Ahli bedah Swiss berhasil kembangkan hidung buatan!

Merdeka.com - Ahli bedah di Swiss diketahui telah berhasil membuat hidung buatan untuk lima pasien kanker yang dirawatnya. Akibat kanker kulit yang diderita, kelima pasien kanker tersebut harus kehilangan sebagian hidung mereka. Untuk itu, menggunakan jaringan milik para pasien, ahli bedah tersebut membuat hidung buatan.
Tim ahli tersebut membuat kembali hidung pasien menggunakan teknik revolusioner dengan mengambil sel dari nasal septum milik pasien. Peneliti di Swiss menggunakan metode alternatif dengan mengambil sel bernama chondrocytes dari nasal septum milik pasien, seperti dilansir oleh Daily Mail (11/04).
Setelah itu, sel tersebut dikembangkan dan dibentuk seperti cangkokan yang sudah menyerupai hidung atau cacat yang diderita pasien. Profesor Ivan Martin dari University of Basel di Swiss mengatakan bahwa tulang rawan buatan ini memiliki hasil yang sama dengan operasi lainnya.
Setahun kemudian, para pasien bisa menggunakannya dengan baik. Mereka kembali bisa bernapas dan juga puas dengan hidung buatan yang membuat wajah mereka tetap terlihat 'normal'. Selain itu, pasien juga tak merasakan adanya efek samping.
Implan hidung buatan yang dibuat oleh ahli di Swiss.
Hidung seringkali menjadi tempat paling umum yang terkena kanker kulit selain melanoma. Jika sampai parah, dokter kadang harus memotong sebagian hidung untuk menghilangkan kanker dan tumor yang sudah tumbuh di sana. Selain menyakitkan, prosedur ini juga membutuhkan operasi tambahan.
Peneliti menjelaskan bahwa keberhasilan mereka dalam membuat hidung buatan ini akan membuka jalan untuk menggunakan tulang rawan rekayasa untuk rekonstruksi lain yang lebih besar seperti operasi wajah lengkap dengan kelopak mata atau telinga.
Meski begitu, hasil rekayasa ini masih membutuhkan pengujian klinis dan juga pengembangan yang lebih jauh untuk mendapatkan hasil yang jelas dan stabil. Dengan begitu, teknologi ini baru bisa tersedia untuk masyarakat umum.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya