Apa perbedaan mendasar dari demensia dan alzheimer?
Merdeka.com - Demensia dan Alzheimer mungkin adalah sebuah penyakit yang paling tidak diinginkan terjadi di masa tua seseorang. Meski demikian, tak banyak orang yang mengerti perbedaan keduanya. Padahal kedua kondisi tersebut seperti namanya, punya berbagai macam aspek yang berbeda.
Demensia adalah sebuah sindrom, atau sekumpulan gejala yang secara konsisten muncul bersama. Sebenarnya demensia bukanlah sebuah penyakit yang spesifik. Biasanya istilah demensia dipakai untuk mendeskripsikan beberapa gejala termasuk hilangnya memori, sulit berpikir, ketidak mampuan menyelesaikan masalah, atau bahkan permasalahan dalam berbahasa. Demensia disebabkan oleh rusaknya sel otak. Dikarenakan Alzheimer adalah penyakit yang menyerang otak, Alzheimer justru jadi salah satu penyebab demensia.
Dilansir dari Medical Daily, sebanyak 50 hingga 70 persen kasus demensia berawal dari Alzheimer. Meski demikian, banyak hal atau penyakit lain yang bisa menyebabkan demensia. Di antaranya Parkinson, atau Creutzfeldt-Jakob atau penyakit sapi gila.
-
Apa sebenarnya Alzheimer? Alzheimer adalah salah satu jenis demensia, yaitu gangguan otak yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif, seperti ingatan dan kemampuan berpikir.
-
Kenapa orang sering menganggap Alzheimer sama dengan demensia? Sering kali, Alzheimer dan demensia dianggap sama, namun sebenarnya keduanya memiliki klasifikasi yang berbeda.
-
Siapa yang memberi nama 'Alzheimer' pada penyakit ini? Namun, laporan Alzheimer hanya mendapat sedikit minat, meskipun mendapat tanggapan antusias dari Kraepelin, yang kemudian memasukkan nama 'Alzheimer' dalam edisi ke-3 teksnya Psychiatrie pada 15 Juli 1910.
-
Siapa saja yang bisa terkena Alzheimer? Meskipun penyakit ini memang umum terjadi pada individu berusia di atas 65 tahun, terdapat juga kasus Alzheimer dini yang menyerang orang-orang berusia antara 30 hingga 60 tahun.
-
Apa ciri stroke yang berbeda dengan penyakit lain? 'Kalau stroke itu (terjadi) suddenly, tiba-tiba sekali,' terang dokter Sigit Dewanto H., Sp.N, FINS, FINA dari RS Pondok Indah - Puri Indah Jakarta Rabu (25/10).Lebih lanjut, dia menyebut pengalamannya saat beberapa waktu lalu sedang mengobrol dengan seseorang. Pada saat tengah asyik berbincang, sang lawan bicara tiba-tiba mengalami pelo atau kesulitan bicara.
-
Apa yang terjadi di otak penderita Parkinson? Penyakit Parkinson adalah kondisi yang bersifat progresif, yang berarti gejalanya akan semakin parah seiring berjalannya waktu. Menurut dr. M. Agus Aulia, Sp.BS dari RSU Bunda Jakarta, penyebabnya adalah kerusakan pada bagian otak yang disebut substansia nigra, yang memiliki peran penting dalam produksi dopamin.
Biasanya masyarakat cukup salah kaprah dengan menyebut pikun sebagai demensia. Hal ini cukup sesat karena demensia jadi dianggap hanya sekedar penurunan fungsi otak karena penuaan.
Menurut The Alzheimer's Association, gejala dari demensia sangat luas dan termasuk dari beberapa aspek-aspek kecil, Seperti kehilangan kemampuan untuk fokus dan memperhatikan, kesulitan untuk menemukan sebab akibat dan berperilaku adil, serta persepsi visual yang kacau. Hal ini dikarenakan terdapat berbagai tipe kerusakan otak yang menyebabkan berbagai gejala muncul.
Bahkan, sebanyak kira-kira 10 persen dari orang yang mengalami demensia mengalami lebih dari satu jenis gejala dalam satu waktu. Hal ini merupakan sebuah gabungan yang umum dari penyakit alzheimer dan demensia pembuluh darah.
Sedangkan alzheimer sendiri adalah sebuah jenis spesifik dari demensia, di mana level protein di luar maupun di dalam sel otak tak mampu mempertahankan otak untuk cukup sehat dalam melakukan komunikasi antar saraf. Hal ini menyebabkan hilangnya koneksi dari sel saraf yang berujung matinya sel saraf dan rusaknya jaringan otak.
Perbedaan paling mendasar dari alzheimer dan demensia berada di satu aspek penting: ketika seseorang terdiagnosa mengalami demensia, mereka didiagnosis berdasarkan gejalanya saja, tanpa mengetahui apa yang menyebabkan gejala tersebut terjadi. Namun jika seseorang terdiagnosa terkena alzheimer, penyebabnya sudah pasti dapat diketahui. Alzheimer sudah pasti merupakan demensia, sementara demensia yang bisa jadi terjadi karena permasalahan nutrisi atau konsumsi obat-obatan, belum tentu memicu alzheimer.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terdapat berbagai mitos penyakit Alzheimer yang sering menyesatkan karena tak memiliki dasar penjelasan ilmiah.
Baca SelengkapnyaDemensia adalah istilah untuk sekelompok gejala yang memengaruhi memori, kemampuan berpikir, dan kemampuan sosial.
Baca SelengkapnyaPada sejumlah kasus penurunan kemampuan otak itu dimulai pada usia 30 tahun
Baca SelengkapnyaNama Alzheimer diberikan untuk menghormati Alois Alzheimer, yang telah mengidentifikasi salah satu kasus demensia.
Baca SelengkapnyaKenali penyakit yang dapat menyerang orang tua Anda saat lanjut usia. Mulai dari penyakit kardiovakular hingga kehilangan fungsi otak seperti hilang ingat.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kesadaran terhadap demensia merupakan hal penting untuk mengurangi stigma dan kemunculannya.
Baca SelengkapnyaLansia bisa menunjukkan tanda depresi yang berbeda dan perlu disadari dengan tepat.
Baca SelengkapnyaDemensia merupakan kondisi penurunan kemampuan berpikir dan ingatan seseorang yang umumnya terjadi pada lansia
Baca SelengkapnyaMeskipun tidak ada cara pasti, cara mencegah gangguan mental pada lansia dengan, mengelola stres, menjalani pengobatan secara rutin, & menjaga hubungan sosial.
Baca SelengkapnyaDemensia merupakan salah satu ancaman kesehatan yang bisa berisiko terjadi akibat gaya hidup tidak sehat.
Baca SelengkapnyaOtak memiliki peran dalam mengendalikan seluruh fungsi tubuh.
Baca SelengkapnyaTerdapat doa agar tidak lupa atau pikun dan amalan lainnya yang bisa dipraktikkan sehari-hari.
Baca Selengkapnya