Apa yang Bakal Terjadi Jika 'Tlusupan' Atau Serpihan Kayu Di Kulit Tak Dikeluarkan?
Merdeka.com - Masuknya potongan kayu kecil atau biasa disebut 'tlusupan' dalam bahasa Jawa merupakan hal yang sangat menyebalkan. Walau sangat kecil, hal ini bisa menimbulkan rasa sakit yang dalam dan menusuk.
Walau hanya kecil, membiarkan potongan kecil ini tetap di dalam tubuh bisa berakibat buruk. Dilansir dari Live Science, Ashley Jones dari The Ohio State University Wexner Medical Center menyebut bahwa tlusupan yang dibiarkan ini bisa berujung pada infeksi.
"Kulit merupakan pembatas fisik yang mencegah infeksi," ungkap Jones.
-
Apa yang terjadi jika acne patch terlalu lama di kulit? Penggunaan yang terlalu lama dapat membuat kulit di sekitar jerawat menjadi lebih meradang. Kulit yang tertutup terlalu lama tidak dapat bernapas dengan baik, dan hal ini dapat memperburuk kondisi peradangan.
-
Mengapa luka kronis berbahaya? Selain mengganggu kenyamanan pasien, luka kronis juga memiliki dampak yang signifikan terhadap sistem kesehatan nasional, terutama jika mengarah pada amputasi.
-
Kenapa infeksi bisa jadi komplikasi? Infeksi bisa terjadi setelah operasi, akibat dari rendahnya jumlah sel darah putih karena kemoterapi, atau karena gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
-
Bagaimana sedot lemak pipi bisa menyebabkan infeksi? Infeksi: Setelah prosedur sedot lemak, terdapat risiko infeksi pada area yang dioperasi. Infeksi dapat terjadi jika bakteri masuk ke dalam luka yang belum sembuh, terutama jika perawatan pasca operasi tidak dilakukan dengan benar.
-
Mengapa droplet berbahaya? Droplet dapat mengandung berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit.
-
Apa yang terjadi pada tubuh saat pembusukan? Selama tahap pembengkakan ini, kulit dapat mengelupas dan terbentuk lepuhan serta terjadi marbling, yaitu ketika pembuluh darah berwarna hijau kehitaman terlihat melalui kulit dalam waktu sekitar 24 hingga 48 jam setelah kematian.
Hal ini membuat potongan kecil yang masuk ke dalam kulit ini membuat bakteri menjadi lebih mudah masuk ke dalam tubuh. Bahkan bakteri ini mungkin sudah berada di dalam potongan kayu tersebut dan masuk ke dalam aliran darah.
Infeksi seperti ini biasanya disebabkan oleh bakteri tetanus. Ketika bakteri ini masuk ke dalam tubuh orang yang belum mendapat vaksin, maka dapat memunculkan racun yang menyerang sistem saraf.
"Saya sarankan agar jangan biarkan serpihan ini tidak dibiarkan begitu saja," ungkap Jones.
Kamu bisa mengeluarkan serpihan ini sendiri baik dengan tangan atau menggunakan alat bantu. Namun jika kesulitan, kamu juga bisa meminta bantuan tenaga medis untuk melakukannya.
Jika serpihan ini tidak dikeluarkan, tubuh memang tak bakal menyerap atau mencerna serpihan tersebut. Alih-alih, tubuh disebut bakal mendorong serpihan itu keluar.
Serpihan ini mungkin menyebabkan reaksi peradangan yang mungkin dapat menyebabkan bengkak dan kemerahan di area tersebut. Lebih lanjut, mungkin keluar nanah untuk mengeluarkan serpihan ini.
Ketika peradangan terjadi selama beberapa hari atau minggu, bagian ini mungkin bisa tumbuh menjadi benjolan permanen atau kadang disebut granuloma. Hal ini merupakan benjolan pelindung sel imun yang melindungi tubuh dari objek asing.
Terkadang, tubuh bisa mengeluarkan serpihan ini secara alami dari kulit tanpa menimbulkan respons peradangan. Namun pada kondisi lain, serpihan ini bisa berada di dalam tubuh selamanya.
Walau pada banyak kasus hal ini tidak berbahaya, namun sebaiknya kamu tetap perhatikan hal ini. Pada orang tua dan anak-anak, jika mengalami hal ini maka segera periksakan diri ke dokter.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemasangan APK di pepohonan berpotensi merusak lingkungan hidup. Terlebih apabila pemasangan dilakukan menggunakan paku.
Baca SelengkapnyaLalu bagaimana dengan meminta anak meminum air putih?
Baca SelengkapnyaMemencet jerawat merupakan hal yang haram dilakukan karena bisa menimbulkan berbagai masalah kulit.
Baca SelengkapnyaWalau tampak tak berbahaya, menahan bersin ternyata bisa menimbulkan dampak yang tak main-main bagi tubuh.
Baca SelengkapnyaUntuk proses pemulihan, orang dewasa dibutuhkan waktu sekitar 3 minggu dan anak-anak selama 2 minggu.
Baca Selengkapnya