6 Fakta Covid-19 Varian Delta Plus AY.4.2 yang Lebih Menular
Merdeka.com - Virus SARS-CoV-2 atau covid-19 terus bermutasi ke seluruh dunia. Saat ini mutasi yang paling ganas adalah varian delta. Varian delta ini pun bermutasi dan muncul subvarian baru yang disebut varian delta plus atay AY.4.2. Varian ini baru terdeteksi di Singapura. Hal tersebut dikemukakan dan dikonfirmasi Kementerian Kesehatan Singapura.
Varian covid-19 Delta Plus ini diyakini lebih menular dari varian lain, sehingga penyebarannya perlu diwaspadai di Indonesia. Subvarian ini juga yang diduga menyebabkan lonjakan kasus di Inggris.
Para ahli mengungkapkan bahwa subvarian ini sangat berpotensi masuk ke Indonesia, sehingga mereka masih mempelajari efeknya hingga saat ini. Seperti dikutip dari Fimela.com, berikut 6 fakta tentang covid-19 varian Delta Plus.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Kenapa virus punya bentuk berbeda? Bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
1. Turunan dari varian Delta
Varian ini merupakan subvarian dari varian delta yang sangat menular dibandingkan varian lainnya. Delta Plus memiliki nama lain yakni AY.4.2, yang merupakan kombinasi antara varian Delta AY.4 dengan mutasi pada spike S:Y145H.
Varian ini merupakan cabang dari Delta yang mencakup beberapa mutasi baru yang memengaruhi protein spike, yang digunakan virus untuk menembus sel-sel. Sub varian ini berisi perubahan yang dapat memberikan keunggulan kelangsungan hidup virus jika dibandingkan varian lainnya.
2. Lebih menular, tetapi tidak mematikan
Direktur Institut Genetika Universitas College London (UCL) Prof. Francois Balloux mengungkapkan bukti-bukti bahwa varian Delta AY.4.2 merupakan varian yang 10% lebih menular dibandingkan varian Delta aslinya.
“Peningkatannya juga tampaknya tidak spesifik wilayah, yang mungkin menunjukkan bahwa AY.4.2 secara intrinsik lebih mudah menular, daripada dibawa oleh demografis,” ujar Balloux, dikutip dari Healthline.
3. Termasuk Varian of Interest
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan AY.4.2 ke dalam variant of interest. Dalam hal ini, variant of interest diidentifikasikan sebagai penyebab penularan komunitas yang signifikan atau beberapa klaster COVID-19.
4. Negara dengan kasus Delta Plus
Menurut data resmi terbaru dari database pelaporan virus GISAID, sejumlah negara telah melaporkan temuan kasus Delta Plus, di antaranya di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan sebagian Eropa Barat.
Dalam rinciannya, hingga 16 Juni 2021, setidaknya terdapat 197 kasus Delta Plus yang telah ditemukan di 11 negara, yakni Inggris (36), Kanada (1), India (8), Jepang (15), Nepal (3), Polandia (9), Portugal (22), Rusia (1), Swiss (18), Turki (1), Amerika (83).
Terhitung sejak Kamis (28/10) lalu, Singapura melaporkan temuan pertama kasus Delta Plusnya. Meski telah terdeteksi, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan tak ada bukti penyebaran ke masyarakat dari adanya kasus tersebut.
5. Diduga sebabkan lonjakan kasus di Inggris
Meski bukan termasuk dalam varian yang menjadi perhatian (variant of concerns), varian Delta Plus atau AY.4.2 ini diduga menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Inggris.
Menurut data resmi terbaru, varian ini telah diidentifikasi pada sekitar 6 persen kasus di Inggris. Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengungkapkan bahwa subtipe baru Delta Plus menyebar di Inggris.
Badan tersebut melaporkan bahwa varian tersebut menyumbang 6% dari semua sekuens genetik SARS-CoV-2 pada minggu yang dimulai 27 September 2021, yang mana merupakan minggu terakhir data sekuensing lengkap tersedia.
6. Efeknya masih terus diteliti
Meski telah terdeteksi di sejumlah negara, para ahli telah mencatat bahwa AY.4.2 belum menjadi strain dominan di negara-negara yang telah mendeteksi adanya varian ini. Hingga saat ini, efek varian Delta Plus masih terus diteliti.
Kementerian Kesehatan Singapura mengungkapkan, saat ini efek dari varian AY.4.2 masih terus dipelajari. Untuk sementara, varian tersebut memiliki tingkat penularan dan keparahan penyakit seperti varian Delta.
Fimela.com
(mdk/ttm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaSelain dilaporkan dari Republik Demokratik Kongo, Kenya, Rwanda, dan Uganda, juga terdeteksi di Asia dan Eropa.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnya