8 Mitos populer tentang keperawanan wanita
Merdeka.com - inas Pendidikan Kota Prabumulih kemarin membeberkan wacana tentang pengadaan tes keperawanan terhadap siswa sekolah. Meski belum dilaksanakan, namun banyak kritik yang dituai dari berbagai pihak mengenai wacana tersebut.
Terlepas dari wacana itu, sebenarnya ada beberapa mitos yang cukup populer mengenai keperawanan wanita. Apa saja? Coba simak berikut ini.
Mitos #1Wanita yang sudah tidak perawan berjalan dengan kaki mengangkang. Mitos yang satu ini terdengar konyol. Pasalnya keperawanan tidak ada hubungannya dengan cara berjalan yang ditentukan oleh fisik tiap-tiap wanita. Misalnya seberapa lebar tulang pinggul atau seberapa besar lingkar pahanya.
-
Mengapa mitos ukuran betis wanita dikaitkan dengan kesehatan? Namun, ukuran betis tidak selalu mencerminkan tingkat kebugaran seseorang. Kebugaran fisik melibatkan berbagai faktor, termasuk kekuatan, fleksibilitas, dan daya tahan, yang tidak selalu berkorelasi langsung dengan ukuran betis.
-
Di mana mitos betis wanita sering dijumpai? Betis wanita ternyata tak luput menjadi objek mitos dan kepercayaan yang beragam di berbagai budaya.
-
Mitos apa yang umum terkait ukuran betis wanita? Salah satu mitos betis wanita yang umum beredar adalah anggapan bahwa betis yang lebih besar menandakan kecantikan yang lebih tinggi. Namun, kecantikan sejati tidak dapat diukur dari ukuran betis seseorang. Setiap orang memiliki definisi kecantikan yang berbeda-beda, dan kepercayaan ini hanya menggiring pada stereotip yang tidak relevan.
-
Siapa yang terkena dampak mitos melangkahi orang? Mitos ini sering kali menggambarkan tindakan tersebut sebagai tindakan yang tidak sopan atau bahkan membawa kesialan.
-
Di mana wanita itu berjalan? Dalam rekaman CCTV tersebut, terungkap pula momen menegangkan saat seorang wanita yang merupakan warga setempat nyaris terkena ledakan. Awalnya, wanita tersebut nampak berjalan di atas trotoar sembari menenteng tas kecil.
-
Bagaimana mitos betis wanita dapat diubah? Penting untuk mengubah paradigma ini dan mempromosikan penerimaan diri yang positif, di mana setiap bentuk tubuh dihargai tanpa penilaian berlebihan berdasarkan pada penampilan fisik semata.
Mitos #2Rambut di antara alis rontok setelah wanita kehilangan keperawanannya. Mitos yang sangat tidak masuk akal. Bagaimana jika seorang wanita memang tidak memiliki rambut di antara alis atau alisnya memang tidak tersambung sama sekali?
Mitos #3Pantat wanita yang bundar seketika jadi rata setelah tidak perawan. Jika ini benar, bagaimana dengan wanita yang terlahir dengan bagian pantat yang memang kurang berisi? Lagipula keelastisan otot bagian tubuh tersebut tidak akan terpengaruh setelah seorang wanita bercinta.
Mitos #4Wanita yang perawan memiliki payudara yang menunjuk ke atas. Tidak benar, buktinya banyak juga wanita perawan yang memiliki payudara kendor.
Mitos #5Payudara jadi tambah besar jika wanita kehilangan keperawanan. Sebenarnya mitos ini dikaitkan dengan kemaluan pria yang 'membengkak' ketika terangsang. Sifatnya pun sementara dan tidak bisa dijadikan patokan bahwa ukuran payudara adalah penanda keperawanan seorang wanita.
Mitos #6Urine wanita perawan sangat bersih dan berkilauan. Jangan percaya mitos yang satu ini. Sebab keperawanan tidak bisa dibuktikan dengan tes urine layaknya kehamilan. Lagipula kualitas urine tergantung pada kebiasaan minum seseorang.
Mitos #7Wajah wanita yang tidak perawan berbeda dengan yang masih perawan. Hal ini biasanya dikatakan oleh para pria. Jika benar begitu, seperti apa perbedaannya? Tidak ada seorang pun yang bisa menjawab karena hal itu cuma mitos dan tidak benar.
Mitos #8Wanita perawan akan mengalami pendarahan ketika bercinta untuk yang pertama kalinya, jika tidak, artinya wanita itu sudah tidak perawan. Inilah mitos yang cukup beredar luas dan dipercaya banyak orang. Sekarang, mari kita bongkar faktanya.
Pendarahan ketika bercinta biasanya terjadi ketika selaput dara robek. Padahal, bisa jadi seorang wanita sudah pernah mengalami pendarahan tersebut dan bukan gara-gara bercinta, melainkan akibat olahraga berat atau kecelakaan.
Selain itu, beberapa wanita yang masih perawan bisa jadi memiliki selaput dara yang sangat fleksibel. Sehingga selaput tersebut tidak robek dan wanita tidak mengalami pendarahan.
Itulah berbagai mitos populer tentang keperawanan wanita. Setelah terbongkar, apakah Anda masih percaya dengan semua hal tersebut?
Baca juga:3 Masalah mata yang tak boleh diabaikanSindrom mata kering serang pegawai kantoran7 Hal yang merusak kesehatan mataMata kedutan: Penyebab dan cara mengatasinya10 Cara merawat kesehatan mata (mdk/riz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Betis wanita ternyata juga memiliki mitos yang melingkupinya. Apa saja, ya?
Baca SelengkapnyaMitos mencukur bulu kemaluan saat hamil merupakan salah satu dari banyak kepercayaan yang berkembang dalam berbagai budaya.
Baca SelengkapnyaBeberapa cerita rakyat mitos di Indonesia masih dipercaya masyarakat.
Baca SelengkapnyaKonon gadis yang menyentuh patung ini akan sulit mendapat jodoh.
Baca SelengkapnyaSejumlah masyarakat di Indonesia memiliki mitos kesehatan yang aneh dan tidak terbukti secara ilmiah.
Baca SelengkapnyaMengangkat kaki setelah berhubungan seks dipercaya bisa meningkatkan peluang kehamilan, benarkah hal ini bisa dibuktikan secara ilmiah?
Baca SelengkapnyaDi era modern seperti saat ini, mitos ternyata masih memiliki tempat di tengah masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaOrang yang meninggal dalam keadaan hamil, termasuk mati syahid.
Baca SelengkapnyaAda cerita yang beredar di masyarakat tentang mitos ibu hamil ke pantai. mitos ini mengklaim bahwa ibu hamil akan mendapat dampak negatif saat pergi ke pantai.
Baca SelengkapnyaMitos ini sering kali menjadi beban psikologis bagi ibu hamil karena merasa bersalah atau khawatir ada kesalahan yang telah dilakukan.
Baca SelengkapnyaApakah benar ada cara ilmiah untuk membuktikan keperjakaan seorang pria? Mitos atau fakta?
Baca SelengkapnyaMitos kehamilan Jawa seringkali menggambarkan hubungan antara ibu hamil, janin yang dikandung, dan lingkungan sekitarnya.
Baca Selengkapnya