Anak dari perokok 4 kali lebih rentan penyakit jantung
Merdeka.com - Anak-anak dari perokok empat kali lebih mungkin mengembangkan penyakit jantung ketika dewasa. Dan bahaya itu akan tetap ada, bahkan jika perokok telah mencoba membatasi paparan asap rokok pada anak mereka.
Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk melindungi anak dari bahaya rokok adalah dengan sama sekali tidak merokok. Temuan ini mengonfirmasi penelitian sebelumnya yang menghubungkan asap dan racun tembakau terhadap kesehatan jantung anak.
Sebagaimana dilansir Daily Mail (25/3), para peneliti melibatkan anak-anak di Finlandia untuk mengukur efek paparan rokok terhadap perokok pasif, dan apakah itu juga bisa menyebabkan penyakit jantung saat dewasa.
-
Kenapa anak rentan terkena bahaya asap rokok? Bagi anak-anak dan individu dengan masalah pernapasan, paparan terhadap asap rokok yang menempel pada pakaian bisa menjadi risiko kesehatan yang serius.
-
Apa dampak asap rokok ke anak? Anak-anak yang terpapar asap rokok berisiko tinggi mengalami infeksi pernapasan, seperti bronkitis dan pneumonia.
-
Kenapa asap rokok berbahaya untuk paru-paru anak? Asap rokok mengandung berbagai bahan kimia berbahaya yang dapat merusak sel-sel paru-paru dan menyebabkan perkembangan sel-sel kanker.
-
Kenapa anak terpengaruh rokok? Jika orang tua merokok, anak mungkin akan meniru kebiasaan tersebut.
-
Kenapa asap rokok bahaya untuk anak? Anak-anak yang terpapar asap rokok, entah aktif atau pasif, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami ISPA. Asap rokok mengandung zat-zat berbahaya yang dapat merusak saluran pernapasan dan melemahkan sistem kekebalan tubuh anak.
-
Mengapa remaja yang merokok lebih awal lebih rentan masalah pernapasan? Salah satu penyebab utama mengapa remaja yang merokok lebih dini lebih mungkin mengalami gejala gangguan pernapasan adalah karena mereka cenderung merokok lebih lama dibandingkan orang yang mulai merokok pada usia yang lebih tua. Selain itu, paru-paru remaja yang masih dalam masa perkembangan lebih rentan terhadap kerusakan akibat zat berbahaya dalam rokok.
Penelitian ini juga mengambil sampel darah dari anak-anak antara tahun 1980 dan 1983 sebagai bagian dari Cardiovascular Risk in Young Finns Study. Kemudian pada tahun 2001 dan 2007, pembacaan USG arteri karotid mereka diambil.
Pada tahun 2014, peneliti Finlandia mengukur tingkat cotinine darah dari sampel darah peserta yang telah dikumpulkan dan dibekukan pada tahun 1980.
Para peneliti menemukan bahwa 84 persen anak dari orang tua yang tidak merokok tidak memiliki kadar cotinine dalam sampel darah mereka. Dan hanya 62 persen anak dari salah satu orang tua merokok dan 43 persen anak dari kedua orang tua merokok yang tidak punya kadar cotinine di sampel darah mereka.
Menurut para peneliti, risiko mengembangkan karotis plak di masa dewasa hampir dua (1,7) kali lebih tinggi pada anak-anak yang memiliki salah satu atau kedua orang tua yang merokok, dibandingkan dengan anak dengan orang tua yang tidak merokok sama sekali.
Sementara itu, anak dengan orang tua merokok yang tidak membatasi paparan asap rokok empat kali lebih berisiko terserang penyakit jantung.
Dr Costan Magnussen dari University of Turku, mengatakan: "Meskipun kita tidak dapat memastikan bahwa anak-anak dengan tingkat cotinine terdeteksi dalam darah mereka adalah hasil dari paparan asap pasif langsung dari orang tua mereka, kita tahu bahwa sumber utama dari paparan asap rokok itu terjadi di rumah."
(mdk/des)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak-anak yang memiliki orangtua perokok berisiko lebih besar mengalami stunting.
Baca SelengkapnyaSemakin muda usia seseorang mulai merokok, risiko masalah pernapasan di usia muda bisa semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaPada saat ini semakin banyak anak muda di usia-20an yang mengalami penyakit jantung.
Baca SelengkapnyaDokter spesialis jantung membeberkan alasan anak muda banyak terserang penyakit jantung
Baca SelengkapnyaPaparan asap rokok dapat memberikan dampak yang lebih serius bagi anak-anak penyandang disabilitas, terutama pada anak dengan disabilitas.
Baca SelengkapnyaGejala yang muncul seringkali tidak spesifik, seperti batuk yang tidak kunjung sembuh, nyeri dada, atau kesulitan bernapas.
Baca SelengkapnyaPenyakit jantung kini merambah usia muda akibat gaya hidup tidak sehat dan pola makan buruk.
Baca SelengkapnyaBila di luar negeri rata-rata di usia 60-an terkena kanker paru, di Indonesia banyak pasien kanker tersebut terdiagnosis di 50-an tahun
Baca SelengkapnyaSerangan jantung dikenal sebagai penyakit yang menyerang lansia. Namun kini, orang yang lebih muda pun berisiko tinggi akibat pola hidup yang tidak sehat.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap bahwa paparan polusi udara di masa kanak-kanak bisa menyebabkan risiko bronkitis pada usia dewasa.
Baca SelengkapnyaPada anak muda, terjadinya masalah jantung lebih banyak disebabkan oleh kelainan jantung bawaan.
Baca Selengkapnya