5 Mitos tentang kanker serviks yang tak perlu dipercaya
Merdeka.com - Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang ditakuti oleh kaum wanita. Kanker ini disebabkan oleh virus HPV dan itu bisa menular melalui kontak fisik. Anda bisa mencegahnya jika melakukan deteksi dini. Namun, ada beberapa mitos yang membuat wanita salah kaprah tentang kanker ini. Untuk meluruskan hal tersebut, berikut adalah tujuh mitos tentang kanker serviks yang tak perlu dipercaya, seperti cancer.med.umich.edu.
Mitos 1: kanker serviks tidak dapat dicegah
Infeksi human papillomavirus ditularkan secara seksual, namun itu dapat dicegah dengan vaksin baru. Dengan mencegah infeksi HPV, Anda bisa menurunkan risiko kanker serviks.
-
Apa itu kanker serviks? Ini merupakan penyakit organ reproduksi yang umumnya muncul pada leher rahim perempuan. Masalah kesehatan ini nyatanya bisa saja dialami oleh para perempuan dari berbagai usia. Namun, risiko tertingginya ada pada para perempuan yang aktif secara seksual.
-
Apa penyebab utama kanker serviks? HPV adalah penyebab utama kanker serviks, terutama jenis HPV onkogenik seperti tipe 16 dan 18.
-
Kenapa kanker serviks bisa berbahaya? Kanker serviks memang bukan sebuah penyakit yang bisa disepelekan. Untuk itu, apabila kamu merasakan tanda-tanda masalah kesehatan tersebut, ingatlah untuk selalu berkonsultasi dengan dokter agar bisa menentukan diagnosa yang tepat.
-
Siapa yang lebih berisiko terkena kanker serviks? Perempuan yang merokok memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks dibandingkan dengan yang tidak merokok.
-
Bagaimana cara mencegah kanker serviks? Dengan begitu, setiap perempuan bisa mencegah, mengenali, mendeteksi diri, serta mengetahui sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk menghadapinya.
-
Siapa yang paling rentan terkena penyakit kanker? Berdasarkan data dari American Cancer Society, 77% dari semua kasus kanker dialami oleh orang yang berusia di atas 55 tahun.
Mitos 2: Terlalu muda untuk terkana kanker serviks
Usia rata-rata untuk penderita kanker serviks adalah 48 tahun. Meskipun begitu, wanita dapat didiagnosis dengan kanker ini pada usia 20-an.
Mitos 3: Tidak pernah berhubungan seks, tidak perlu vaksin HPV
HPV dapat ditularkan dari satu pasangan ke pasangan yang lain melalui hubungan seks. Namun, hanya karena seseorang belum pernah berhubungan seks, bukan berarti dia tidak bisa tertular. Para ahli percaya bahwa vaksin harus diberikan sejak usia muda sebelum seorang wanita mulai aktif secara seksual.
Mitos 4: Tidak perlu tes Pap smear
Tes Pap smear pertama untuk seorang wanita harus diberikan ketika dia menginjak usia 21 tahun atau tiga tahun setelah dia mulai melakukan hubungan seks. Bahkan jika Anda sudah menerima vaksin HPV, Anda masih perlu melakukan tes Pap smear.
Mitos 5: Terlalu tua untuk tes Pap smear
"Kami melihat peningkatan kanker serviks dan HIV pada populasi yang lebih tua," kata Lauren Zoschnick, MD, asisten profesor klinis kebidanan dan ginekologi di UM Medical School. Karena itu, wanita yang telah melalui menopause juga perlu melakukan tes Pap.
Inilah lima mitos tentang kanker serviks yang tak perlu dipercaya.
(mdk/des)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Semakin dini mengetahui dan menangani berbagai gejala kanker serviks, maka tingkat kesembuhannya pun juga bisa lebih meningkat.
Baca SelengkapnyaHuman papillomavirus (HPV) adalah infeksi menular seksual umum yang dapat menyerang kulit, area genital, dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaMasih tingginya angka kanker serviks bisa dipicu oleh masih banyaknya orang yang takut memeriksakan diri.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Globocan 2021, terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Kesehatan RI memulai perluasan cakupan imunisasi HPV skala nasional untuk mencegah kanker serviks.
Baca SelengkapnyaKanker ovarium merupakan salah satu jenis kanker ganas yang rentan terjadi pada wanita.
Baca SelengkapnyaMenurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dari sekitar 200 jenis kanker yang ada
Baca SelengkapnyaBagi pasien kanker payudara, dukungan orang terdekat merupakan hal penting untuk pemulihannya.
Baca SelengkapnyaBedak tabur atau bedak talkum baru digolongkan oleh WHO karena mungkin besifat karsinogen pada manusia.
Baca SelengkapnyaKista ovarium adalah kantung berisi cairan yang terdapat di dalam ovarium atau di permukaannya. Kondisi ini tidak berbahaya kecuali jika kista itu pecah.
Baca Selengkapnya