitan sebagai syarat kebersihan. Namun prosedur ini diduga juga dikaitkan dengan simbol status seseorang.

Artikel di dalam University of Cincinnati Law Review pada tahun 2003, kebanyakan hanya orang kaya yang mampu melahirkan di rumah sakit. Sehingga orang-orang yang melakukan khitan pun terbatas pada mereka yang mampu saja.

Tanda bekas khitan

Kebanyakan khitan di Amerika Serikat menggunakan tiga perangkat, yaitu penjepit Mogen, Plastibell, dan penjepit Gomco. Mogen merupakan perangkat menyerupai gunting yang digunakan untuk memotong aliran darah di ujung kemaluan. Sebuah pisau bedah kemudian digunakan untuk mengiris bagian tersebut.

Sementara Plastibell adalah perangkat plastik yang ditempatkan di atas kepala kemaluan, di bawah ujung kelamin. Dokter atau perawat lalu mengikat sekitar ujung kemaluan dan memotong sirkulasi. Plastibell ini dapat dibiarkan selama seminggu atau lebih, jadi ujung kelamin akan 'mati' dan putus dengan sendirinya.

Terakhir, penjepit Gomco yang disisipkan di antara kepala dan ujung kemaluan. Sama seperti Plastibell, Gomco memotong sirkulasi dan membuat darah menggumpal. Dokter kemudian menggunakan pisau bedah untuk memotong ujung kemaluan. Berbagai metode ini kadang meninggalkan bekas luka berwarna cokelat khas yang tampak pada ujung kemaluan. (mdk/riz)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Teknologi Ini Diakui Punya Kekuatan “Membangkitkan” Orang Mati, Tapi Apa Pantas Digunakan?
Teknologi Ini Diakui Punya Kekuatan “Membangkitkan” Orang Mati, Tapi Apa Pantas Digunakan?

Namun apakah manusia siap menghadapi dunia baru yang penuh tantangan ini?

Baca Selengkapnya
Survei Litbang Kompas: 63,7 Persen Publik Setuju Politik Dinasti Dibatasi
Survei Litbang Kompas: 63,7 Persen Publik Setuju Politik Dinasti Dibatasi

Hasil Survei Litbang Kompas menyatakan, sebanyak 63,7 persen responden menyetujui agar praktik politik dinasti dibatasi.

Baca Selengkapnya
Survei Global: 1 dari 3 Orang di Dunia Boikot Produk karena Perang Israel di Gaza, Termasuk Orang Indonesia
Survei Global: 1 dari 3 Orang di Dunia Boikot Produk karena Perang Israel di Gaza, Termasuk Orang Indonesia

Survei Global: 1 dari 3 Orang di Dunia Boikot Produk karena Perang Israel di Gaza, Termasuk Orang Indonesia

Baca Selengkapnya
Survei Charta Politika: 63% Masyarakat Tak Setuju Praktik Dinasti Politik
Survei Charta Politika: 63% Masyarakat Tak Setuju Praktik Dinasti Politik

Survei dilakukan pada 4-11 Januari 2024 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka

Baca Selengkapnya
Survei: Mayoritas Warga Amerika Tolak Kirim Tentara untuk Bantu Israel
Survei: Mayoritas Warga Amerika Tolak Kirim Tentara untuk Bantu Israel

Amerika Serikat adalah pendukung utama Israel dalam perang genosidanya di Jalur Gaza, Palestina.

Baca Selengkapnya
Survei Terbaru Litbang Kompas: 60,7 % Responden Sebut Gibran Cawapres Hasil Dinasti Politik
Survei Terbaru Litbang Kompas: 60,7 % Responden Sebut Gibran Cawapres Hasil Dinasti Politik

Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 29 November-4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden

Baca Selengkapnya
Survei: Mayoritas Kaum Muda Inggris Menilai Israel
Survei: Mayoritas Kaum Muda Inggris Menilai Israel "Seharusnya Tidak Ada"

Survei: Mayoritas Kaum Muda Inggris Menilai Israel "Seharusnya Tidak Ada"

Baca Selengkapnya
Propaganda Zionis Gagal Pengaruhi Milenial, Mayoritas Anak Muda AS Tidak Setuju Penjajahan Israel di Palestina
Propaganda Zionis Gagal Pengaruhi Milenial, Mayoritas Anak Muda AS Tidak Setuju Penjajahan Israel di Palestina

Ini merupakan hasil survei terbaru yang diselenggarakan Harvard-Harris.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: 44,1 Persen Responden Nilai Jokowi Tak Khianati PDIP Usai Gibran Cawapres
Survei Indikator: 44,1 Persen Responden Nilai Jokowi Tak Khianati PDIP Usai Gibran Cawapres

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau s

Baca Selengkapnya
Survei: 62,1 Persen Publik Tak Masalahkan Politik Dinasti
Survei: 62,1 Persen Publik Tak Masalahkan Politik Dinasti

Populi Center merilis hasil survei tentang respon publik terhadap isu politik dinasti.

Baca Selengkapnya
SMRC: 75 Persen Responden Tak Suka Jokowi Bangun Politik Dinasti
SMRC: 75 Persen Responden Tak Suka Jokowi Bangun Politik Dinasti

Data-data survei opini publik digunakan dengan populasi seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum.

Baca Selengkapnya