8 Hal yang Menjadi Penyebab Terjadinya Kencing Berbusa
Merdeka.com - Kesehatan yang kita miliki dapat dinilai melalui berbagai macam hal. Salah satu indikator yang cukup mudah yaitu berdasar air kencing yang keluar.
Baik warna, bau, serta berbagai hal lain pada urine yang kita keluarkan dapat membantu kita mengenali kondisi diri kita. Pada kondisi air kencing ini, bisa ditebak kesehatan seseorang.
Salah satu hal yang kerap luput dari pandangan kita adalah ketika air kencing yang keluar ternyata berbusa. Munculnya busa pada urine ini tentu saja cukup berbeda dari kebiasaan dan dapat muncul karena berbagai kondisi.
-
Kapan kita harus waspada dengan air kencing berbusa? Walaupun sedikit busa masih dianggap normal, jika busa tersebut berlebihan dan tidak menghilang, kita perlu berhati-hati.
-
Kenapa air kencing bisa berubah warna? Beberapa jenis obat dapat mempengaruhi warna air kencing, seperti yang terjadi ketika mengonsumsi obat rifampisin. Obat ini, yang digunakan untuk mengobati TBC, dapat membuat air kencing berwarna merah, tetapi ini adalah efek samping yang biasa. Selain itu, makanan tertentu juga dapat mengubah warna air kencing; misalnya, setelah mengonsumsi buah naga, air kencing dapat berubah menjadi ungu.
-
Apa saja yang menyebabkan ingus dan lendir keluar? Ada beberapa alasan mengapa ini bisa terjadi: Akumulasi Lendir Saat tidur, lendir dan lendir hidung dapat mengumpul di saluran pernapasan, tenggorokan, dan sinus. Ketika Anda bangun di pagi hari dan mulai bergerak, gerakan tersebut dapat merangsang pelepasan lendir dan menyebabkannya keluar. Perubahan Suhu dan Kelembapan Suhu dan kelembapan udara dapat berubah di malam hari dan menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Perubahan ini dapat merangsang produksi lendir yang lebih banyak sebagai respons alami tubuh untuk melindungi saluran pernapasan. Alergi dan Reaksi Iritan Jika Anda memiliki alergi atau sensitivitas terhadap alergen tertentu seperti serbuk sari, debu, bulu hewan, atau bahan kimia, lendir dan riak dapat bertambah di pagi hari sebagai respons terhadap paparan alergen atau iritan yang terjadi selama tidur. Postnasal Drip Peradangan dan Infeksi Infeksi saluran pernapasan atas seperti pilek atau flu, bronkitis, atau sinusitis dapat menyebabkan peradangan dan produksi lendir yang lebih banyak.
-
Kenapa air kencing menjadi bening saat minum air putih berlebihan? Air Kencing Berwarna Bening Terlalu Sering Buang Air Kecil, Terutama di Malam Hari Terbangun di malam hari untuk buang air kecil adalah tanda bahwa Anda mungkin minum terlalu banyak air.
-
Apa saja penyebab bisul? Penyebab utama bisul adalah bakteri Staphylococcus aureus yang masuk ke dalam kulit melalui luka kecil atau folikel rambut. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena bisul antara lain:Kebersihan diri yang kurang terjagaSistem kekebalan tubuh yang lemahDiabetes atau kondisi kesehatan kronis lainnyaKontak langsung dengan penderita bisulPenggunaan pakaian yang terlalu ketatPaparan bahan kimia yang mengiritasi kulitKondisi kulit lain seperti eksim atau jerawat
-
Bagaimana kanker kandung kemih bisa berkembang? Ketika sel-sel di kandung kemih mulai tumbuh secara tidak terkendali, kanker ini dapat berkembang menjadi ancaman serius, seperti yang diungkapkan oleh National Cancer Institute.
Terdapat sejumlah hal yang bisa menjadi penyebab munculnya busa pada air kencing ini. Dilansir dari Health 24, ini sejumlah alasan mengapa air seni kita berbusa.
Aliran Kencing yang Sangat Cepat
Kecepatan keluarnya urine dapat mempengaruhi munculnya busa ini ketika mereka dikeluarkan. Ketika urine keluar dengan kecepatan tinggi maka memungkinkan kemunculan busa ini juga.
"Beberapa busa yang muncul di urine ini normal dan dapat dipengaruhi oleh seberapa cepat aliran kencing dan seberapa jauh perjalanan urine ini sebelum keluar di toilet," ujar dr Yankov Liss, Nephroligis di CareMount Medical, New York.
Kerja Ginjal yang Tak Beres
Munculnya busa pada air kencing dapat disebabkan karena kerja ginjal yang agak bermasalah. Ketika air seni tampak berbusa, hal ini dapat disebabkan karena kelebihan protein yang tak mampu difilter ginjal.
"Pada kondisi normal, filter di ginjal tidak akan melewatkan molekul protein dari darah lewat dan berakhir menjadi urine," terang dr Liss.
