Anak agresif cenderung jadi pecandu alkohol saat remaja
Merdeka.com - Kemungkinan anak akan menjadi pecandu alkohol ternyata bisa dilihat dari perilaku mereka saat masih kecil. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang memiliki perilaku bermasalah saat berusia di bawah lima tahun lebih berkemungkinan menjadi pecandu alkohol saat remaja.
Peneliti dari Virginia Commonwealth University menggunakan data penelitian yang melibatkan 12.647 partisipan yang diamati ketika mereka berusia enam dan 69 bulan, serta pada saat mereka berusia 15 tahun.
Peneliti menemukan bahwa anak yang memiliki perilaku buruk ketika masih balita lebih berkemungkinan dekat dengan alkohol ketika mereka remaja. Beberapa perilaku tersebut, di antaranya hiperaktif, tingkat yang kekanak-kanakan, dan agresif. Namun, ternyata tak hanya anak yang berperilaku buruk yang berisiko dekat dengan alkohol saat dewasa. Anak yang terlalu senang bersosialisasi juga berisiko.
-
Kapan kebiasaan buruk anak bisa berbahaya? Jika kebiasaan buruk anak tidak ditangani secepatnya, dapat menyebabkan berbagai bahaya, seperti gangguan perkembangan, masalah kesehatan, kesulitan belajar, dan masalah perilaku.
-
Apa yang menjadi penyebab perilaku agresif remaja? Faktor seperti kebiasaan menyimpan rasa dendam atau ketidakmampuan mengekspresikan emosi karena kurangnya figur yang dapat dipercaya, menjadi salah satu pemicu utama.
-
Apa saja perilaku kenakalan remaja? Kenakalan remaja bisa berbentuk kenakalan biasa, seperti berkelahi, keluyuran, membolos sekolah atau pergi dari rumah tanpa pamit.
-
Apa saja contoh kebiasaan buruk anak? Beberapa kebiasaan buruk anak termasuk mengorek hidung, menggigit kuku, menghisap jempol, memutar-mutarkan rambut dengan jari, menggerus gigi, dan menggigit serta memukul.
-
Kenapa anak terpengaruh rokok? Jika orang tua merokok, anak mungkin akan meniru kebiasaan tersebut.
-
Apa kesalahan parenting yang memperburuk agresivitas anak? Hukuman yang keras dapat membuat anak merasa takut, cemas, dan semakin marah, sehingga mendorong mereka untuk berperilaku lebih agresif.
"Orang tua harus waspada mengenai hal ini," ungkap ketua peneliti Danielle Dick, seperti dilansir oleh Daily Mail (11/07).
Banyak peneliti yang mengamati penggunaan alkohol pada remaja dan lebih berfokus pada usia remaja serta orang dewasa. Namun Dick berpendapat bahwa remaja tak sama dengan kertas yang kosong. Perilaku mereka tentunya telah banyak terpengaruh sejak kecil.
Dick percaya penemuan ini bisa memberikan informasi yang digunakan orang tua untuk mencegah anak-anak mereka dekat dengan alkohol. Jika menemukan perilaku buruk pada anak saat masih kecil, orang tua bisa melakukan tindakan preventif agar anak tak berkaitan dengan alkohol atau seks bebas saat remaja dan dewasa. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Remaja kerap penasaran dengan berbagai hal. Kondisi ini menyebabkan mereka kerap melakukan perilaku berisiko termasuk menggunakan narkoba.
Baca SelengkapnyaKondisi ini sering terjadi pada remaja berusia 10-19 tahun.
Baca SelengkapnyaMunculnya karakter anak perlu dikenali oleh orangtua untuk menentukan cara parenting yang tepat bagi perkembangan buah hati.
Baca SelengkapnyaMunculnya perilaku agresif pada seorang anak bisa terjadi karena sejumlah kesalahan parenting yang dilakukan orangtua.
Baca SelengkapnyaPara orang tua harus mewaspadai kebiasaan gaming (bermain gim video) menjadi gambling (berjudi)
Baca SelengkapnyaBerikut penyebab hiperaktif ADHD dan gejala-gejalanya yang bisa diderita anak.
Baca SelengkapnyaPeer Pressure menjadi tantangan sendiri bagi orangtua dalam membangun karakter & kepribadian anak. Selain itu orangtua juga perlu mendampingi saat anak tertekan
Baca SelengkapnyaTerlebih bukan lagi cuma bully secara verbal, namun sudah mengarah ke tindakan kriminal.
Baca SelengkapnyaTanda-tanda psikopat bisa muncul sejak usia anak-anak dan perlu diperhatikan orangtua.
Baca SelengkapnyaSejumlah masalah kesehatan rentan dialami oleh remaja karena perubahan yang dilaluionya.
Baca SelengkapnyaSejumlah kebiasaan buruk pada anak perlu diketahui dan diatasi oleh orangtua.
Baca Selengkapnya