"Peningkatan protein pada urine umumnya merupakan bukti dari filter ginjal yang bocor dan bermasalah," sambungnya.
Dehidrasi
Air merupakan kandungan utama yang terdapat pada urine. Ketika kamu tidak cukup banyak minum dan kekurangan minum, kencingmu bisa berbusa.
"semakin dehidrasi seseorang, makan urine semakin keruh karena tubuh berusaha untuk menyimpan air," terang dr Liss.
Hasilnya, kencing menjadi berbusa karena banyak kandungan sedangkan air hanya sedikit. Minum air bisa jadi salah satu cara ketika kencing kamu berbusa untuk mengetahui apakah ini disebabkan karena dehidrasi.
Diabetes atau Hipertensi
Pengaruh protein kembali berperan pada masalah ini. Baik diabetes maupun hipertensi dapat memengaruhi aliran darah ke ginjal dan menghambat fungsinya.
"Hal ini meningkatkan tekanan yang berakibat adanya luka dan protein pada urine," jelas dr Liss.
Untuk mengetahui apakah busa pada air seni diakibatkan oleh dua penyakit tersebut, penting untuk mengenali gejala-gejala lainnya. Jika memang sungguh-sungguh terjadi, maka penting untuk segera mengunjungi dokter.
Infeksi Kronis
Infeksi kronis seperti hepatitis atau HIV dapat meningkatkan kadar protein di dalam urine. Beberapa infeksi dapat secara langsung menyerang filter ginjal, sedangkan beberapa lainnya menyebabkan pembengkakan yang berefek pada ginjal.
Jika kamu memang memiliki berbagai penyakit kronis ini, maka dapat diperkirakan bahwa busa ini muncul karena hal tersebut. Untuk mengobati busa pada kencing ini, sebaiknya periksakan langsung ke dokter.
Kebiasaan Penggunaan Obat Pereda Sakit
Penggunaan beberapa obat pereda sakit seperti painkiller dapat membuat air seni menjadi lebih berbusa dibanding biasanya. Dr. Liss menyebut bahwa penggunaan hal tersebut dapat membuat seseorang memiliki kadar protein tinggi pada urine.
Pada beberapa kasus, obat pereda sakit itu dapat menghasilkan reaksi alergi yang menyebabkan radang pada ginjal. Oleh karena itu, sebaiknya jangan menggunakan obat-obatan jenis ini untuk jangka waktu yang lama.
Penyakit Autoimun
Kondisi autoimun dapat meningkatkan tekanan dan tegangan pada ginjal. Hal ini dapat berdampak cukup banyak pada proses penyaringan yang terjadi di ginjal.
"Sama seperti pada infeksi kronis, kondisi autoimun dapat berakibat munculnya protein pada urine melalui sistem imun orang tersebut yang secara keliru menyerang filter pada ginjal," terang dr Liss.
Kanker Darah
Myeloma berlipat, secara khusus merupakan jenis kanker yang terbentuk pada sel plasma di darah. Penyakit ini dapat menimbulkan munculkan protein tambahan pada urine.
Dr Liss menerangkan bahwa ketika terjadi penyakit ini, antibodi yang dihasilkan tubuh karena kanker kemudian meracuni filter ginjal dan memunculkan protein pada urine. Namun penyakit ini cukup jarang terjadi dibanding berbagai hal lain yang menyebabkan urine berbusa.
Delapan hal tadi dapat ditengarai sebagai penyebab munculnya busa pada air seni. Namun jika hal ini terus-menerus terjadi, sebaiknya kamu segera mengkonsultasikannya dengan dokter.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nyeri saat buang air kecil bisa menjadi gejala dari berbagai infeksi .
Baca SelengkapnyaJika air kencing mengeluarkan aroma mirip buah, hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan serius.
Baca SelengkapnyaBatu ginjal adalah kondisi di mana terdapat endapan mineral atau garam yang menyerupai batu di dalam ginjal atau saluran kemih.
Baca SelengkapnyaBuang air besar lebih sering dibanding biasanya bisa terjadi akibat sejumlah hal atau perubahan yang kita lakukan.
Baca SelengkapnyaDokter Tirta menjelaskan bahwa kebersihan memiliki dampak yang lebih besar terhadap bau badan dibandingkan makanan, seperti bawang atau kari.
Baca SelengkapnyaKetika mengalami kondisi kesehatan tertentu, seseorang bisa tidak sengaja kentut hingga buang air.
Baca SelengkapnyaBanjir berpotensi menimbulkan berbagai penyakit menular. Mantan Direktur WHO, Prof. Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan untuk waspada terhadap lima penyakit ini:
Baca SelengkapnyaKesehatan seekor kucing bisa diidentifikasi dari konsistensi dan tampilan kotorannya, lho!
Baca SelengkapnyaMemasuki musim penghujan seperti sekarang, sejumlah jenis penyakit juga mulai mengintai dan mengancam.
Baca Selengkapnya